Black Order Headquarters
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


An Indonesian D.Gray-Man original character (OC) roleplay forum. Set in an alternate 1880s.
 
HomeSearchLatest imagesRegister[CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_mini_registerLog in
Time

Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880

[CENTRAL] musim dingin, bersalju dan hawa menusuk

[ASIA] musim dingin, sejuk namun kering

[AMERICA] musim dingin, badai salju di akhir bulan

[AFRICA] musim dingin, sedikit salju di awal bulan

Acara mendatang:

- Valentine Grand Ball

(Kontak staf jika memiliki ide)

Shoutbox

ShoutMix chat widget
Affiliates

ClampFactory Al'loggio

code-geass

tenipuri-indo

Saint-Sanctuary

Neverworld

Aria Academy High School Fighter Role Play Forum

Don't be shy, affiliate with us!
 
Latest topics
» Free Talk
[CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitimeby Ravel Kohler 21st December 2015, 17:50

» [AMERICA] Unusual Training
[CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitimeby Keith Warringstate 21st June 2011, 23:10

» English Free Talk
[CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitimeby Wilhelm U. Smith 19th February 2011, 21:17

» [Central] The History Might Have Recorded Us
[CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitimeby Fuchsia Scarlet 13th February 2011, 12:21

» [CENTRAL] Looking Around
[CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitimeby Lumiere A. Etoile 6th February 2011, 20:13


 

 [CENTRAL] Sweet Panic Room

Go down 
5 posters
Go to page : 1, 2  Next
AuthorMessage
Lioret I. Shirogane

Lioret I. Shirogane


Posts : 89

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 18 y.o.

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime1st December 2009, 22:51

((OOC: Open for All, widely open desu~8D
- Timeline: setelah semua RP lah pokoknya Neutral 30 Januari kali ya~=w=. 8 pagi, cerah.
- Silahkan kalo mau rusuh, asal jangan hancurin ruangannya, kesian penghuninya ' 'a *plak*
- KACANGIN JUDULNYA! KACANGIIN! DD8 *digetok yang bikin*

EDIT TO ADD: closed for now. Akan kembali di open setelah ada pemberitahuan. Terima kasih :3] ))




Astaga kue. Astaga coklat. Astaga roti. Astaga permen.

Untung tidak ada udang, haha. Lio, dengan mata menyipit seakan tidak percaya apa yang dijejalkan dalam kardus besar di depan kamarnya. Mengangkat kardus besar yang beratnya bukan main itu ke dalam kamarnya dan meletakannya di lantai begitu saja. Berkali-kali ia membolak balik secarik kertas yang diselipkan di dalamnya, dengan sebuah tulisan tangan dalam bahasa ...Ceko... yang jujur saja tidak ia mengerti. Ujung-ujungnya ia hanya mengenali satu kata yang bahkan tidak terbaca dengan jelas. Sedikit banyak ia sangsi, mungkin ini kiriman ‘kenalan’nya saat ia mengunjungi negara itu dalam misinya beberapa tahun lalu. Beberapa tahun? Masih ingat ya mereka?

Pertanyaan pertama, bagaimana ia akan menghabiskan semua benda manis ini? Pertanyaan kedua, DENGAN SIAPA? Maaf, Lio masih waras, untuk tidak menelan semuanya seperti bekicot.

Jadi, tanpa pertimbangan lain lagi, ia membawa paket mengerikan itu ke kamar sesama rekan Disciple-nya, Shion. Tidak jauh dari tempatnya, seharusnya tidak ada masalah baginya dengan paket yang berat itu.

‘Tok! Tok! Tok!’ suara pintu diketuk. Ia berdiri dengan kardus di depan dada, memperlihatkan berbagai bungkus kue, permen, yang mungkin akan membuat gadis pirang itu mundur beberapa langkah—masalah berat badan, ingat?


Last edited by Lioret I. Shirogane on 3rd December 2009, 22:23; edited 3 times in total
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime1st December 2009, 22:57

Ah oke jadi siapa itu yang mengetuk pintu kamarnya?

Allegra, gadis berusia 20 tahun dengan iris warna langit itu berjengit dari kasurnya dengan sorot yang melebar ke arah pintu kayu—yang untungnya tidak sedang rusak.Gadis keturunan Eropa Timur itu duduk sejenak di pinggir kasurnya sebelum ia benar-benar berhasil mengangkat pinggulnya, berjalan mendekati pintu itu. Dan tampaknya bukan Shion—yang sekarang sedang berada entah di mana—karena Shion pastilah tak akan repot-repot menunggu Allegra membukakan pintu ke kamar yang mereka tempati berdua kan?

Dengan suara 'cekrek' pelan kenop pintu tersebut berputar dan memperlihatkan sesosok remaja pria yang berdiri sambil membawa kardus yang tampaknya cukup berat, dan untungnya tidak tertutup jadi tanpa gerakan mengintip pun Allegra yang masih memakai baju seragam exorcist lengkap dengan syal bulu sebagai trademarknya—kali ini bulu Mink yang sudah dicelup warna ungu—bisa tau apa yang dibawa sosok pemuda yang tak asing itu.

Permen.

Gula-gula!

Iris matanya melebar cerah saat melihat bawaan sang pemuda—bukan pemudanya—dan menyadari tulisan dalam bahasa yang akrab untuk dirinya. Tanpa banyak pikir—karena dia memang tak suka berpikir panjang-panjang—gadis berambut pirang sebahu itu berkata riang pada sosok pemuda yang sedikit lebih tinggi di depannya.

“Wow~ Ini untukku ya?”, ujarnya sambil mendekat lincah. Bola matanya berbinar, lengkap dengan sebuah senyuman lebar.


Last edited by A. Růžena Mlynarikova on 3rd December 2009, 06:20; edited 1 time in total
Back to top Go down
Lioret I. Shirogane

Lioret I. Shirogane


Posts : 89

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 18 y.o.

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime2nd December 2009, 20:51

Pintu kayu di depannya terbuka, menampilkan sesosok gadis pirang dengan iris biru langit yang cantik—matanya, maksudnya—di depannya. Seragam Exorcist panjangnya membentuk tubuhnya dengan cukup jelas dan menonjolkan postur tubuhnya yang tinggi. Sedikit perhatiannya teralih kepada syal bulu yang membungkus leher gadis itu sedemikian rupa. Sebuah pandangan heran karena ia belum pernah melihat Exorcist dengan syal bulu di markas Eropa ini, kecuali gadis itu—Allegra—yang ia kenali sebagai teman sekamar Shion.

Kembali ia tersenyum canggung atas respon gadis yang matanya melebar itu. Apa yang salah dengan barang yang dibawanya? Memangnya ia membawa tarantula dari Amazon yang akan mendiamkan anak kecil yang menangis?

Tapi sebuah kalimat pendek yang diucapkan dengan nada riang—sangat riang kedengarannya—menendang pikiran negatif tadi. Pecinta manis toh. “Aku justru sedang mencari orang rakus yang akan menghabiskan ini,” balasnya lancar.

“Kau mau, Allegra?” namanya Allegra kan?
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 06:56

“Aku justru sedang mencari orang rakus yang akan menghabiskan ini,”

Mendengar kalimat itu terlontar dari bibir pemuda itu tentu saja Allegra langsung melancarkan bantahan, “Idih! Enak saja, aku memang suka gula-gula tapi aku tidak rakus kok..huhh,” ucapnya sambil menatap wajah Lioret , berkacak pinggang, bibirnya sendiri manyun dengan pipi kemerahan yang membulat. Sebal.

“Kau mau, Allegra?”

“Pastilah aku mau,”
Bibir mungilnya membentuk senyum simpul begitu mendengar tawaran tersebut—dan tampaknya sudah melupakan apa yang dikatakan Lioret. Telapak tangan tertempel di pintu kamar dan melakukan gerakan mendorong perlahan. Memperlihatkan visualisasi kamarnya—dan Shion—yang tertata cukup rapi. Dua single-bed di sisi kanan-kiri kamar, salah satunya tentu adalah milik Allegra dan jika Lioret bisa mengenali gadis itu seharusnya remaja pria itu juga bisa mengidentifikasikan mana kasur yang biasa ditiduri oleh gadis Ceko itu.

Dua kata kunci; bulu hewan.

Allegra mulai memasuki kamar, pintu sekarang terbuka lebar. Ia menoleh pada Lioret, “Ah hei masuklah… umm..” dan baru saja ia sadar kalau walaupun ia mengenali sosok pemuda tanggung itu sebagai sesama disciple dari General Kohler—laiknya Shion—namun ia hanya sekelebat saja mendengar nama yang seharusnya adalah nama pemuda itu. Dahinya mengerut, mencoba mengingat namanya…

“Ahh… errr… Vi--violet?,” Tersenyum lebar, walaupun jelas-jelas tidak yakin. Yah walaupun namanya bukan itu juga Allegra tidak terlalu masalah kok.
Back to top Go down
Lioret I. Shirogane

Lioret I. Shirogane


Posts : 89

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 18 y.o.

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 13:28

"Kelihatannya rakus, tuh," frasa yang terlontar secara otomatis dari mulutnya. Harusnya seorang gadis akan marah jika kapasitas perutnya disinggung, atau minimal sebal seperti gadis didepannya.

Pintu kamar terbuka lebar di depannya memantulkan bayangan kamar yang cukup rapi pada obsidiannya. Otomatis ia juga menangkap berbagai bulu di dalam. Entah sebagai apa dan untuk apa. Pastilah milik Allegra karena ia tidak pernah melihat Shion dengan benda berbulu.

Sang "nona kamar" mempersilahkannya masuk. Berbagai kalimat berterbangan dalam kepalanya. Tidak apa apakah ia--ke dalam kamar wanita? Intinya ia tidak berniat berpikir dua kali, toh ia sudah ditawarkan, kan?

"Lioret. Darimana juga nama Violet itu?" balasnya, kedua alisnya membentuk sebuah garis lurus sebagai tanda heran. Sementara ia masuk dan meletakan kardus berat itu ke tengah ruangan, kembali pemuda itu menoleh, "namamu betul Allegra, kan?"

Pertanyaan tidak bermutu. Padahal tangan kanannya tampak mengayunkan sebungkus permen mint di wajah gadis itu.
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 16:00

Bungkusan permen dan segala macam cemilan manis di dalam kardus sudah mendarat dengan sempurna di lantai kamar. Tentu saja gadis berambut pirang sebahu itu mendekatinya—sambil bersenandung kecil.

Jangan khawatikan fakta bahwa dua orang dengan jenis kromosom yang berbeda itu berduaan di satu kamar, lihatlah, pintu kamar itu masih terbuka lebar kok. Begini-begini Allegra cukup mengerti kok tentang aturan pergaulan pria-wanita remeh macam begitu.

"Lioret. Darimana juga nama Violet itu?"

“Lio—lioret…. Oke aku ingat sekarang.” Allegra tersenyum kecil sambil melirik wajah Lioret sesekali—dan banyak kali ke arah bungkusan yang ada di bawah mereka.

"namamu betul Allegra, kan?"

“Ah ya memang, mana mungkin kan aku lupa dengan—“ kalimatnya terputus, bagian gelap dari manik birunya mengikuti permen yang berayun di depan wajahnya. Senyuman melebar, jemarinya mengambil permen mint itu dengan perlahan, membuka bungkusnya dan memasukkan butiran itu ke bibir mungilnya sebelum melanjutkan kalimatnya.

“—namaku… Hha”

Allegra membungkuk, ia membuka kotak kardus itu lebar-lebar dan matanya semakin bersinar saat ia mendapatkan berbagai macam permen di dalam sana. “Wow, hey liat ini !” tangan gadis itu merogoh-rogoh ke dalam—sebagian isinya sudah berada di luar—dan berhenti sesaat kemudian dengan sebuah permen coklat di genggaman tangannya.

“Kau tau coklat ini? Coklat Swiss yang enak sekali~” gadis Ceko itu berdiri perlahan sambil menunjukkan permen yang dibungkus rapi. Dengan gerakan tangan yang cepat ia melepas bungkusnya—yang tampak begitu eksklusif—dan memperlihatkan bundaran coklat itu pada Lio . “Coba saja... Nih, buka mulutmu~” sebuah senyuman manis terulas di wajahnya yang kemerahan, coklat di ujung jemari bergoyang di wajah Lioret, siap mengirimkannya kapan saja ke asupan pemuda itu.

Jangan terlalu banyak berspekulasi deh, Allegra benar-benar tak memiliki niatan aneh.. dan dia memang begitu kan. Gadis yang easy-going dan jarang berpikir panjang.

Namun satu hal; dia sangat tidak suka ditolak.

Sangat.


Last edited by A. Růžena Mlynarikova on 3rd December 2009, 18:59; edited 3 times in total
Back to top Go down
Lioret I. Shirogane

Lioret I. Shirogane


Posts : 89

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 18 y.o.

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 16:44

Wah ada perempuan cerewet. Maksudnya lebih cerewet dari perempuan lain yang ia temui, sekalipun Lio menyukai nada bicara riang yang selalu menyertai perkataan beruntun gadis itu. Perasaannya saja atau ia memang tidak sadar bahwa semua, nyaris semua, perempuan memang seperti itu?

"Ah, coklat Swiss," gumamnya, tersenyum lebar. Sepanjang pengetahuannya tentang coklat, katanya sih ya, coklat Swiss itu yang paling enak. Buh. Jangan tanya-tanya coklat dengannya, paling cuma dijawab dengan, "enak ya?"

Manusia berlidah tumpul yang lebih suka kue tart coklat daripada coklatnya. Ha. Ia tidak membiarkan dirinya disuapi orang lain. Memangnya dia balita yang belum bisa menggenggam sendok dengan benar?

Tapi dengan perkataan yang baru ia ucapkan dengan nada ingin tahu, sadarkah pemuda pencinta asin ini bahwa mulutnya terbuka?
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 20:44

"enak ya?"

Hap!

Sebuah butiran coklat meluncur ke dalam mulut pemuda Prancis itu dengan mulus, ujung jari Allegra mengantarkan bingkisan manis itu. Tersenyum seperti biasa, dengan kedua telapak tangan memegang pinggulnya.

“Enak kan?,” ucapnya dengan nada ringan.

Allegra kembali menatap bungkusan coklat yang masih utuh di genggamannya. “Kau tahu? Rasanya kita berdua tak bisa menghabiskan semua ini sendirian…”

Siapa tadi yang mengatainya rakus, ha!




MAAAP SINGKAAAAT ||OTL

Status : Open for all!

Silahkan rep =33
Back to top Go down
Shion R. Herleifursdóttir

Shion R. Herleifursdóttir


Posts : 85
Umur : 28

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 16 y/o

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 21:20

"Allegra?"

Mengerlingkan aquamarinenya ke seluruh ruangan yang merupakan kamarnya sekarang dengan seorang gadis berpangkat sama dengannya. Lebih tua empat tahun, namun hal tersebut tak membuatnya membatasi pergerakan miliknya untuk bersikap lebih sopan hanya karena dia lebih tua. Aih, tidak bertata krama katamu? Yang benar saja, Gelvane kennari bukan seorang yang tidak bertanggung jawab hingga membuat Shion tumbuh menjadi gadis yang tak baik. Setidaknya untuk bagian yang umum, hal lain seperti sifat hanya diri sendirilah yang menentukan kan?

Masuk ke dalam, ia belum menemukan sosok teman sekamarnya, mungkin sedang pergi? Ya sudah. Lebih baik sekarang ia berbuat apa? Melanjutkan bahan bacaan yang belum sempat diselesaikannya waktu itu tidak buruk juga. Sedikit menilik bagian tempat peraduan Allegra, nampak sangat berbeda dengan segala bulu-bulu tersebut. Ia tidak terlalu menyukai bahan seperti itu sebenarnya, membuatnya seakan selalu bersin dan bersin, dan ia membenci hal itu, jadi terkadang tanpa teman sekamarnya sadari, Shion sedikit membuat sekat pembatas tak terlalu terlihat dengan segala macam buku-buku yang dikoleksinya.

Nampak sedikit mengganggu jalan, tapi tak apa jika masih ada kemungkinan untuk lewat kan? Ah, bosan sekali rasanya, berendam air panas saja, dapat membunuh waktu yang ada sekaligus menunggu kedatangan teman sekamar yang sedikit terpaut urusan dengannya perihal bulu-bulu yang makin menjalar ke arah bagian wilayahnya sendiri. Melenggangkan kakinya perlahan masuk ke kamar mandi setelah meninggalkan seragam exorcist miliknya di bagian ujung tumpukab buku tersebut, menguncinya dan mulai melakukan kegiatan berendam air hangat tersebut.

Mendengar suara pintu masuk, mungkin Allegra sudah datang, ah biarkan saja, ia sedang menikmati hal ini. Berpikir kembali untuk meneruskan kegiatan miliknya. Hu-uh, ia tidak suka mandi dengan kelopak bunga di sekitarnya, cukup dengan cairan mandi ini saja, tidak terlalu menyolok seperti bunga-bunga nista itu. Masih asyik dengan kegiatannya sendiri ketika mendengar bunyi ketukan di pintu, siapa sih? Ah biarkan saja ada Allegra ini.

Tapi suara itu... ah mungkin hanya fantasinya saja. Cih, kenapa akhir-akhir ini orang tersebut selalu muncul di pikirannya? Padahal ia yang menyebabkan bagian tubuh depannya ini, dada, sedikit meninggalkan jejak kecil berupa luka yang sempat hampir merenggut nyawanya ketika itu, terutama setelah kejadian yang kembali merenggut emosinya itu lagi. Hampir saja lukanya terinfeksi dengan sukses apabila bukan karena seseorang yang mengobati lukanya setelah ketidaksadaran ia selama beberapa hari.

Membuatnya melupakan sebagian kejadian yang terjadi. Untunglah, sepertinya bukan kenangan bagus juga.

Menyelesaikan kegiatannya saat ini dan mulai berpakaian. Saat ini ia sedang tidak ada tugas dan kemungkinan besar akan mendekam terus di kamarnya hingga esok hari jika tidak ada apapun tentunya, jadi ia tidak perlu mengenakan seragam formal itu kan? Mengambil mantel rajutnya yang berwarna beige serta mengenakan celana pendek berwarna hitam. Huh, dingin, ia pun memakai kaus kaki hitam sepahanya dan keluar sampai ketika melihat kedua sosok di kamarnya, sedang saling bersuapan layaknya pasangan bermesraan.

"....."

Terdiam.

Lio eh? Dan menatap kardus besar yang berisi makanan. Hu-uh dia tidak peduli, terserah mereka mau ngapain walau dunia serasa milik mereka berdua sekalipun. Melenggangkan kakinya dengan sedikit penekanan, bau harum setelah mandi nampak terpancar terutama dari tirai pirangnya, mengambil buku yang hendak ia baca tadi dan mulai membolak-balik halaman per halaman yang entah kenapa dengan rasa kesal, aneh padahal biasa saja kan mereka mau saling suapan seperti apapun, terserah mereka. Membuat posisi tengkurap dengan buku tersebut di muka bantalnya, kaki ia tekuk, terkadang sedikit bergerak sekadar mengatasi rasa bosannya.

Nampak tidak tenang, sesekali melirik dua intetitas yang menyebalkan itu.

Shion dicuekin huh?




OOC: Datang atas panggilan my mom *plak!*. Celana yang dipakai Shion btw model hot pants lho ya, dan posisi tidurnya.. bayangkan saja putri duyung santai ala tengkurap *shoot*. Kalau salah kasih tahu saja.
Back to top Go down
Glaucio Marino

Glaucio Marino


Posts : 88
Pemilik : *nbla
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 21:23

Pagi yang cerah--semuanya? Mataharinya berinar. Awannya putih bergerak tak terbatas. Anginnya sejuk, sepoi--dan burung-burung yang berkicau, semuanya... Dia tidak menyukai apa yang baru saja dideskripsikannya, sungguh. memang apa pengaruh semuanya pada dirinya sendiri? Glaucio Marino, 21 tahun kurang lebihnya. Dan jika cuaca cerah bisa membuat suasana hati siapapun menjadi ikut cerah, sayang sekali... Tidak berlaku pada dirinya.

Masih pagi sekali, kelihatannya--mungkin masih dini hari, atau entah kapan. atau mungkin juga sudah siang. Bergadang setelah mendadak insomnia semalam suntuk memang bisa membuatnya mendadak buta hari tanggal serta waktu. Yang jelas saat ini ia sendiri masih mengantuk. Masih dengan dandanan semrawut, tanpa seragam yang tergantikan oleh sepasang pakaian non formal juga tanpa rambut yang tersisir rapi. Malasnya, ungg. Lalu tujuannya saat ini meninggalkan kamar adalah dapur, mencari barangkali jika memang ada segelas kopi--atau teh.

Tanpa gula.

Bagus, tenggorokannya terasa sepat sekali. Mendesah sedikit, menggaruk bagian kepala. Sampai mencium samar bau makanan dari satu sudut. dapurnya masih jauh, ia tahu--dan ini juga masih lingkungan kamar para staff dan orang-orang Black Order lainnya. Mengharapkan apa?

Lalu suara ribut-ribut di sebelah sana, suara gadis yang kedengaran begitu familiar... Tidak, tidak mungkin ia lupa--"Selamat pagi--Shirogane, maaf sudah ikut menyusup seenaknya." Sapaan sok formal, basa-basi belaka. "...Allegra." Satu orang lagi, wanita yang ia sendiri lupa namanya--Glaucio memang bukan orang yang pandai bergaul dan menghapal seluruh ratusan nama orang yang ada di sini--yang hanya memperhatikan keadaan dengan ekspresi datar. Serupa dengan yang dimiliki si pria itu sekarng... Meskipun melihat Allegra menyuapi laki-laki lain membuatnya merasa... Err, sesuatu yang tak terdefinisikan.

Absurd.

Dan sniff, sniff--ia kenal aroma apa ini. Cocoa. dengan campuran susu. Banyak gula. Cokelat, import. ...Pantas rasanya mual, serius.
Back to top Go down
Lioret I. Shirogane

Lioret I. Shirogane


Posts : 89

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 18 y.o.

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd December 2009, 22:22

Asin kebalikan dari manis, manis kebalikan dari asin, pahit kebalikan dari manis juga, lalu asam apa? Yang diketahui pemuda itu hanya definisi rasa asam yang membuat lidah orang serasa dilipat dengan sepatu kuda. Pertanyaan pertama, di dunia ini, apa ada coklat yang rasanya asam? Mungkin ada, mungkin tidak. Dan dia bersyukur—sangat—benda bulat manis yang melompat begitu saja ke dalam mulutnya tidak berasa asam. Manis malah, sangat. Dengan sedikit rasa susu yang dicampurkan dengan sangat rata, bahkan meleleh saat ia mengisapnya. Ini coklat Swiss? Yang ia tahu hanya coklat panas—coklat yang dilelehkan lalu dikasih susu apalah itu—dengan beberapa gelas wine yang sering ia minum saat kecil. Ah ya, wine. Sayang di sini tidak ada wine.

“E...” Obsidian-nya berbinar setelah beberapa saat menghisap benda manis itu. Tidak sanggup berkata atau berkomentar apapun sehingga ia hanya menggunakan kilau-berbinar-pada-matanya yang menyampaikan pesan ‘mau lagi dong’. “He-eh,” balasnya, kembali mengorek-ngorek kardus di depannya, siapa tahu ada coklat lagi—dan ternyata memang banyak. “Aku sih jelas tidak bisa. Tapi kau kan kelihatan rakus,” sambungnya masih dengan mata terpaku pada kardus.

Wah. Dapat. Dua bungkus coklat, keduanya batang. Tertulis pada bungkusnya, keduanya berasal dari Belanda tapi dengan merek dan rasa yang berbeda. Kembali tangannya menimbang-nimbang kedua batang coklat itu dengan pemikiran ‘pasti rasanya berbeda.’ Sebuah proposisi yang masih perlu dipertanyakan. “Hei, lebih enak yang mana?” tanyanya, menjulurkan kedua coklat pada Allegra yang tampaknya memang ahli.

Coklat, berhasil membuat respon kagetnya berkurang. Penghuni kamar yang satu lagi—Shion—keluar dari kamar mandi dan tampak sekali baru saja berpakaian. Rambut pirang panjang kebanggaannya kini tampak lebih pendek, tapi menurutnya begitu lebih manis. Sekilas indera penciumannya menangkap bau sabun yang masih segar, lewat begitu saja. Begitu saja. Lewat begitu saja...

Syok, rasanya agak terpukul mendapati sikap dingin gadis itu. Tidak menyapa, tidak melirik, mungkin sedikit tapi hanya sekilas saja, dan dengan tidak acuh malah membaca buku tanpa berbicara sama sekali.

Oke, Lio bisa mengerti kalau gadis itu marah dan menyimpan—ehem—dendam padanya setelah pertarungan beberapa minggu lalu. ‘Tapi ga usah kayak gitu gek napa!’ batinnya kasar dalam hati. Lio melepaskan kedua coklat tadi, meletakannya di ranjang yang kosong—yang penuh bulu binatang—dengan cepat mengambil sebuah bantal—bantal bulu, jelas—dan melemparkannya ke gadis-cuek-cepet-marah di seberang ruangan.

“Jangan marah kalau permennya kuhabiskan loh,” seringai lebar tampak jelas di wajahnya, disusul dengan sebungkus kue—kue vanilla—yang dilemparkan ke arah Shion.

Sebuah sapaan formal, memanggilnya dengan nama belakangs eolah ia akan menggigitnya jika nama depannya disebut begitu saja. Seseorang yang sepanjang memorinya ia kenali sebagai Disciple dari General Karlsen, entah tertarik dengan bau manis atau dengan pintu kamar yang terbuka lebar, “Oh, halo, Glau,” sok akrab? Peduli amat.

“Mau permen?” senyum dagang, senyum memaksa, senyum membujuk. Tampaknya semuanya tercampur.
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime4th December 2009, 12:22

Selagi dia sibuk memperhatikan aneka ragam cemilan itu suara dari kamar mandi mengalihkan perhatiannya. Eh Shion ternyata, ya ampun dari tadi gadis mungil itu di kamar mandi dan ia tak menyadarinya? Aduh duh.

Kemana sih pikiranmu Allegra?

Tentu saja ke cemilan yang barusan datang itu.

Entah kenapa tampaknya Shion terlihat kesal saat melihat pemuda yang ada bersamanya itu—atau dengan dirinya?. Entahlah rasanya Allegra tidak berbuat apapun kok, dan koleksi bulu-bulu itu, memang sedikit hampir mencapai barier dari buku-buku yang di tumpuk Shion tapi cuma sedikit saja kok, sumpah deh, sedikit!.

Namun tetap saja Allegra—dengan bungkus coklat yang masih ada di pelukan—mencoba mendekatinya, perlahan-lahan namun suara seorang pria lain sontak menghentikan langkahnya.

"...Allegra."


“Waw Glau,” ia menoleh pada pria yang sepantaran dengannya itu, mendekatinya—setelah memastikan bahwa Lio tampaknya akan berbicara pada Shion—dan berkata riang. “Aku tak menyangka bisa melihatmu sepagi ini,” manik biru gadis Ceko itu melihat sang pria Italia, yang jujur saja masih terlihat berantakan dan sedikit… bermuka masam?

Dan rasa-rasanya sikap pria itu sedikit berbeda setelah kejadian kecil beberapa waktu silam. Umm, Allegra ingat kok apa yang terjadi waktu itu namun ia tidak ingin terlalu memperbesar masalah.

Rasa-rasanya barusan Lioret memanggilnya kan, oh ya coklat. Allegra melirik coklat yang digenggam Lioret—yang sekarang mengambil koleksi bantalnya—iris biru langitnya mengira-ngira jenis coklat yang dipertanyakan pemuda Prancis itu sambil berjalan pelan.

“Semuanya enak kok… hanya saja yang ini kandungan coklatnya lebih banyak, 70%, sedikit pahit sih…” dahi gadis bermahkota pirang itu sedikit mengerut. Mengambil dark choco dan kembali mendekati Glaucio, sebuah senyuman dari parasnya. Sentilan pelan pada kerutan kecil yang senantiasa tertempel di wajah sang pemuda serta menyerahkan coklat pada genggaman rekan disciplenya.“Namun sepertinya cocok untukmu yang tak terlalu menyukai makanan manis Glau~”

Dan apakah Alegra sadar kalau sikapnya pada Glau juga sedikit berbeda?

Kembali menoleh pada teman sekamarnya, “Shion, tenang saja~ cemilan masih banyak kok kau pasti kebagian.. mana mungkin kan aku lupa padamu.”

Senyuman lebar nan ramah, ah, tampaknya disciple si general kulit badak itu telah mengambil kesimpulan yang salah.


Last edited by A. Růžena Mlynarikova on 4th December 2009, 14:20; edited 1 time in total
Back to top Go down
Gabrielle van Rijn

Gabrielle van Rijn


Posts : 115
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Eropa
Umur: 18

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime4th December 2009, 13:43

Akhir Januari sudah dekat, walaupun tentu masih sekitar sebulan lagi musim dingin berganti menjadi musim semi yang hangat. Mengenakan sebuah syal berwarna biru muda pemberian seorang pria di waktu natal, Gabrielle van Rijn berjalan tenang dan santai menuju sebuah kamar tak jauh dari kamarnya. Kamar tempat salah satu teman barunya berada, siapa lagi kalau bukan Shion. Entah mengapa, Gabrielle ingin mengunjungi kamarnya. Toh, Shion sudah datang ke kamarnya kemarin-kemarin, Gabrielle juga cukup penasaran dengan kamar Shion sendiri. Di tangannya terdapat beberapa bungkusan yang dihias pita berwarna putih. Apa lagi sih, yang akan Gaby bawa selain cokelat buatannya sendiri?

Karena jaraknya juga tak terlalu jauh, pintu kamar Shion sudah terlihat oleh manik biru milik gadis asal belanda itu. Pintunya terbuka cukup lebar. Mungkin sedang ada tamu di dalamnya. Hmm, kalau Shion sedang sibuk, Gabrielle akan menyerahkan cokelatnya saja lalu pergi ke infirmari tempatnya bekerja.

Gaby sedikit mengintip ke kamar itu. "Pe-permisi, Shion?" ucapnya agak ragu karena takut mengganggu. Di dalamnya terlihat juga beberapa orang...kalau tidak salah Lioret, Allegra, dan...

"Glau?" tanyanya perlahan pada sosok yang memberikan syal biru yang dilingkarkan di lehernya. Sontak wajahnya jadi agak memerah, ia sedikit terkejut dan malu Glaucio ada di dalamnya juga. E-eh, kenapa harus malu?
Back to top Go down
Shion R. Herleifursdóttir

Shion R. Herleifursdóttir


Posts : 85
Umur : 28

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 16 y/o

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime4th December 2009, 17:03

He? Buat apa dia kesal hanya karena berbagai macam makanan manis yang bisa membuat berat badannya naik seketika itu coba? Sedikit mengerlingkan aquamarine miliknya pada teman sekamarnya, tersirat sebuah perasaan sedikit kesal atas keterlambatan berpikir yang bisa mengubah haluan pikirannya menjadi alasan Shion marah adalah karena kue, coklat, dan permen manis itu. Sejak kapan pula ia harus kesal hanya karena tidak dibagi makanan? Kembali kepada bukunya, ia sendiri juga dilanda rasa bingung mengapa bisa tiba-tiba menjadi kesal seperti ini. Apakah benar kata Allegra bahwa dia takut tak dibagi jatah miliknya?

Peduli amat pada hal tersebut.

Silakan kalau mau bermesraan, anggap saja Shion tidak ada. Merusak suasana orang yang sedang mempunyai mood untuk mendapatkan hiburan saja. Kembali pada teks tulisan buku yang sedang ia baca ketika sebuah bantal bulu meluncur ke arahnya. Menimbulkan dorongan mundur pada tubuhnya dan sekali lagi, seperti yang dikatannya tadi, ia kembali bersin dengan suksesnya sebagai reaksi karena unsur bulu-bulu lebat tersebut.

"Hatschi! Aish.. apa yang kau lakukan Lio jelek?!"

Yang ini juga sama saja, memangnya kenapa kalau makanan-makanan manis itu dihabiskan? Sebodo. Mendapatkan sebuah kue, vanilla mungkin dengan respon sabit lebar menyebalkan terpatri di wajah sang pemuda, membuatnya bertambah kesal. Ia pun mengambil kembali bantal bulu yang pastinya bukan miliknya, Allegra, dan menegakkan tubuhnya, melakukan gerakan peringanan tubuh ke arah tempat tidur di seberangnya, mendaratkan bantal bulu tersebut persis di atas wajah yang pertama kali mencari masalah dengannya.

"Huh, makan saja ini, Lio yang menyebalkan!"

Masih mendesak penuh bantal bulu itu ke wajah sesama rekan disciple dengan general yang sama ketika sesosok pemuda datang lagi ke kamar miliknya dan Allegra. Siapa ya? Pernah melihatnya tapi lupa namanya. Glau. Ah ya, baru saja teringat nama exorcist berjabatan sama dengan semua exorcist yang ada disitu berkat penyebutan nama yang Allegra sebutkan. Tersedot kemari karena bau manis ini juga eh? Yak, ada lagi satu orang yang mempunyai daya tampung makanan banyak dalam dirinya, rakus.

Sebal, sebal , sebal!

Melirik kardus makanan manis tersebut. Tidak, ia bukan tipe orang yang ketika dalam mood kesal ataupun sedih langsung mengambil coklat dalam jumlah tak sedikit tentunya dan memasukkan semuanya sekaligus dalam mulut. Tapi ia juga tak mau dikatakan dengan alasan nanti juga kebagian kok dan mengambil satu kue vanilla yang dilemparkan Lio padanya tadi, langsung melahapnya dengan kesal, tubuh dibalikkan sekarang untuk membelakangi Lio.

Nah, ia sudah makan sekarang, tak ada yang mau protes lagi kan sekarang? Bagus.

Mendapati sosok seseorang yang datang lagi, memangnya kamar ini menarik hanya karena makanan manis-manis tersebut? Gaby, seorang staff infirmary yang beberapa saat lalu menjadi teman perbincangan Shion atas apa yang membuatnya bingung ketika itu. Langsung saja melompat kembali dari kasur Allegra setelah sebelumnya melemparkan dua-tiga bulu milik Allegra ke Lio lagi, menghampiri Gaby yang entah kenapa tengah meronakan wajahnya sekarang.

"Kau kenapa Gaby? Ayo masuk saja"

Tersenyum manis.

Beda sekali dengan apa yang ia lakukan tadi, yah, inilah sifatnya, bagi orang yang mengetahuinya diharapkan mereka maklum atas apa yang dimilikinya, tidak semua manusia itu sempurna eh? Melihat beberapa bungkusan dengan pita berwana putih di tangan Gaby.

"Kau membawa apa Gaby?"
Back to top Go down
Glaucio Marino

Glaucio Marino


Posts : 88
Pemilik : *nbla
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime4th December 2009, 17:52

"Err, tak usah. Aku tak begitu suka makanan manis."

Lalu melirik kembali, datar ke arah Shirogane--Lio--disusul kemudian aksi bocah itu melempar bantal ke arah si gadis yang lain setelahnya. Glaucio Marino, nama pria itu, melirik sejenak ke arah lantai kamar tersebut--tak tahu kamar milik siapa ini sebenarnya, tapi asumsikan saja bahwa ini kamar... Anak perempuan. Milik wanita bernama Shion (oke, itu namanya--betul) itu, serta--Allegra. Lalu, siapa lagi? Glaucio, menelan ludah sejenak, agak getir. Merasa sungkan untuk masuk kamar anak perempuan lain... Yang seharusnya bukan sesuatu yang menjadi masalah. Karena toh di sisi lain ia juga pernah menghabiskan nyaris stu malam di kamar general wanita lainnya.

Masih belum masuk, geraknya masih berada di depan pintu, setengah menutupi lajur masuk. Satu tangannya bersandar di dinding, sementara yang sebelah lagi entah kenapa mulai mencoba untuk merapihkan rambut yang semula acak dan diikat asal dengan cenderung tak rapi--sesekali memastikan pula bahwa tak ada belek yang menempel di matanya. Sebagian besar kaum laki-laki tidak pernah memperhatikan penampilan, kalau kata orang-orang, Glaucio termasuk kaum mayoritas, sekalipun ia menyangkal--terutama dalam berbagai kasus yang termasuk pengecualian. Pengecualian, semisal... Bergaul dengan wanita?

“Aku tak menyangka bisa melihatmu sepagi ini,”

Bukan, bukan--tentunya. Ia cenderung menganggap wanita sebagai sosok yang tidak perlu dipermasalahkan keberadaannya, bahkan kalau perlu memang boleh kalau diacuhkan dan tidak dianggap ada--dan berdandan bisa membuat perempuan itu tersadar kalau kita memang berdandan untuk'nya', dan jelas-jelas menganggap ia ada. Konyol. "Memang jarang-jarang."

"Yakin bisa menghabiskan semuanya sebanyak ini?" Spontan mengalihkan pembicaraan, ketika matanya terpaku pada benda-benda yang berserakan di atas lantai, sebagian lainnya masih terbungkus rapi dan yang lainnya hanya tersisa dalam wuud serpihan plastik-plastik pembungkus. Orang-orang itu... Memang benar-benar bisa menghabiskan semuanya? Jujur, Glaucio sendiri sampai saat ini masih tak mengerti akan seni memakan makanan manis. Baginya toh baik itu permen, maupun cokelat, juga senada dengan teh manis sama-sama mengandung gula--enek. Dan rasanya cenderung tak karuan. No offence.

“Namun sepertinya cocok untukmu yang tak terlalu menyukai makanan manis Glau~”

Dan freeze--hanya dengan satu sentilan di wajah. ...Heh, hal yang biasa jika dibandingkan yang mereka pernah 'lakukan' dulu sebenarnya, apa lah artinya kalau dibandingkan dengan berci--ARGH. "Oh ya, thanks--mungkin aku bisa coba."

Dan entah sejak kapan,seorang Glaucio bisa mengucapkan kata 'thanks' dengan lancar pada kaum perempuan. Lalu terpaku lagi, menatap bungkusan kecil yang ada di genggaman tangannya. Dark chocolate, mungkin memang menarik--meskipun tetap saja SAMA, karena sama-sama masdih mengandung pemanis di dalamnya, kecuali kalau kadarnya bisa dijadikan sebagai pembeda. Berikutnya, disusul gerakan perlahan membuka segel--tak tahu kenapa ia melakukannya kalau hanya didasarkan pada rasa tidak ingin membuat gadis itu kecewa atau semacamnya--

"Glau?"

UHUK.

Dan belum apa-apa sampai tenggorokannya mulai terasa gatal padahal dia belum menenggak apa-apa. Refleks ia memalingkan wajah, mengatur napasnya kembali sampai bisa membalikkan punggung, melirik kembali ke arah si lawan bicara yang menyapanya barusan--meskipun tetap saja ia yakin jawabannya akan tetap sama bahkan tanpa dipastikan kembali. Sosok mungil rambut abu-abu, bersuara lembut yang sudah lama dikenalnya--"Lama--lama tak bertemu."

Dan satu senyum amat tipis tergurat bersamaan setelahnya, setelah kemudian ia sengaja membalikkan punggung dan memutar tubuh kembali membelakangi--otaknya memang belum kembali ke fungsi 100% kerja optimalnya pada pagi hari ketika baru bangun tidur tak kurang dari satu jam yang lalu, mungkin. "Kau membawa apa Gaby?"

Suara dari Shion--membuat si pemuda refleks meringsutkan diri dan bergerak agak ke pinggir--tidak menutupi jalan dan tidak mengganggu pekerjaan Gabriella untuk bisa masuk ke dalam dengan leluasa. Tak ingin mengganggu--euh, alasan macam apa itu?
Back to top Go down
Lioret I. Shirogane

Lioret I. Shirogane


Posts : 89

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 18 y.o.

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime4th December 2009, 18:55

“Siapa yang jelek, dasar beri—blep!” bantal bulu menutupi pandangannya—wajahnya—mendorongnya terjatuh di atas ranjang penuh bantal bulu itu. Tangan Shion menekan keras bantal di wajahnya seakan kasur di bawahnya akan masuk ke tanah—untungnya tidak. Spontan memberontak, mencari udara segar yang bisa menjamin kelangsungan hidupnya saat itu. Akhirnya saat tekanan itu mengendur, Lio mendorong bantal itu ke atas dan mengembalikan ke tempatnya. Selang beberapa detik, kepalanya kembali menangkap 3 buah syal yang terbang ke arahnya. Bah. Kesal, menyingkirkan syal-syal itu ke atas ranjang. Sementara ia sendiri duduk di pinggiran ranjang, sedikit terlena dengan keempukan ranjang yang ia duduki sekarang.

Tersenyum kecil melihat kue vanilla-nya dimakan. Hal yang cukup membuatnya senang—karena itu pemberiannya—tanpa ia sadari sudah menatap gadis itu cukup lama. Masih seperti anak kecil, walaupun menganggap dirinya dewasa. Gadis yang berusia 16 tahun itu—dengan rambut pendeknya yang baru—tampak lebih manis dibandingkan dengan dulu. Bagaimana juga caranya dia merawat rambut yang tidak dipotong sekian tahun dan bulan itu?


Tersenyum timpang. Kembali ia mengingat jawaban Allegra—yang sekarang berbicara dengan Glau—mengenai coklat yang ditunjukan. Coklat..pahit, memang cocok untuk yang tidak suka manis—bukan dia—tapi rasanya memang sangat pahit. Sekali ia mencoba, dulu, sukses ia muntahkan. Rasanya sama sekali bukan coklat dan saat itu ia tidak dapat merasakan adanya pemanis susu atau gula di dalamnya. Heran juga membayangkan coklat yang manisnya kelas satu itu dibuat dari benda pahit dengan banyak dosa.

“Jangan makan itu, Glau,” tangan terlipat di depan dada, “rasa pahitnya seperti akan melemparmu ke neraka.” Hei, dia serius. Tapi—segelnya sudah dibuka, sayang. Makan sajalah sana.

Menoleh ke pintu kamar, tempat seorang gadis berambut hitam—tampak canggung—berdiri dengan ragu. Di tangannya terdapat sebuah bungkusan yang entah berisi apa dan untuk siapa. Tidak kenal, yang jelas teman Shion—karena Shion menyapanya—dan mungkin teman Allegra juga. Pelan, gadis itu memanggil nama Glau, membawanya pada definisi hanya-ia-yang-tidak-kenal. Atau lupa nama?

Lio bergerak mendekat, sampai cukup untuknya menangkap harum dari dalam bungkusan itu. Berpikir sebentar, merasai rasa manis coklat yang masih tertinggal di lidahnya dan menebak apa rasanya sama. “Itu—sesuatu yang manis?” ya jelas, bodoh.
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime5th December 2009, 15:33

“Puff~” Sang gadis Ceko tersenyum geli melihat ekspresi sang pria berambut abu dan pergulatan kecil yang dilakukan dua temannya—ya ia mengganggap begitu—di atas kasurnya. Jangan sampai isi bantal itu keluar semua ya. Dan, hei, apa sudah ada yang mengatakan kalau Glau terlihat menggemaskan saat itu? Belum ada tampaknya, dan seusil-usilnya Allegra ia rasa ia tak perlu mengatakannya sekarang.

Walaupun ia cukup penasaran akan perubahan rona wajah sang pria Italia jika ia nekat mengatakannya.

Tak selang berapa lama ia menolehkan paras manisnya ke daun pintu begitu mendengar suara lemah dari arah pintu, sesosok gadis dengan ekspresi malu berdiri dengan canggung, yang kemudian dihampiri oleh Shion. Iris mata Allegra melebar, berusaha mengingat nama gadis berambut pendek yang tampaknya sudah pernah ia temui... di infirmary?

"Kau membawa apa Gaby?"

Oh ya, Gaby.

Ngomong-ngomong memang apa yang dibawa gadis itu? Kalau dilihat sih tampaknya Gaby memang membawa sesuatu, sesuatu yang di bungkus dengan apik dan... aroma manis menyeruak dari dalam bingkisan itu. Manisan lagi eh?

“Waw! Ah hei Gaby,” sebuah senyuman ramah ala Allegra terlempar pada gadis itu seraya mendekatinya perlahan . Manik biru langit milik Allegra mendarat ke bingkisan yang dibawa tangan mungil sang staff infirmary. “Masuk saja, kebetulan juga kita barusan mendapatkan...” melirik ke dalam ruangan, pada bingkisan kue-kue yang mulai berserakan. “Banyak cemilan~” garis mata Allegra melengkung, membentuk lengkungan sabit ramah.

"Lama--lama tak bertemu."

Menoleh pada Glaucio yang tak jauh darinya dan berkata spontan, “Lho Glau kau juga kenal Gaby? Hha,” berjalan dengan langkah kecil kembali ke dalam ruangan—membuat jalan masuk untuk sang gadis Belanda dan mendaratkan pinggul di pinggir kasurnya sendiri.

“Jangan makan itu, Glau.....rasa pahitnya seperti akan melemparmu ke neraka.”

“Ew...” melirik ke remaja pria yang juga ada di salah satu sisi kasurnya—tak terlalu dekat--yang sedikit acak-acakan. “Tidak sepahit itu kok... aku saja masih bisa memakannya.” Berhenti sejenak, pandangannya tertuju lantai batu di bawah sebelum kembali menoleh pada Lioret, menambahkan, mengonfirmasi. “Dan aku tidak rakus!” dengan nada bicara yang meninggi beberapa desibel di akhir kalimat. Alis pirangnya mengerut, bibir manyun, sebal dikatai rakus melulu.
Back to top Go down
Gabrielle van Rijn

Gabrielle van Rijn


Posts : 115
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Eropa
Umur: 18

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime9th December 2009, 17:22

Gabrielle van Rijn masih agak ragu untuk masuk ke dalam kamar milik Allegra dan Shion itu. Bukan, bukan, karena ada pemuda berambut abu di dalamnya. Hanya saja ia merasa tidak enak kalau harus mengganggu acara makan-makan di dalamnya. Fuh, jangan pikirkan hal remeh macam itu, Gabrielle. Setelah menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, rona merah di wajahnya itu berangsur-angsur menghilang dan meninggalkan kulit putih miliknya itu. Yah, pengendalian diri adalah suatu keahliannya, dan Gaby cukup bangga akan hal itu. Hal yang cukup berguna saat harus berhadapan dengan kondisi yang membuatnya kurang nyaman.

”Pe-permisi,” ucap gadis bermanik biru itu perlahan.

Gabrielle kemudian masuk ke dalam kamar milik kedua exorcist itu. Kemudian memberi sapaan ramah berupa senyuman lembut pada semuanya –walaupun saat tersenyum pada Glau muka Gaby kembali menjadi merah...dan tak lama menjadi normal lagi.

”E-eh, iya Glau. Apa kabarmu?” tanyanya sopan pada pemuda berambut keabuan di hadapannya. Oh, ya. Hampir saja ia lupa akan tujuan utamanya mendatangi kamar sahabatnya, apa lagi kalau bukan memberik bingkisan cokelat buatannya sendiri pada Shion...dan semoga saja cukup untuk semuanya. Untung saja Shion dan Lioret mengingatkannya pada jinjingannya itu.

”I-ini ada sedikit cokelat. Mungkin tidak seenak permen-permen cokelat itu,” katanya dengan nada merendah. Yah, kalau dibandingkan dengan cokelat buatan para ahli itu, mungkin cokelat buatan Gabrielle masih kalah jauh. Setidaknya Gaby sendiri berpikiran begitu. ”Semoga semuanya kebagian,” tambahnya singkat.

E-eh, apa boleh Gabrielle terus berada di sini? Mereka pasti sedang asyik-asyiknya memakan semua manisan itu, dan bisa jadi Gabrielle hanya mengganggu kesenangan mereka itu. ”A-ah, aku permisi kalau begitu. Maaf mengganggu dan te-terima kasih atas tawarannya Nona Allegra,” ucapnya dengan muka tertunduk, kemudian gadis itu beranjak dari tempatnya dan menuju pintu keluar.



oot: somebody, stop her, eh?
Back to top Go down
Shion R. Herleifursdóttir

Shion R. Herleifursdóttir


Posts : 85
Umur : 28

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 16 y/o

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime9th December 2009, 18:32

Huh, pasti mau mengatai Shion berisik lagi kan? Semasa bodoh, week! Menjulurkan lidahnya, sengaja menantang pemuda itu, mau berantem? Ayo saja. Siapa takut. Tapi kalau kejadian di arena pertempuran ketika itu terjadi untuk kedua kalinya lagi bisa gawat, Kohler Mestre akan berbuat apa nantinya jika mengetahui pertempuran dengan taruhan nyawa tersebut. Mau bagaimana lagi, harga dirinya juga dipertaruhkan ketika itu. Sudahlah, lupakan pengalaman pahit itu, tidak pantas untuk diingat, sekarang ya sekarang, yang lalu ya yang lalu. Jadi biarkan semuanya mengalir menghilang kan?

Kembali kepada Lio, pemuda yang sekarang tengah bergulat sendiri untuk mencari udara agar dapat mengisi paru-parunya. Hah, rasakan! Dan sekarang ketika ia tengah membersihkan sisa-sisa rasa manis di sela-sela jarinya, tentu saja bukan dengan main bersihkan ke bajunya sendiri atau baju orang lain. Kebiasaan buruk, menjilat sedikit demi sedikit, tindakan kekanak-kanakkan dan tidak sopan. Biarlah, orang berkepala empat saja terkadang masih ada yang melakukannya. Siapa? Tidak tahu, tapi pasti ada kan? Menyadari dirinya seperti ditatap seseorang. Siapa yang berani..?

"Apa?"

Memberikan tatapan menantang. Tidak suka dengan apa yang diperbuatnya barusan? Ya, ya, dia memang masih kekanak-kanakkan, tapi kau sendiri juga masih suka bermain salju layaknya bocah ingusan juga kan? Sampai ketika, kejadian itu.. Semburat merah hampir menguasai wajahnya kembali jika tidak langsung ia pukulkan sedikit kedua pipinya untuk dapat menghentikan laju perasaan yang mendadak datang tersebut. Lupakan, lupakan! Untuk apa ia susah payah mengingatnya jika pihak yang bersangkutan juga sudah melupakannya dengan mudah. Setidaknya hal itulah yang ia dapat. Lelaki biasanya lebih mudah melupakan masalah huh?

Mengerling kepada pemuda yang dipanggil Glau sedari tadi, ya, ia memang tidak tahu apa nama lengkapnya. Lebih menyukai cokelat berunsur pahit huh? Hum, lumayan juga, jarang dapat menemukan orang yang lebih menyukai sisi pahit daripada manis yang dapat meringankan lidah dengan lelehan menarik tersebut. Yah, dia sendiri bukannya membenci semua yang manis-manis, hanya saja tolong dibatasi jika dia tak ingin menambah berat tubuhnya secara drastis sekarang. Walau katanya masih pasti akan terbakar dengan segala pelatihan yang ia lakukan. Tetap saja tidak mau! Ia akan terlihat jelek dengan pipi gembulnya jika benar hal itu akan terjadi nanti.

Tapi ia juga benci pahit.

Tak sudi merasakan sensasi macam itu di lidahnya. Dan ah ya, kembali lagi pada Gaby. Kenapa ia masih berdiri? Ayolah, masuk saja, temani Shion di dalam, ia sedang dalam keadaan lumayan bosan. Lio sekarang juga ikut menghampiri Gaby, menanyakan pertanyaan mengenai sesuatu yang konyol, ya tentu saja kan? Ia memang sok tahu, ok, tapi itu semua dikarenakan Shion sudah mengetahui hobi temannya itu untuk selalu membuat makanan cokelat manis, yang hasilnya terbilang lumayan untuk buatan sendiri. Bagaimana dengannya? Ia juga bisa masak, enak saja, Tapi untuk apa? Malas sekali harus membuang waktu untuk menghasilkan makanan yang entah mau diberikan kepada siapa kalau sudah matang.

Mungkin..

Menatap Lio.

Ah, itu tidak mungkin! Kemungkinan terbesar yang terjadi adalah pemuda itu hanya akan menatap nista dirinya yang memang terlihat tak pandai dalam hal tersebut dan memberikan kata-kata pendapat mengenai 'ini tidak ada racunnya kan?' 'benar kau yang membuat ini?' 'aku tidak percaya kau bisa masak juga' dan lain sebagainya. Haah, memikirkan hal itu saja sudah membuatnya kesal. Memasak akan lebih menyenangkan jika dihargai, dan akan terlihat sia-sia jika ditelantarkan begitu saja. Oleh karena itu juga, ia jarang menyisakan porsi makanan yang sudah ia ambil.

Akhirnya Gaby mulai menampakkan gerakan. Memberikan cokelat buatannya sambil merendahkan diri seperti biasanya. Kenapa harus merendah di saat masakan buatannya sendiri enak seperti itu sih? Dan semburat wajahnya itu.. Shion mengerlingkan pandangannya sekilas ke arah pemuda bernama Glau. Hoo, karena dia ya? Hei jangan kira Shion tidak dapat membaca situasi yang ada, sangat kelihatan tahu. Menyadari langkah kaki gadis staff tersebut yang hendak meninggalkan kamar, otomatis Shion langsung menarik tangan kanan Gaby.

"Jangan begitu dong, kau kan baru masuk, ayolah, ya?"

Memelas.

"Mundur sedikit Lio, kau menganggu jalan"

Apa hanya perasaannya atau ia sangat sensitif hari ini pada rekan sesama kerjanya? Uh, ia sendiri tidak tahu kenapa, yang pasti semenjak kejadian suap-menyuap itu. Aih, jadi merasa aneh sendiri. Tanpa menunggu jawaban dari yang bersangkutan, Shion sudah menarik Gaby ke arah dimana ia bisa duduk, tempat tidur miliknya dan mendudukkannya. Ada yang bisa menemaninya sekarang.

"Nah, sekarang kita mau apa? Kau kesini untuk bermain juga kan Gaby?"

Tersenyum manis.

Dan bagaimana dengan Lio? Melirik sekilas sebelum akhirnya kembali kepada Gaby. Biarkan saja ia bersenang-senang dengan Allegra eh? Dan Glau juga dengan cokelat yang tengah dinikmatinya sekarang.
Back to top Go down
Glaucio Marino

Glaucio Marino


Posts : 88
Pemilik : *nbla
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime20th December 2009, 12:23

Masih pagi hari, hari masih panjang dan tidak sepantasnya pula ia melewatkan hari di ini. Membuang, lalu mengulur waktu lebih banyak. Jam 9 pagi, masih sisa kurang dari 20 jam lagi untuk hari ini yang masih siap untuk ditabung. Dan kalau ia tak kunjung beranjak dari sini, berarti tandanya ia telah memboroskannya. Dan bukan tak mungkin 1 jam setelah ini akan terbuang dengan percuma.

Ya.

Kau, Marino, beranjaklah sekarang.

”A-ah, aku permisi kalau begitu."

"Ja--jangan! Err, maksudnya--tanggung kan, bagaimana kalau kau temani aku dulu sebentar lagi di sini?"

Salah bicara, boy. Apakah baru saja ia telah salah bicara?

"Kabarku sendiri... Yah, tak begitu buruk. Sedikit migrain, mungkin."

Kata 'menemani' yang seharusnya tak begitu pantas untuk digunakan di sini--ia toh juga tak sendirian kan di sini? Masih ada Lioret. Juga Shion. Dan Allegra. ...Dan justru perasaannya jadi merasa semakin agak kurang nyaman? Entahlah. "Tak seburuk itu juga kok sebetulnya rasanya." Membual--bahkan cokelatnya masih utuh di genggaman tangan tanpa tercuil seujung gigi seri pun. Lalu berikutnya, tak ada lagi yang menurutnya pantas untuk dilakukan kecuali membuang plastiknya--entah kemana, sembarangan dulu saja pokoknya--lalu memasukkan potongannya ke dalam mulut.

Kata Lioret rasa pahitnya akan melemparnya sampai ke neraka. Tak percaya, tak usah dipercaya...

Karena nyatanya toh makanan itu masih jauh lebih manis jika dibandingkan secangkir kopi pahit kental. ....Masa harus dimuntahkan?

"Thanks, err.... Punya lebih?"

Mungkin memang lebih baik jika ia keluar langsung saja, atauracauannya akan keluar semakin banyak.
Back to top Go down
Lioret I. Shirogane

Lioret I. Shirogane


Posts : 89

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 18 y.o.

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime22nd December 2009, 09:07

"Apa?"

“Ti—tidak ada apa-apa,” insting wanita memang menyeramkan, dilirik sedikit saja langsung marah. Ge-er atau terganggu? Lebih baik memang tidak usah mencari masalah lagi dengan Shion, mengingat Lio masih memiliki hutang pada gadis itu—ya, hukuman pertarungan beberapa minggu lalu—yang masih berlaku sampai sekarang. Sayang sekali ia kalah, padahal ia ingin melihat Shion versi gemuk. Mungkin lebih...menggemaskan? Ergh.

"Ja--jangan! Err, maksudnya--tanggung kan, bagaimana kalau kau temani aku dulu sebentar lagi di sini?"

Oh? Kalau ia tidak salah dengar, Glau barusan mengatakan sesuatu yang agak...err—yah kau tahulah. Seorang laki-laki juga punya ‘antena’, memang perempuan saja? Atau kau saja yang cerewet, Lio? Dan, ehem, mungkin usaha itu—lebih tepatnya perkataan barusan—akan mengurungkan niat si gadis Section Staff untuk pergi. Bukan urusannya. Tapi obsidiannya tetap tertuju pada coklat pahit yang masih utuh dalam genggaman Glau. Awalnya tidak percaya coklat itu benar-benar ditelan—kalau itu Allegra, di percaya, gadis itu memang rakus—tapi kenyataannya memang ditelan.

Bahkan meminta lagi. God, lidah apa yang mereka miliki? Tapi ya, baguslah kalau suka, karena masih sangat banyak coklat pahit di sini. Kembali mengorek isi paketnya, dan mengeluarkan sesuatu yang—ehem—fantastis. Beranjak dari tempatnya, langsung ke orang yang barusan meminta. “Ada, pahit kan?” menyodorkan bungkusan setelah sebelumnya membaca tulisan yang tertar pada bungkusan, “80% kokoa, wow,” nyengir, yakin Glau akan menerimanya—asal jangan muntah saja.

Dan satu masalah lagi, Ms. Shion Rasselleane Herleifursdóttir yang belakangan tambah galak. Gadis itu mungkin sedang mendapatkan ‘kesialan tiap bulan’nya, mau tidak mau ia harus menurut dan bergeser beberapa langkah untuk memberi jalan untuk Gaby.

Manisannya masih banyak, ngomong-ngomong.
Back to top Go down
Gabrielle van Rijn

Gabrielle van Rijn


Posts : 115
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Eropa
Umur: 18

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime23rd December 2009, 17:21

Gabrielle agak bingung dengan tingkah nona Exorcist yang langsung menariknya. E-eh, tidak apa-apa sih, sebenarnya. Toh, waktu Gaby juga masih cukup senggang. Tapi...apa tidak apa-apa?

"Ja--jangan! Err, maksudnya--tanggung kan, bagaimana kalau kau temani aku dulu sebentar lagi di sini?"

Muka Gabrielle sontak memerah sampai ke telinganya mendengar pernyataan Glau tadi. Ga-gawat! Sedang ada banyak orang di sini dan mukanya masih tetap merah seperti tomat bagaimanapun Gaby berusaha menenangkan diri -- menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Tapi nafas gadis itu malah jadi sedikit tersengal-sengal.

"E-eh?" hanya itulah yang bisa ia katakan sebagai respon dari ucapan tadi.

"Kabarku sendiri... Yah, tak begitu buruk. Sedikit migrain, mungkin."

Ya, ya. Jauh lebih baik bicara masalah kesehatan saja, setidaknya untuk saat ini.

"Mu-mungkin..mungkin Glau terlalu capek, seperti waktu itu...? Beristirahatlah yang cukup. Glau juga bisa datang ke infirmari kalau migrainnya masih berlanjut," ucapnya dengan tempo agak cepat. Semoga saja Glau bisa mendengar suaranya. Fiuh, untungnya muka tomat Gaby berangsur-angsur menjadi normal kembali. Kalau tidak....

"Shion, Shion," panggilnya dengan suara setengah berbisik pada temannya itu. "Bagaimana hubunganmu dengan...nya?" bisiknya ke telinga Shion, takutnya orang yang bersangkutan tahu apa yang ingin dibicarakannya.

...berharap Gaby tak salah bicara kali ini...
Back to top Go down
A. Růžena Mlynarikova

A. Růžena Mlynarikova


Posts : 120
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 20

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime27th December 2009, 05:15

"Ja--jangan! Err, maksudnya--tanggung kan, bagaimana kalau kau temani aku dulu sebentar lagi di sini?"

Satu kalimat itu dengan sukses membuat sang gadis Praha menoleh pada Glau. Kalimat yang terlontar pada Gaby itu membuat Allegra merasa.. erh entahlah ia juga aneh sendiri rasanya. Yang jelas alisnya menekuk ke bawah. Dan anehnya lagi ia membatin pelan, batinan spontan yang ia sendiri tak tau kenapa ia merasa demikian. Ya, kalau Glaucio Amadeus Marino itu merasa dia tadinya sendirian tanpa keberadaan sang staff medis berarti memang Allegra tidak perlu kan menemani pemuda itu?

Dan tampaknya mereka juga cukup akrab...

Berasumsi bahwa dirinya hanya akan menganggu Allegra mendesah pelan, ia kembali teringat akan alasan kenapa dirinya sudah berpakaian begitu lengkap di saat yang lain masih memakai pakaian tidur mereka. Ada kiriman untuknya dari Wina—mungkin ayahnya lagi—dan bukan cemilan tentu saja kalau tidak salah si di telegram sebelumnya beliau berkata kalau tak lama lagi ada tempat baru di sekitar Westminster yang akan dibuka dan beliau mendapatkan tiket hari pembukaan pertama—mungkin lebih dari satu—yang dikirim ke putrinya tersayang. Putri satu-satunya setelah putri sulungnya tiada. Jadi sekarang ia akan beranjak ke ruangan telegram milik bagian 'Diplomasi dan Komunikasi'.

Bersiap berdiri lagi saat Glaucio mengatakan sesuatu yang mungkin ditujukan padanya, "Thanks, err.... Punya lebih?"

Tanpa mengucapkan apapun, hanya mengalamatkan sinar matanya pada pemuda Italia, dan untungnya—atau sebaliknya—Lio sudah memberikannya tanpa diminta jadi gadis Praha itu tak usah memberikan asupan coklat tambahan pada Glau.

Delapan puluh persen kokoa murni?

Pahit.


Gabriella sendiri pun sedang asyik berbisik-bisik dengan Shion—entah apa yang mereka bisikkan—dan Allegra menjalankan kedua kaki jenjangnya ke arah pintu. “Ahh aku baru ingat ada yang harus ku lakukan,” tukas gadis berusia 20 tahun dengan nada yang begitu ringan menyembunyikan kejanggalan di dalam hatinya seraya melewati Glau—yang masih berada di sekitar pintu kamarnya.

Menginjak ambang pintu dan menatap mereka dengan senyuman lebar yang memang selalu menyertainya, “Habiskan saja semua gula-gula itu...” melirik untuk sepersekian detik pada sosok berambut abu, “selamat bersenang-senang~” melambaikan telapak tangan dan mulai berjalan di koridor tanpa menoleh lagi ke arah kamarnya dan minatnya ke semua rasa manis itu pun menguap sudah.

Ya sudah, selamat bersenang-senang tanpa Allegra.

Huh.



[Allegra : OUT ]
Back to top Go down
Shion R. Herleifursdóttir

Shion R. Herleifursdóttir


Posts : 85
Umur : 28

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Eropa
Umur: 16 y/o

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime27th December 2009, 11:05

Hmm..

Manik aquamarinenya mengamati kedua sosok, Gaby dan Glau yang sedang berbicara layaknya dua orang berbicara secara normal, namun Shion seakan mendapati dinding tak terlihat yang tak dapat ditembus begitu saja dengan berbagai percakapan mereka dan semu merah di wajah Gaby, ternyata Gaby.. uhum, pantas sajalah dia bisa memberikan saran baginya ketika di kamar dia dan Lia waktu itu. Orangnya sendiri yang mengalami eh? Sebenarnya bisa saja Shion tidak tahu diri dengan langsung menembus percakapan di antara mereka berdua, tapi tidak ah, untuk kali ini ia tidak mau ikut-ikutan.

Dan memilih untuk mundur tepat di sebelah Lio berdiri.

"Hei, hei, mereka.."

Menarik seutas kain dari bagian lengan milik pemuda itu, memberi isyarat bahwa dua orang yang sedang berbincang-bincang dengan aura, yeah kau tahulah itu sepertinya ada yang aneh ya? Hubungannya maksud Shion. Dan melihat kembali bungkus permen dan cokelat yang masih bersisa banyak, Shion mendekatinya, menekukkan kakinya membentuk gestur dengan kedua kaki terlipat di samping paha, memilin satu persatu manisan tersebut, tapi tak ada yang masuk ke mulutnya. Tidak tertarik, sebagus apapun bentuk dan warna bingkisannya.

Mengambil sebuah permen batangan dengan warna yang tentunya mengandung unsur manis lebih dari cokelat yang diberikan Lio pada Glau dengan kandungan kokoa sekitar delapan puluh persen, euh menjijikkan, ia bisa saja memakannya tapi sebaiknya tidka jika tak ingin menyiksa mulutnya. Memainkan permen batangan berwarna-warni tersebut, ia menggerakkannya ke arah Lio, menunjuk lebih tepatnya.

"Makan"

Perintah?

Tidak juga. Ia kembali membuka bungkusan permen tersebut, menegakkan tubuhnya, berdiri dan kembali mendekati Lio. Mengacungkannya tepat di depan wajah, atau mulut pemuda tersebut. Menunggu reaksi yang bersangkutan untuk memasukkan permen tersebut ke dalam mulutnya. Tadi kan dia yang dipaksa memakan kue vanila itu, sekarang giliranmu, ia mau melihat apakah Lio tipe yang suka dengan cokelat, mungkin lain kali.. ah tidak, tidak, itu tidak akan mungkin terjadi kan.

"Allegra?"

Mendapatkan sosok teman sekamarnya tak lama kemudian perlahan meninggalkan tempat tersebut setelah berkata ada sesuatu yang harus dilakukan. Kok tiba-tiba seperti itu? Nada ringan yang ganjil, kelihatan ia menyembunyikan sesuatu, tapi Shion tidak tahu apa maksudnya, ia hanya bisa menangkap lewat nada bicara dan ekspresi senyum ramahnya yang tidak seperti biasa. Apakah berhubungan dengan pemuda pecinta cokelat pahit itu? Melirik dua orang yang masih berbincang-bincang hingga Gaby memanggilnya, membuatnya datang menghampiri gadis yang berkata sesuatu dengan cara berbisik.

"Hubungan apa?"

Heran, pertanyaan itu ia ucapkan dengan nada bicara normal bukan berbisik yang apstinya cukup terdengar oleh beberapa orang yang masih tersisa disitu. Hei, Shion bukan sengaja melakukannya, hanya saja jika tiba-tiba dikatakan seperti itu mana dia mengerti, apalagi dia sendiri masih tetap tak memahami apa yang dimaksud Gaby dan Lia malam ketika itu dengan apapun yang berhubungan dengan perasaan itu. Jadi wajar saja ia bertanya balik, siapa tahu malahan masalah Gaby yang sedang dibicarakan.




OOC: Err, godmood? PM / IM aja =='
Back to top Go down
Gabrielle van Rijn

Gabrielle van Rijn


Posts : 115
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Eropa
Umur: 18

[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime3rd January 2010, 12:58

“Habiskan saja semua gula-gula itu...selamat bersenang-senang~”

E-eh? Kenapa Allegra pergi dari kamar pribadinya? Apakah Gabrielle ini membuatnya tersinggung? Ga-gawat kalau begitu. Gadis Belanda itu menoleh sedikit ke arah Shion, yang tampaknya tidak terlalu peduli dengan kepergian Allegra. Buktinya ia malah bertanya tentang hubungan yang tadi ingin dibicarakan Gaby, bukannya menghentikan langkah teman sekamarnya itu. Fuuh, lebih baik tidak berprasangka buruk Gabrielle van Rijn.

"I-itu, dengan pria yang diceritakan kemarin, yang itu..." bisik Gabrielle sekali lagi sambil memberi isyarat pada Shion tentang pria itu--Lioret Shirogane, kalau tidak salah? Yang sedang menikmati tumpukan cokelat di sini.

Sebenarnya Gabrielle merasa sedikit tidak nyaman berada di kamar ini. Bukannya kenapa-kenapa, hanya saja sosok Lioret itu membuatya sedikit canggung. Bagaimana kalau secara tidak sengaja Lioret menyentuh Gaby, dan akibatnya sudah jelas kan? Tapi kalau ia pergi juga tidak enak. Gabrielle kemudian menghela nafas perlahan. Tenanglah dan nikmati saja, hai Gabrielle!

"Bo-Boleh aku minta cokelat itu?" ucapnya sambil tersenyum pada seisi ruangan.
Back to top Go down
Sponsored content





[CENTRAL] Sweet Panic Room Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Sweet Panic Room   [CENTRAL] Sweet Panic Room I_icon_minitime

Back to top Go down
 
[CENTRAL] Sweet Panic Room
Back to top 
Page 1 of 2Go to page : 1, 2  Next
 Similar topics
-
» [CENTRAL] Common Room
» [CENTRAL] Gunslinger
» [CENTRAL] I Have Never Ever!
» [CENTRAL] A Cup of Tea?
» [CENTRAL] Looking Around

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Black Order Headquarters :: Black Order Archives :: Incomplete Tales-
Jump to:  
Free forum | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Forumotion.com