Black Order Headquarters
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


An Indonesian D.Gray-Man original character (OC) roleplay forum. Set in an alternate 1880s.
 
HomeSearchLatest imagesRegister[ASIA] Stained Memories I_icon_mini_registerLog in
Time

Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880

[CENTRAL] musim dingin, bersalju dan hawa menusuk

[ASIA] musim dingin, sejuk namun kering

[AMERICA] musim dingin, badai salju di akhir bulan

[AFRICA] musim dingin, sedikit salju di awal bulan

Acara mendatang:

- Valentine Grand Ball

(Kontak staf jika memiliki ide)

Shoutbox

ShoutMix chat widget
Affiliates

ClampFactory Al'loggio

code-geass

tenipuri-indo

Saint-Sanctuary

Neverworld

Aria Academy High School Fighter Role Play Forum

Don't be shy, affiliate with us!
 
Latest topics
» Free Talk
[ASIA] Stained Memories I_icon_minitimeby Ravel Kohler 21st December 2015, 17:50

» [AMERICA] Unusual Training
[ASIA] Stained Memories I_icon_minitimeby Keith Warringstate 21st June 2011, 23:10

» English Free Talk
[ASIA] Stained Memories I_icon_minitimeby Wilhelm U. Smith 19th February 2011, 21:17

» [Central] The History Might Have Recorded Us
[ASIA] Stained Memories I_icon_minitimeby Fuchsia Scarlet 13th February 2011, 12:21

» [CENTRAL] Looking Around
[ASIA] Stained Memories I_icon_minitimeby Lumiere A. Etoile 6th February 2011, 20:13


 

 [ASIA] Stained Memories

Go down 
2 posters
Go to page : 1, 2  Next
AuthorMessage
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime7th January 2010, 19:46

Timeline :
Setting : Kamar Song Eun Su dan Heidrich Kohler, tengah malam
Status : Closed, hanya untuk Eun Su dan Heidrich


Ingatan tentang masa lalu bisa jadi suatu hal yang baik bagi sebagian orang. Mereka mengenangnya pada saat usia mereka sudah menjelang kematian, tertawa riang saat mengingat kejadian-kejadian konyol bersama teman dan keluarga mereka, dan hal lainnya yang membuat mereka bersyukur telah diberi umur panjang dan masih bisa menyimpan semua memori itu. Pengalaman adalah guru terbaik bukan?

Sayangnya, hal yang sama tidak dialami oleh seorang Exorcist asal Korea, Song Eun Su. Mengenang masa lalu hanya membuat air mata menetes keluar dari kedua mata dengan iris berwarna cokelat itu. Mungkin bagi sebagian orang, Eun Su hanya seorang yang cengeng. Ya, dia sepenuhnya menyadari hal itu. Namun apa daya, semua memori itu tak lekas hilang dari otaknya. Jika ia harus kehilangan semua ingatan pahitnya itu, sungguh, ia rela. Tak ada tawa riang dan senyuman yang ia ingat, semuanya hanya berupa api dendam belaka.

Tepat pada saat tengah malam ini, kebiasaan pemuda berambut hitam itu muncul lagi. Setiap malam Eun Su akan memimpikan hal itu dan menangis. Ingatan tentang terbunuhnya ayahnya, atau ibunya, atau malah keduanya sekaligus.

…Apakah itu ingatan yang baik, eh?

“Uh,” gumamnya sambil memeluk kedua lututnya. Nafasnya memburu. ‘Kumohon berhentilah, aku tak mau Kohler melihatnya, ini bukan hal baik yang bisa dicontohnya,’ batin Eun Su…mencoba menenangkan hatinya…

Api dendam telah lama diredupkan, tapi mengapa ingatan itu masih terus bermunculan?
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime7th January 2010, 22:21

Heidrich Kohler tidak bisa tidur.

Alasannya mudah; meskipun bocah ini berusaha sekuat tenaga untuk menutup matanya, kemudian membiarkan kegelapan menelan habis kesadarannya. Ada sesuatu yang mengatakan bahwa ia… belum boleh tidur. Firasat imajiner ini sudah sering muncul berkali-kali dalam berbagai macam situasi, mulai dari adanya keanehan pada gurunya hingga berhadapan dengan Brian.

Lagipula, bagaimana bocah ini bisa tidur ketika teman sekamarnya membuat suara keluhan seperti itu? Bagaimanapun juga, matanya segera terbuka. Pupil mencari sinar apapun untuk dapat menjadi pegangan penglihatan. Dari tempatnya ia berbaring, ia melihat bagaimana sinar bulan merembes masuk melalui sela-sela tirai jendela—tidak terlalu terang, menandakan bahwa bulan pun belum dalam fase penuhnya. Di kasurnya, Heidrich berbaring membelakangi figure yang tengah beringkuk lutut—tentunya, ia tidak tahu.

Dan sekarang, bocah ini pun penasaran.

“Eun Su, kau tidak tidur?” Bocah ini bertanya agak keras, nada suaranya agak risih; bagaimanapun juga, kesadaran seseorang mencapai puncaknya adalah beberapa menit sebelum orang tersebut tertidur. Tidak terbersit pada benak bocah ini bahwa keluhan pendek tak berbentuk pasti tersebut… mungkin saja akibat menahan tangis. Tidak, Heidrich belum menyadarinya.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime8th January 2010, 14:01

oot : Stained Memories (c) Ragnarok Online
lupa saya *shot*



Beberapa saat kemudian aliran air matanya akhirnya berhenti, setelah aksi kontrol diri yang cukup kuat. Yah, namun efek samping menangis--hidung meler, mata merah, dan kawan-kawan--masih belum hilang dari muka Eun Su. 'Tidak apa-apa, tidur sebentar saja ini akan hilang,' batinnya dalam hati. Eun Su lalu membenahi posisinya menjadi kembali tidur menghadap tembok, mencoba memejamkan matanya sekali lagi.

“Eun Su, kau tidak tidur?”

Ah, kau tahu rasanya menjadi maling yang tertangkap saat mencuri? Atau pembunuh yang tak sempat kabur dari TKP? Eun Su juga mengalami perasaan yang sama. Tertangkap basah benar-benar tidak baik untuk stabilitas emosi (?). Dan kini hatinya berdebar-debar tak karuan.

"Kau juga Kohler," jawabnya singkat. Gawat, suaranya masih agak serak! Semoga saja Kohler tidak sadar perubahan ini.

Tunggu, sebenarnya untuk apa menutupi ini semuanya dari teman sekamarnya? Cepat atau lambat bocah itu pasti akan tahu sejarah Eun Su yang pahit itu. Apa tidak lebih baik memberitahunya saja?

Hm, mungkin nanti saja...

"Hanya...sedikit bermimpi buruk," ucapnya lagi untuk menjelaskan jawabannya. Ucapannya tadi belum bisa dikategorikan sebagai jawaban dari pertanyaan bukan. Kemudian ia berganti posisi jadi menghadap Kohler.

"Kau pernah bermimpi buruk?" tanyanya sekedar basa-basi, karena Eun Su merasa percuma berusaha tidur--toh dirinya akan mengalami kesulitan tidur.
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime9th January 2010, 14:01

"Kau juga Kohler,"

...Perasaannya, atau suara Eun Su memang terdengar serak?

Dua alis kecoklatan kini beradu sebagai reaksi setelah mendengar suara jenis tersebut. Apa yang sudah terjadi, sebenarnya? Mata coklat kekuningan yang sedari tadi terfokus pada tirai jendela kini bersembunyi dibalik pelupuk mata. Otaknya pun berpikir keras, diisi dengan pernyataan dan sangkalan, sampai akhirnya ia sampai pada satu kesimpulan: entah bagaimana ceritanya, Eun Su sepertinya… menangis?



Haha, dia sendiri juga pernah menangis. Tak perlu malu jadinya, bukan?

"Hanya...sedikit bermimpi buruk,"

Ketika kata-kata tersebut keluar dari Song Eun Su, terdengar jelas oleh Heidrich Kohler yang kini sudha berada pada puncak kesadarannya, sorot mata heran yang sempat menusuk-nusuk tirai jendela kini makin berubah menjadi lebih heran. Baiklah, bocah ini memang kenal sekali dengan apa yang disebut mimpi buruk; oh, ia malah sudah dibuat menangis oleh mimpi yang sama, hampir setiap malam.

"Kau pernah bermimpi buruk?"

Jadi, bila seseorang menanyakan hal ini secara gampang, maka jawabannya adalah ya; Heidrich Kohler sudah bergaul dengan mimpi buruk semenjak ia sekeluarga ditinggal ibunya. Oh, dia kenal sekali dengan konsep tersebut.

Bocah berambut coklat ini kini membalikkan tubuhnya agar ia tidak membelakangi Eun Su. Matanya mencari-cari siluet orang di tempat tidur seberang, namun percuma. Ruangan sudah gelap, sementara sinar rembulan tidak dapat menembus tirai untuk menerangi ruangan.di balik kegelapan tersebut, Heidrich pun sebenarnya penasaran dengan wajah rekan Exorcist-nya ini, untuk mengetahui apakah pikirannya benar… atau justru salah.

“Pernah lah. Tidak mungkin tak ada orang yang belum pernah mimpi buruk—atau tolol—sekalipun.” Heidrich menjawab, mencoba agar nadanya dibuat datar… dan gagal dengan indahnya; daripada datar, suaranya yang masih terdengar remaja kecil malah membut seakan-akan Heidrich menimpali, bukan menjawab.

Tangannya menarik selimut, agar ia bisa menutupi setengah mukanya. Berbicara tentang mimpi buruk selalu mengingatkannya pada ibunya. Mengapa Eun Su harus memulai topik yang cepat atau lambat pasti berkaitan dengan ibunya? Memang bukan salahnya, namun…
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime9th January 2010, 18:30

Sebenarnya Eun Su tahu pertanyaannya tadi cukup klise. Mimpi buruk pun ada sebabnya secara ilmiah, seperti saat kondisi badan tidak fit, atau sedang stress, atau punya semacam trauma. Untuk kasus Eun Su, penyebabnya adalah yang ketiga. Trauma kematian, eh? Siapa yang tahan dengan hal-hal semacam itu.

Terutama saat yang meninggal adalah keluarga, dengan cara yang tidak pantas pula.

Sungguh, tubuh Eun Su memberikan respon negatif hanya dengan mengingat semuanya. Ia ingin melepaskan beban itu dari otaknya! Tuhan, apa yang harus Eun Su lakukan?

Tunggu, kalau tidak salah ingat, dengan mencurahkan unek-uneknya pada seseorang, perasaannya bisa jadi lebih baik. Apakah Eun Su boleh menceritakan semuanya pada anak itu? Tidak, sepertinya tidak. Mungkin pembicaraan ini tidak baik untuk mental anak itu. Bahkan mungkin menimbulkan trauma.

“Pernah lah. Tidak mungkin tak ada orang yang belum pernah mimpi buruk—atau tolol—sekalipun.”

Eun Su tertawa kecil mendengar respon Kohler. Anak-anak memang cenderung lebih jujur, dan biasanya mereka tidak tahu akibat yang dapat dihasilkan dari ucapan mereka sendiri. Apa Kohler termasuk tipe yang semacam itu? Tapi dari sorot matanya, Kohler bukanlah tipe anak yang polos macam itu. Dewasa sebelum waktunya, mungkin? Haha, Eun Su tak pernah berhasil menebak karakter seseorang hanya dari binar matanya.

Eun Su lalu beranjak dari posisi tidurnya, duduk di samping tempat tidurnya. ”Kemarilah, Kohler. Duduk di sampingku. Aku butuh teman bicara,” ucap Eun Su sambil tersenyum kecil, entah Kolher melihatnya atau tidak. Ini sudah larut malam, bukan? ”Itupun kalau kau tidak mau tidur duluan,” tambahnya dengan nada datar seperti biasa. Eun Su hanya ingin terbuka saat ini, dan Kohler pasti bisa dipercaya. Setidaknya Eun Su yakin satu hal itu.

Lagipula, menutup diri saat galau memang bukan ide bagus. Bebannya akan menjadi tambah berat, mengingat dia memutuskan untuk sendirian...lalu merasa kesepian, dan menjadi tambah galau. Setidaknya sebelum bersama Kohler, Eun Su selalu begitu.


Akhirnya bisa bikin si Eun Su rada cerewet juga*bahagia*
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime9th January 2010, 19:53

Mengapa malaikat tidur tidak bisa segera membisikkan kata-kata pengantar tidur, supaya Heidrich Kohler dapat merasakan matanya yang perlahan bertambah berat, kemudian tertidur pulas layaknya bocah biasa? …Bila dipikir kembali, baginya itu adalah opsi terburuk yang mungkin ada. Yah, untuk tidur sekarang berarti presentase mendapatkan mimpi buruk juga naik—bukan sesuatu yang ia inginkan saat ini, maaf saja.

Oh, ia berterima kasih pada Eun Su karena sudah mengingatkannya pada hal yang paling berkaitan dengan ibunya—sebuah anggapan sarkastik, tolong perhatikan. Inilah yang menjadi alasan mengapa tangan bocah berambut coklat ini agak segan menarik selimutnya, lebih jauh sampai mukanya sendiri tidak terlihat—ia takut untuk tidur sekarang, namun mengincar pembicaraan dengan Eun Su sekarang… pasti akan membuat sesuatu yang luar biasa.

…dalam arti jelek, setidaknya itulah yang dipikirkan bocah ini.

“Kemarilah, Kohler. Duduk di sampingku. Aku butuh teman bicara. Itupun kalau kau tidak mau tidur duluan,”

Namun Heidrich membisu. Dirinya menimang-nimang opsi untuk melakukan apa yang diminta pemuda yang menjadi teman sekamarnya. Bukan hal yang memberatkan dirinya bukan? Yah, ia sendiri juga tidak mau tidur cepat setelah menyinggung masalah mimpi buruk itu. Karena itu, dirinya pun menarik selimut, mengenakannya di sekeliling tubuh (hei, ini musim dingin—jangan berharap kalau dirinya akan melepas kain tebal tersebut), kemudian berjalan ke arah Eun Su yang masih kelihatan sebagai sebuah siluet hitam tak berwajah.

Mungkin ia harus menarik jendela, supaya setidaknya kamar menjadi remang-remang?

Hal itulah yang ia lakukan. Bulan di luar memang tidak purnama, namun cahayanya setidaknya cukup membuat ruangan terlihat lebih remang-remang. Di tengah minimnya cahaya, Heidrich dapat melihat—

“…mimpi burukmu pasti bukan mimpi tolol.”

--Song Eun Su, dengan mata merah dan hidung yang masih kelihatan meler. Sementara Heidrich? Setelah pernyataan tersebut, bocah ini kehilangan rasa kesal dan sedihnya tadi, digantikan oleh rasa penasaran dan… simpati? Ini Heidrich Kohler, Troublemaker Extraordinaire. Simpati adalah satu kata yang belum terdefinisi dalam kepalanya—tidak pernah dan, ia harap, tidak akan.

Pada dirinya saja, ia tidak bisa bersimpati; bagaimana pada orang lain?
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime15th January 2010, 19:24

Rupanya Heidrich berinisiatif membuka tirai yang menutupi jendela, membiarkan secercah cahaya masuk ke kamar mereka. Cahaya bulan di musim dingin yang redup seolah menambah suasana galau kamar itu. Setidaknya Eun Su bisa melihat sosok mungil berselimut yang menghampirinya. Malam ini memang dingin, toh tak ada gunanya melarang Heidrich menggunakan selimutnya itu. Walau begitu, Eun Su tampak tetap tenang menghadapi cuaca dingin itu. Entah kenapa. Bahkan senyuman lembut yang jarang sekali diperlihatkan di muka umum terus menghiasi wajah Eun Su.

Eun Su hanya terkekeh kecil saat mendengar respon bocah itu. Yah, Kohler memang begitu, apa boleh buat. Setiap orang punya ciri khasnya sendiri-sendiri, termasuk juga Heidrich Kohler.

”Kadang aku bermimpi tentang ayahku –walau bukan ayah resmi, dia tetap ayah kandungku. Dia pria yang baik, walaupun kami jarang bertemu. Di dalam mimpiku, aku bermain dengannya di padang rumput. Saat aku dan ayahku lelah, kami beristirahat di bawah sebuah pohon rindang, dan aku bersandar pada pahanya,” ucap Eun Su dengan lancar, walau sekilas mimiknya berubah menjadi lirih. ”Namun tiba-tiba saja kepalaku basah, dan saat kuperiksa cairan itu...,” tambah Eun Su yang kemudian menarik nafas perlahan sebelum melanjutkan cerita mengenai mimpinya itu,”...rupanya itu adalah darah. Tangan ayahku terlepas dari tempat asalnya, dan kepalanya juga dipenuhi darah. Namun senyum tetap terlihat di wajahnya.”

Rupanya cerita ini cukup menguras energinya, sekarang nafas Eun Su jadi tersengal-sengal. Namun wajahnya tetap tenang. Untuk menenangkan diri, Eun Su menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Kedua tangannya mencengkram selimut yang menutupi kakinya.

”Apa kau tahu, Kohler? Aku melihat sendiri eksekusi ayahku saat aku kecil. Aku melihat kuda-kuda itu menarik kedua kaki dan tangan ayahku hingga terpisah dari badannya yang penuh luka cambuk. Ayahku mati di depanku, dan itulah salah satu sumber mimpi-mimpi buruk ini,” ucap Eun Su dengan suara agak bergetar.

Kemudian senyuman sekali lagi tampak di mukanya. Bodoh, padahal seharusnya Eun Su lebih jujur pada dirinya sendiri, bukannya memaksakan diri seperti senyuman ini. Tapi sedikit rasa lega menyusup ke dalam hatinya. Menceritakannya rupanya memang lebih baik daripada memendamnya, walau butuh banyak energi batin untuk melakukan hal itu.


Udah lama ga rpan, jadi feelnya agak kurang. Maap masmun *sujud*
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime16th January 2010, 01:01

Sebuah tawa—lebih tepatnya kekehan?—kecil memenuhi ruangan. Tawa kecil tersebut seakan membuat udara di sekitarnya menjadi aneh—tidak tepat. Bukankah mata dari pemuda yang ada di hadapannya ini (Heidrich belum mendekati pemuda berdarah asia tersebut) terlihat merah karena… tangis? Bila demikian, mengapa pemuda tersebut kini tertawa? Bukankah hal ini tidak masuk akal?

Salah satu anomali yang sebenarnya mampu membuat Heidrich Kohler menggenggam ujung selimutnya; takut dan bingung, karena sesuatu yang tidak jelas terjadi tepat di hadapannya. Yah, tidak sepenuhnya takut… khawatir? Sepertinya darah Ravel Kohler memang mengalir pada anak ini, sejahil apapun dirinya.

”Kadang aku bermimpi tentang ayahku –walau bukan ayah resmi, dia tetap ayah kandungku. Dia pria yang baik, walaupun kami jarang bertemu. Di dalam mimpiku, aku bermain dengannya di padang rumput. Saat aku dan ayahku lelah, kami beristirahat di bawah sebuah pohon rindang, dan aku bersandar pada pahanya,”

Alisnya naik; sungguh, ia tidal bermaksud untuk memberikan sebuah anggapan sinis pada pemuda yang duduk di hadapannya ini. Hanya saja, bocah ini tidak mengantisipasi bahwa Eun Su akan mendongeng… tentang sejarahnya sendiri. Di malam seperti ini? Ia sebenarnya tidak tertarik. Namun, bila opsi yang tersedia hanyalah tidur dan mendengar cerita, Heidrich akan jauh lebih tenang dengan opsi kedua. Karena itu, ia pun berjalan mendekati Eun Su, sampai akhirnya bocah tersebut duduk di sebelahnya.

”Namun tiba-tiba saja kepalaku basah, dan saat kuperiksa cairan itu... rupanya itu adalah darah. Tangan ayahku terlepas dari tempat asalnya, dan kepalanya juga dipenuhi darah. Namun senyum tetap terlihat di wajahnya,”

Heidrich manggut-manggut pada awalnya, namun segera berhenti ketika Eun Su menceritakan horor dari mimpi buruknya. Diam; Heidrich bisa membayangkan bagaimana sebuah kejadian dapat terjadi; tidak beda jauh dengan memotong-motong bagian dari Akuma bukan? Mungkin, bila makhluk-makhluk terkutuk itu menjatuhkan darah hitamnya, bila manusia… yah, pada umumnya darah berwarna merah pasti akan langsung merembes keluar, membasahi area yang ada.

Heidrich bisa membayangkan hal tersebut, dengan jelas di kepalanya? Sangat.

”Apa kau tahu, Kohler?—

Kepala segera tertunduk. Itu hanya mimpi bukan? Tentunya pria yang menjadi ayah dari pemuda yang masih duduk di sebelahnya masih hidup, menunggu kunjungan dari anaknya, bukan? Yah, setidaknya tidak terlalu berbeda dengan dirinya yang mendapat tengokan dari ayahnya beberapa bulan sekali, meskipun ia tidak mengalami salah satunya dalam enam bulan.

Bukankah Eun Su bertingkah seperti itu karena ia… masih memliki orang yang dia sayangi?

“—Aku melihat sendiri eksekusi ayahku saat aku kecil. Aku melihat kuda-kuda itu menarik kedua kaki dan tangan ayahku hingga terpisah dari badannya yang penuh luka cambuk. Ayahku mati di depanku, dan itulah salah satu sumber mimpi-mimpi buruk ini,”

Satu tusukan, karena Heidrich Kohler kini merasa bersalah setelah mengasumsikan dalam benaknya. Awalnya, ia mengira ini hanya sekedar mimpi buruk biasa; sesuatu yang pasti akan hilang asalkan yang bersangkutan segera kembali tidur. Lalu, keesokan harinya, ia takkan mengingat mimpi tersebut. Setidaknya, bagi orang normal—dalam artian jarang mengalami mimpi buruk—bukankah hal tersebut wajar? Bukankah Song Eun Su normal?

…Tidak di matanya, setelah kata-kata pemuda tersebut.

Mata kuning kecoklatannya belum berani melihat bagaimana wajah pemuda di sampingnya sekarang. Apakah yang bersangkutan kembali menangis? Bila demikian, ia tidak mau melihatnya. Laki-laki tidak boleh menangis bukan? Karena itu, kalaupun Song Eun Su menangis, ia tidak akan melihatnya, kemudian berpura-pura bahwa pemuda tersebut memang benar tidak menangis. Dengan demikian, bahkan setelah menangis pun, mungkih masih ada harga diri yang tersisa; mungkin.

Namun apa yang dilakukan kepalanya? Heidrich tetap mendongak, kemudian mlihat bagaimana senyum Eun Su kembali merekah.

Heidrich merasa mual.

Sontak, kedua tangan bocah ini segera meraih pemuda tersebut tanpa izin lebih lanjut. Tangan memegang pipi, berusaha menahan agar senyum tersebut tidak diam berada di depannya. Oh, ia sangat benci ketika hal ini terjadi. Kejujuran ada di atas segalanya—satu hal yang telah diajarkan secara turun temurun dalam darah baron Kohler—meskipun ia… bukanlah bagian dari keluarga tersebut lagi, setidaknya semenjak kakeknya pergi menanggalkan nama kebangsawanannya.

“Jangan tersenyum bila memang ingin menangis.” Bocah ini berkata pelan. Untuk mengatakan hal ini… adalah satu hal jujur yang masih ia pegang sampai sekarang; ia gembira jika memang senang, ia jahil jika memang ingin, ia senyum jika memang mau, ia menangis jika memang sakit.

Mengapa perlu menyembunyikan sesuatu?

Mata kuning kecoklatan akhirnya memberanikan diri untuk menatap mata hitam tersebut. Mungkin bocah ini setengah berharap bahwa Eun Su mengerti apa yang dimaksudnya; bukankah mereka hidup di antara kebohongan? Mungkin Eun Su bisa mengerti bahwa bahkan Heidrich Kohler sekalipun tidak bisa mengekspresikan semuanya secara verbal.

Kuning kecoklatan tersebut juga merefleksikan ketakutan dan rasa bersalah—sesuatu yang tidak ia inginkan keluar; biarlah mereka tetap berada di dunia mimpi, karena hal tersebut tidak riil.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime16th January 2010, 19:35

Kamar Eun Su dan Heidrich jadi sedikit lebih terang saat awan kelabu yang asalnya menghalangi bulan akhirnya pergi. Pemuda Korea itu bisa melihat dengan cukup jelas emosi yang tampak dari sepasang iris kecokelatan milik rekannya itu. Cemas? Ketakutan? Entahlah, yang pasti bukan sorot kebahagiaan yang tampak di kedua mata bocah itu.

”Maaf, mungkin ceritaku ini tidak enak didengar,” ucap Eun Su datar, dan sedikit terkekeh.

Jujur, Eun Su agak terkejut saat tangan Heidrich mendarat di pipinya. Hangat. Ya, tangan mungil itu hangat dan lembut. Agak melebih-lebihkah mungkin, tapi memang itulah yang dirasakan bagian yang disentuh Heidrich.

”Jangan tersenyum bila memang ingin menangis.”

Tangan yang lebih besar kemudian mengusap – atau tepatnya mengacak-acak? – rambut cokelat Heidrich perlahan. Seumur hidup Eun Su ingin punya saudara, kakak perempuan yang lembut, kakak laki-laki yang kuat dan tegas, dan mungkin beberapa adik laki-laki dan perempuan. Perasaan tenang menyelimuti hati Eun Su, seolah Heidrich memang adik kandung yang tak akan mungkin dimilikinya. Tuhan, terima kasih telah mempertemukan Eun Su dengan Heidrich.

Setetes air mata mengalir, menyusuri pipi yang masih hangat karena dipegang rekannya itu.

Sebagai persiapan untuk cerita selanjutnya, Eun Su menarik nafas perlahan. ”Ibuku. Ya, Ibuku juga seringkali muncul dalam dunia mimpi.” Tanpa disadari, tangan Eun Su menggenggam tangan Heidrich kuat-kuat. Inilah klimaks dari semua masa lalunya yang kelam.

”Ibuku sedang sakit entah apa namanya saat akuma-akuma itu datang ke rumahku. Ya, mereka datang! Beberapa akuma level rendah, tapi kami berdua tak punya kekuatan apa-apa. Ibuku langsung beranjak dari tempat tidurnya. Wanita itu berusaha melindungiku, padahal dia sendiri sedang sakit!” kata Eun Su penuh emosi. Matanya membelalak, dan air mata terus mengaliri pipinya. Tangannya masih menggenggam tangan Heidrich, Eun Su tak memperhatikan kondisi temannya itu.

”Dalam beberapa detik, tubuh ibu berubah menjadi debu. Wanita itu menoleh padaku dan tersenyum, seolah ia tak akan menyerah untuk melindungiku walaupun tahu ia tak akan hidup lebih lama. Akuma itu membunuh ibuku!” teriak Eun Su diikuti jeritan seperti orang gila. Emosinya yang meluap membuatnya lupa dengan dunia yang ia pijak sekarang. Isak tangis membuncah keluar dari dalam diri pemuda itu.

Eun Su sudah menangis sekarang, Heidrich. Bukankah itu yang kau mau?
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime17th January 2010, 00:22

Bocah ini dapat merasakan bagaimana onggokan coklat di kepalanya digosok-gosok. Mahkota miliknya merupakan warisan langsung dari ibunya—salah satu hal yang mengingatkan orang-orang bahwa ia tidaklah seratus persen mirip ayahnya, minus kelakuannya yang tidak tertahankan tentunya. Mungkin… Eun Su adalah salah satu dari mereka yang menganggap dirinya demikian juga kah? Seharusnya tidak; bukankah beliau belum pernah bertemu ayahnya.

…mengapa kereta pikirannya langsung membawa topik di kepala kepada ayahnya?

Mata kuning kecoklatan tersebut kemudian berkedip ketika sesuatu menyentuh tangannya, kemudian menggenggamnya dengan keras. Iris coklatnya sempat terfokus pada dua hal yang menyentuh tangannya, sementara otak meregistrasi informasi tersebut sebagai tangan dari pemuda yang ada di depannya. Sepertinya, apa yang dilakukan oleh Eun Su merupakan reaksi yang dipilih; spontan, malahan.

Kemudian, cerita kembali berjalan.

Heidrich dapat melihat bagaimana bibir dari rekan seniornya membuka dan menutup, sementara suara miliknya menggetarkan partikel udara. Cerita yang disampaikan oleh Eun Su berpindah tokoh utama, kali ini mengenai ibunya. Kemudian…

Heidrich Kohler tidak bisa memalingkan wajahnya.

Bahkan ketika mata hitam tersebut terfokus pada dirinya tanpa adanya kesadaran akan kondisi dari bocah ini sendiri—kalau saja Eun Su sadar bahwa tangan bocah ini sudah bergetar hebat—Heidrich tidak dapat berpaling. Mata kuning kecoklatannya seakan terpaku pada mata hitam, tidak tahu ke mana lagi ia harus menjatuhkan pandangannya. Terserahlah dengan tangannya yang mulai basah; intonasi suara yang diambil oleh Eun Su tidak pernah ia dengar sekalipun. Sebegitu traumatisnya kah apa yang telah terjadi pada pemuda ini?

Siapa dirinya untuk menjustifikasi?

Heidrich merapatkan bibir; bila ada hal positif yang bisa terpikirkan olehnya, maka ia harus bersyukur bahwa ibunya meninggal dalam kisaran detik. Dengan demikian, mungkin wanita tersebut tidak perlu membusuk di tempat tidurnya, perlahan digerogoti oleh penyakit. Swift death; baik bagi mereka yang meninggal.

Bagi yang ditinggalkan, persetan dengan opsi tersebut.

“Itu lebih baik.” Heidrich berujar pelan. Ia memang terpaksa melewati raungan dari pemuda tersebut. Namun, bila itu artinya ia bisa melihat hal selain kemunafikan, Heidrich akan melewatinya. Di lain pihak, ia merasa bersalah karena telah membuat Eun Su meraung seperti itu; mungkin apa yang ia lakukan memang tidak membuat perasaan yang lebih lega?

“Di manapun, seorang ibu itu selalu baik bukan?” Bocah kecil ini memulai kata-katanya kembali. Mata kuning kecoklatan masih terpaku pada mata hitam, kini diseka oleh tangan yang awalnya masih memegang pipi Eun Su. Heidrich Kohler mampu melepaskan tangan kanannya dari cengkraman tangan Eun Su, kemudian menyeka butir air yang keluar dari mata kiri Eun Su.

“Beliau pasti orang baik… orang baik cepat meninggalkan kita.” Kali ini, bahkan Heidrich tidak mampu menatap Eun Su langsung di mata. Ia sendiri punya beberapa hal yang ada pada benaknya bukan? Ya, seperti bagaimana ibunya meninggalkannya itu… atau bagaimana ia mengkhianati ibunya bahkan setelah tahu bahwa hal tersebut… terlarang.

Anak pengkhianat.

“Setidaknya, mereka… tidak perlu merasa sakit di dunia ini lagi bukan?”

Hidungnya terasa tersumbat. Apa-apaan ini? Lalu mengapa pandangannya juga mengabur? Apa ini alasan mengapa ia tidak ingin bertatapan dengan pemuda yang menjadi lawan bicaranya?
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime20th January 2010, 17:07

Eun Su sadar dirinya tidak pantas menangis macam itu, di hadapan anak kecil pula. Tapi ingatan itu terus mengganggunya, menghantuinya setiap malam. Betapa lemahnya Eun Su saat itu. Bahkan setidaknya ia bisa membalas budi pada ibunya dengan melindunginya, tapi ketidakberdayaanlah yang menghentikan semua logika. Walaupun sekarang Eun Su tahu tak ada yang bisa menghentikan racun akuma saat mereka sudah menyerang tubuh seseorang, tetap saja ia kecewa pada dirinya sendiri.

“Setidaknya, mereka… tidak perlu merasa sakit di dunia ini lagi bukan?”


Ya, jika ibunya selamat, perlahan ibunya meninggal karena digerogoti penyakit. Tapi itu bukanlah alasan yang ia cari.

"Aku tahu, cepat atau lambat setiap jiwa akan kembali ke sisi-Nya," ucap Eun Su dengan suara serak. Ya, Tuhan-lah yang mengatur kematian. Tuhan-lah yang mengatur jiwa dan waktu. Apapun yang Eun Su lakukan bukanlah apa-apa dibanding kuasa-Nya.

Tangisnya perlahan mulai berhenti, hatinya jauh lebih lega daripada sebelum bercerita pada Kohler. Kemudian emosinya mulai stabil lagi. Yah, walaupun tanda-tanda fisiknya belum menunjukkan perubahan yang berarti.

"Maaf aku jadi menyedihkan begini," ucapnya datar ditambah senyum singkat. "Sebelumnya lebih buruk dari ini, terima kasih," tambahnya datar.

"Manusia memang tidak pernah puas. Jujur, aku masih merasa menyesal dengan apa yang terjadi. Kita hanya bisa berdoa untuk mereka, bukankah begitu?"
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime20th January 2010, 17:41

"Aku tahu, cepat atau lambat setiap jiwa akan kembali ke sisi-Nya,"

Sungguh, kepalanya masih tertunduk ketika Exorcist yang ada di depannya ini mengatakan hal tersebut. Sudah berapa kali ia mendengar pernyataan tersebut, bahwa semuanya pasti akan kembali ke sisi-Nya? Lebih dari hitungan jari. Sudah berapa lama ia menangis karena pernyataan tersebut? Hampir setiap kali orang-orang menggunakan kalimat tersebut.

Dan Heidrich, layaknya anak berumur 12 tahun yang belum siap menerima kenyataan kejam dunia sepenuhnya, tidak bisa menerima alasan standar tersebut. Apakah ia bisa berpikir demikian, bahkan dengan dirinya yang memanggil Earl, meminta yang bersangkutan untuk mengembalikan ibunya--

--dan kereta pikiran Heidrich terputus, digantikan oleh lolongan panjang milik seekor Akuma, jauh dari rupa ibunya yang seharusnya.

Lewat bagaikan angin; kata-kata Eun Su selanjutnya bahkan tidak sampai pada otaknya yang sibuk memroses ulang kejadian enam tahun lalu. Tangannya langsung menutup telinga, namun apapun yang ia lakukan seakan memperkeras teriakan dari memorinya.

"Stoppen... bitte..." *) Bocah ini mendesis pelan, sebenarnya bukan tertuju pada Eun Su, namun pada dirinya sendiri. Mata kabur; suara imajiner kini mencoba menyudutkannya, langsung membebankan kematian ibunya yang ke dua langsung pada benaknya. Selimut miliknya sudah jatuh ke lantai, sementara hawa dingin membuat dirinya setengah tersadar akan kalimat terakhir Eun Su.

"Manusia memang tidak pernah puas. Jujur, aku masih merasa menyesal dengan apa yang terjadi. Kita hanya bisa berdoa untuk mereka, bukankah begitu?"


Diam.

Di saat yang sama, air mata yang sudah ia tahan selama beberapa lama kini keluar, membasahi pipi. Tangan kanannya menutupi kedua mata, sementara dirinya sebisa mungkin menyegel mulut, agar tidak ada desisan lain... ataupun bunyi serak.

Memangnya Tuhan akan mengabulkan doa dari bocah yang telah mengubah ibunya menjadi seorang Akuma?




*) Kumohon.. berhenti...
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime24th January 2010, 08:44

Eun Su melepaskan genggaman tangannya. Mungkin tadi ia mencengkram tangan rekan Exorcistnya itu terlalu kuat. Eun Su kemudian menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Perubahan emosinya yang mendadak tadi membuatnya capek, entah kenapa.

'Tuhan, berikanlah kebahagiaan pada orangtuaku,' harapnya dalam hati.

Tunggu, mana ucapan sarkastis yang biasanya? Kenapa Kohler diam?

Kepala Eun Su menengok ke arah anak itu. Kepala Kohler tertunduk. "Kohler?" tanyanya perlahan pada si bocah.

Air mata tampak mengalir di wajah mungil Kohler, membasahi pipinya. Kenapa? Apakah ceritanya ini berpengaruh pada emosinya? Tanpa meminta izin dari Kohler, Eun Su memeluk anak yang sedang menangis itu. Dibalik segala keusilan dan tindak-tanduk lainnya, dari awal Eun Su sudah mengira anak itu begitu rapuh secara mental. Eun Su juga sama. Karena itulah ia bisa sedikit menerawang Kohler.

Tanpa ucapan lain keluar dari mulut pemuda asal Korea itu, Eun Su tetap memeluk Kohler dengan erat. Eun Su tak akan melarang Kohler menangis, sama seperti tadi Kohler melarangnya untuk tidak menangis.
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime28th January 2010, 14:43

"Kohler?"

Ada yang mendekapnya.

Ah, ternyata memang bukan perasaan bocah ini. Pemuda yang menjadi rekan sekamarnya kini memang mendekapnya. Karena apa? Ah, pipinya memang terasa basah... kemudian napasnya memang terasa tersengal. Bagaimana keadaannya? Buruk; ia menangisi dirinya sendiri, karena ia tahu bahwa ia telah melakukan sesuatu yang penuh dosa--Tuhan tidak menyukai mereka yang berdosa bukan?

Karena itu, Tuhan juga... pasti Tuhan tidak akan mau mengabulkan doanya juga, kan? Jadi... pada siapa lagi ia harus berdoa?

"D-doaku pasti ti-tidak akan t-terkabul..." Heidrich terisak, masih tidak berusaha melepaskan dekapan dari pemuda yang lebih tua beberapa tahun darinya. Eun Su, seharusnya dia tahu mengapa bukan? Atau jangan-jangan dia tidak tahu?

Tangan kanan bocah ini masih mencoba menghalangti matanya yang masih memroduksi air mata.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime31st January 2010, 10:14

Kalau boleh Eun Su bertanya, kenapa malam ini terlalu sunyi untuk diisi dengan tangis dan air mata? Bukankah banyak kegiatan yang lebih baik untuk keduanya?

Tidak, tidak. Eun Su yang memulainya, dan kali ini Heidrich sedang dikelilingi rasa duka sepertinya. Kalau Heidrich membantunya untuk menceritakan sampai akhir. Kenapa Eun Su tidak melakukan hal yang sama terhadapnya?

"Heidrich..," ucap Eun Su lirih. Air mata Eun Su menetes lagi, walau tidak sehebat tadi. Bukankah emosi seseorang itu menular?


"D-doaku pasti ti-tidak akan t-terkabul..."

"Semua ada waktunya," ucap Eun Su datar. "Awalnya memang sulit, tapi teruslah berharap, Heidrich," lanjut pemuda Korea itu singkat.

Ya, dulu semuanya juga begitu sulit bagi Song Eun Su. Dirinya hampir melupakan Tuhan yang selama ini dipercayanya. Pertanyaan-pertanyaan muncul, timbul dan tenggelam. "Di mana Tuhan saat aku butuh." atau "Kenapa Tuhan tidak menolongku." menjadi pertanyaan favoritnya. Mungkin bukan Eun Su saja, tapi seluruh umat yang sedang mengalami musibah juga menayakan hal yang sama.

Namun lama kelamaan Eun Su sadar, tidak ada yang harus disalahkan. Baik Akuma, Earl, maupun dirinya. Saat seorang telah menemui takdirnya yang utama, kematian, maka semuanya harus menerima itu dengan lapang dada. Kadang Eun Su goyah, tapi itu adalah suatu hal yang normal, menurutnya.

"Hei," ucapnya sambil tersenyum lembut pada rekan Exorcistnya itu. "Kenapa Heidrich tidak cerita saja padaku? Lumayan ampuh, kukira," tanyanya sopan. Kalau Heidrich tidak siap, Eun Su tidak akan memaksanya, sungguh.
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime3rd February 2010, 18:10

Namanya dipanggil, lagi.

Sungguh, ia sangat berharap kalau nada suara dari pemuda tersebut milik dari ayahnya; dengan demikian, bocah ini pasti tahu dalam beberapa lama tangisnya akan berhenti--ayahnya selalu tahu apa yang harus ia lakukan ketika satu-satunya peninggalan ibunya bertingkah, baik itu karena sedih atau karena usil.

Hanya saja, suara tersebut bukan milik ayahnya.

"Semua ada waktunya. Awalnya memang sulit, tapi teruslah berharap, Heidrich,"


Bocah ini menggeleng lagi. Ingin ia berteriak, membuat pemuda itu sadar bahwa apa yang sudah ia lakukan itu tidak mungkin bisa dimaafkan. Sebodo apa pemuda ini tahu atau tidak--ia ingin berteriak di depan mukanya bahwa hal itu mustahil.

"Hei. Kenapa Heidrich tidak cerita saja padaku? Lumayan ampuh, kukira,"

Tubuh bocah ini terdiam; otak sebentar-sebentar menimang opsi yang diajukan pemuda tersebut, sampai akhirnya jawaban jelas menggema dalam pikirannya. Sebuah jawaban yang masuk akal bila dipikirkan kembali, karena Heidrich masih seorang bocah.

Bagaimana mungkin ia bisa menerima kenyataan.. bahwa apa yang terjadi pada dirinya memang sudah ditoreh pada batu; tidak bisa diubah dan diganggu gugat?

Kepala berambut coklat itu menggeleng kecil. Ia tidak mau bercerita--rasanya sama saja seperti mencambuk dirinya sendiri.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime5th February 2010, 16:34

Eun Su sedikit tertegun saat Heidrich diam dan menggelengkan kepala mungilnya. Bukankah itu pertanyaan yang cukup bodoh? Yah, mungkin anak itu memang belum siap untuk menceritakannya pada Eun Su. Respon baliknya, Eun Su mengusap-usap ubun-ubun Heidrich lembut.

"Kalau begitu, tidak apa-apa," ucapnya lembut. Perlahan Eun Su melepaskan pelukannya dari tubuh sang rekan yang sedang menangis.

"Omoni--ibuku--dulu pernah bilang, saat kita sedih pun, kita harus tetap tersenyum," lanjutnya datar, menceritakan sedikit kenangan manis dengan ibunya.

Ya, Eun Su bisa sepenuhnya mengingat saat dirinya dalam versi anak-anak menangis tak karuan karena terjatuh di pasar saat sedang berbelanja dengan ibunya. Dengan tenang, ibunya tersenyum lembut dan menyanyikan sebuah lagu ceria.

'하더라도 당신의 마음 슬픈 미소 짓고...'

Eun Su tersenyum kecil mengingatnya. Kata-kata itu terus tengiang-ngiang di dalam hatinya. Mungkin bagi beberapa orang, ucapan ibunya itu tidak terlalu berarti. Tapi baginya, itu adalah sedikit kenang-kenangan manis.

"Hidup ini seperti musik, bersenandung dengan lembut..." Sebuah senandung terdengar dari mulut pemuda asal Korea. Tanpa meminta izin dari rekannya--yang mungkin saja keberatan atau apa--Eun Su langsung menyanyikannya.

"Bahkan ketika sedih, aku menari,

Hapus air matamu dengan senyum,

Semua orang begitu baik, mari bermimpi,

Masa depan kita telah terhubung,

Ayo kemari, datang dan saling menyayangi..."


Sebuah senyum lembut terpasang di muka pemuda Korea. Sebuah senyuman dan nyanyian yang tulus dari hatinya.



하더라도 당신의 마음 슬픈 미소 짓고 = Kalaupun hatimu sedih, tetaplah tersenyum

Lagu di atas adalah : FT Island - Life Is Like a Musical
Maaf translatenya abalan, nanti kalo ketemu yang lebih bagus (translatannya) saya langsung ganti
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime23rd February 2010, 14:33

"Omoni--ibuku--dulu pernah bilang, saat kita sedih pun, kita harus tetap tersenyum,"

Tersenyum katanya? Sungguh, bocah ini tidak mengerti. Maksudnya, sejauh yang bisa ia pahami, ia tersenyum karena memang ia lupa akan kesedihannya, meskipun beberapa saat. Tentu saja Heidrich sedikit-sedikit sadar akan hal ini (bagaimana mungkin ia bisa tidak tersenyum bila melihat eksekusi rencana usilnya berhasil?).

Dan pemuda yang lebih tua di hadapannya ini menyanyi, lagi--setidaknya bocah berumur 12 tahun ini tahu bahwa nada yang dibawakan Eun Su tidaklah sumbang. Sebuah nada lagu yang... bisa dibilang cukup gembira?

Hm? Otot pipinya menegang? Selucu itukah keadaan mereka berdua hingga mulutnya menyunggingkan senyum?

"Meh, kalau memang sedih masa' harus tersenyum juga?" Ekspresi wajah cukup tenang sempat muncul beberapa saat segera hilang digantikan ekspresi masam. Mata kuning kecoklatannya kini berhadapan dengan mata hitam, meminta penjelasan mengapa hal itu harus demikian.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime24th February 2010, 13:57

Melihat sebuah senyuman kecil di muka Heidrich membuat Eun Su manjadi bertambah senang. Senyum tipisnya melebar. Kegalauannya tadi sirna begitu saja, seperti sinar bulan yang ditutupi oleh awan tadi. Walau Eun Su tidak yakin kapan awan kelabu itu pergi dan menimbulkan perasaan tidak enak seperti tadi. Yah, untuk sekarang, ada baiknya untuk ceria sedikit.

"Meh, kalau memang sedih masa' harus tersenyum juga?"

"Kalau begitu kenapa tidak Heidrich coba saja sendiri?" ujar Eun Su.

Sekali lagi Eun Su mengusap rambut anak di sebelahnya. "Ayo cobalah, aku ingin melihatnya," ucap Eun Su santai. Kemudian kedua mata cokelatnya menatap lurus-lurus wajah Heidrich. Eun Su tersenyum lembut sambil menanti datangnya senyuman.

Yah, itupun kalau Heidrich benar-benar mau...
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime27th February 2010, 19:18

"Kalau begitu kenapa tidak Heidrich coba saja sendiri?"

Permintaan yang mudah, sebenarnya. Lagipula, siapa pula yang tidak bisa tersenyum ketika seseorang memintanya untuk tersenyum? Hei, bocah yang satu ini malah lebih sering terlihat tersenyum ganas (karena beerniat untuk mengusil) atau mengikik dengan penuh tanda tanya (karena baru saja menyelesaikan leluconnya yang paling berdampak). Tentunya, sebuah senyum simpul kecila bukanlah masalah bukan?

Lalu, mengapa ujung bibirnya tidak meregang; mengapa bibirnya tidak menunjukkan senyum?

"Ayo cobalah, aku ingin melihatnya,"

"....Ich will nicht schmunzeln." Bocah ini berbisik. Ada yang mengganjal kerongkongannya saat kata-kata tersebut meluncur dari mulut, dan bocah ini tahu lebih dari siapapun bahwa matanya pasti berkaca-kaca, lagi. Otaknya merumuskan beberapa kata serapah--hanya beberapa yang pernah ia pelajari dari staf dapur.

"...Eun Su baik ya. Ibumu pasti senang di atas. Kalau aku..."

Dan kata-kata tersebut terhenti, bersamaan dam yang segera hancur--air mata Heidrich bahkan sudah turun sebelum bocah ini berusaha mengelapnya lagi. Kenapa ia menjadi cengeng begini? Bodoh baginya--apa kata ayahnya nanti? Apa Tuhan sejahat itu hingga sepertinya jalan terbaik baginya adalah... mengumbar segalanya?

...Mungkin lebih baik?

"...ibuku tidak mungkin senang." Satu senyum; agak janggal mengingat diri bocah tersebut belum bebas dari tangis yang membasahi pipinya. "Aku yang mengirimnya ke atas... Mana mungkin ibu senang?"

Suaranya bergetar.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime19th March 2010, 13:49

"....Ich will nicht schmunzeln."

Sebuah tanda tanya besar muncul di benak pemuda asal Korea itu. Baiklah, faktanya ia sama sekali tidak bisa bahasa Jerman, bahkan bahasa Inggris saja ia masih harus belajar banyak. Dan kali ini bocah di depannya bergumam dalam bahasa ibunya, mana Eun Su mengerti?


"...Eun Su baik ya. Ibumu pasti senang di atas. Kalau aku..."

Oh, ia mulai lagi. Eun Su menyiapkan kedua telinganya untuk mendengar apa yang akan diucapkan Heidrich selanjutnya.

"...ibuku tidak mungkin senang."

Bodoh...

"Aku yang mengirimnya ke atas... Mana mungkin ibu senang?"

Eun Su mengusap lembut air mata di pipi Heidrich. Lalu telunjuknya ditaruh di depan bibir Heidrich perlahan, menyuruhnya berhenti. Mungkin semua ini terlalu berat untuk ditanggung anak seumurannya. Beban batin yang bahkan orang dewasa sekalipun belum tentu bisa menanggungnya. Lihat saja Eun Su sendiri! Tak ada alasan lain air matanya selalu keluar di tengah malam selain karena menyesal.

"Sebelum memaafkan orang lain..." ucap Eun Su tenang, tangannya yang bebas mengusap rambut Heidrich sekali lagi. "Kau harus bisa memaafkan dirimu terlebih dahulu. Kukira ibu kita akan berpikir hal yang sama di sana," lanjut Eun Su dengan suara agak bergetar.

Eottae, eomma? Apakah benar seperti itu?
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime19th March 2010, 23:51

"Sebelum memaafkan orang lain... Kau harus bisa memaafkan dirimu terlebih dahulu. Kukira ibu kita akan berpikir hal yang sama di sana,"

Heidrich menggigit bibir. Tangannya menyeka air mata yang terus turun tidak berhenti. Di saat seperti ini, ketika memang ada orang yang mengatakan hal tersebut padanya (seakan ada yang mengatakan hal tersebut padanya? Meh--sama sekali tidak ada, setidaknya di cabang Asia), di dalam kepalanya segera terbayang wajah ayahnya--bagaimana ayahnya memeluknya, tidak mengusap-usap kepalanya seperti saat ketika dirinya jatuh dari tangga dan melukai lututnya atau ketika ia melakukan kesalahan aneh di depan orang-orang.

Ayahnya tidak mengusapnya, ketika beliau terpaksa membunuh ibunya untuk kedua kalinya.

"Nggak bisa.. Dosaku terlalu besar, dan aku pasti masuk neraka.." Bocah tersebut terisak lagi, setengahnya adalah karena ia memang bersalah. Setengahnya lagi karena ia tahu pasti dirinya dikirim ke neraka--bagi bocah seperti dirinya, dua-duanya memacu perasaaan bersalahnya.

Kali ini, senyum janggal yang sempat mewarnai wajahnya kini hilang dimakan ekspresi pahit dan sedih. Bocah ini benar-benar menangis, tidak hanya menahan ekspresinya agar tetap kelihatan solid--tidak hancur, hanya ceria.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime26th March 2010, 14:56

“Kukira…” Eun Su sedikit menambahkan ucapan yang tadi belum sempat ia katakan pada bocah di hadapannya, dengan senyum lembut –yang entah kenapa ia tak bisa menjadi pemuda tanpa emosi seperti biasa di hadapan Heidrich–, pemuda Korea itu berkata, “Kau terlalu memikirkannya, padahal semua pemikiran itu kupikir belum tentu benar.”

”Nggak bisa.. Dosaku terlalu besar, dan aku pasti masuk neraka..”

Bocah itu tersenyum janggal, mungkin persis ketika tadi saat ia berusaha menutupi kesedihannya. Tidak, rasanya terlalu banyak kesamaan dalam masa lalu mereka. Walau untungnya ayah Heidrich masih hidup sehat di Inggris sana. Perlahan Eun Su mulai mengerti kesedihan Heidrich.

...Namun tetap saja ia agak gemas dengan ucapan terakhir bocah itu.

”Cukup Heidrich,” ucap Eun Su yang sedikit menaikkan nada ucapannya itu –jadi setengah marah, atau begitulah– dan kemudian mencubit kedua pipi Heidrich yang basah karena air mata. Apakah tak ada sedikit pun cahaya harapan dalam sosok bocah yang biasanya usil ini? Itu membuat Eun Su sedikit terkejut. ””Tak seorang pun mengetahui dunia mana yang akan dimasuki oleh kita kelak, selain Tuhan. Kumohon, sedikit berharaplah. Walau yang sudah meninggal tak akan kembali, setidaknya kita bisa menerimanya dengan lapang dada,” bisiknya lembut. Eun Su perlahan menghela nafasnya.

Yah, setidaknya itulah yang selalu Eun Su pikirkan saat dirinya kembali menyalahkan diri sendiri...

Bahkan kotak pandora yang berisi kejahatan itu menyisakan sebuah batu harapan di dasarnya, dan Eun Su yakin Heidrich pun seperti itu. Benar kan?
Back to top Go down
Heidrich Kohler

Heidrich Kohler


Posts : 50
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 12 tahun

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime26th March 2010, 15:09

Ah, belum pernah ada yang sebaik ini.

Maksudnya, tentu ayahnya memang baik; selalu melindunginya dari marabahaya, menyayanginya bahkan setelah apa yang ia lakukan. Namun, ini pertama kalinya Heidrich mendapat perhatian orang lain, setidaknya dalam hal ini. Yah, bila ia tidak menghitung gurunya sendiri, mungkin Eun Su menjadi orang pertama agar mulutnya terbuka untuk mengutarakan pikirannya.

Terisak sebentar, tangannya mengusap-usap pipi yang dicubit; tidak sakit, namun masih terasa tanda bahwa tekanan telah diberikan pada sisi tersebut. Itu membuatnya cukup merasa tidak nyaman.

"Aku nggak tahu, Eun Su.." terisak lagi, tangannya menyapu air mata yang masih jatuh. "Tuhan tidak mungkin memaafkan anak yang menjadikan ibunya... hik.. hik..."

Ada perasaan antara mau tak mau; Heidrich berhenti di tengah menyelesaikan kata-katanya. Ia akan merasa sangat malu, seakan tak dimaafkan, kalau satu kata tersebut keluar dari mulutnya.

"...Ak.. Akuma kan....?" Mulutnya merapat, giginya menabrak, sementara Heidrich ingin dirinya tenggelam saja dalam tidur--lolongan ibunya terdengar menyakitkan.
Back to top Go down
Song Eun Su

Song Eun Su


Posts : 103
Umur : 31
Pemilik : Al2SiO5

Biodata
Posisi: Disciple
Cabang: Asia
Umur: 16

[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime29th March 2010, 05:00

"Tuhan tidak mungkin memaafkan anak yang menjadikan ibunya... hik.. hik......Ak.. Akuma kan....?"

Deg. Mendadak saja hatinya terasa berat setelah mendengar ucapan bocah berambut cokelat itu. Tuhan, kenapa anak ini mendapat ujian yang sangat keras? Satu potong kalimat itu menyingkap semua kabut penyebab kotak pandora milik Heidrich belum juga mengeluarkan cahaya harapan. Akuma. Mengapa selalu makhluk kejam itu yang menyebabkan penderitaan?

Tiba-tiba saja perutnya terasa mual. Ia bisa membayangkan kejadian itu, tentunya akan menimbulkan penyesalan yang sangat mendalam.

Tangan Eun Su merangkul daerah kepala Heidrich dan menyenderkannya di dadanya. Tetes air mata kembali terbit dari matanya. Tetes air mata iba itu tidak sederas air mata yang pertama dikeluarkannya malam itu. Rasa empati yang mendalam merasuk ke dalam hati Eun Su.

”Heidrich..” ucapnya lembut, seakan takut bocah yang rapuh itu akan pecah, sambil sesekali mengusap rambut kecokelatan yang menutupi ubun-ubunnya. Banyak kata yang ingin ia ucapkan pada Heidrich, namun rasanya agak sulit merangkainya saat otaknya sedang seperti ini. Namun ia harus tetap mencoba memancing benih harapan dalam hati Heidrich perlahan dengan kail beruoa ucapan-ucapan yang menenangkan. Setidaknya harapan Eun Su begitu, ia tak berharap lebih. Ia hanya ingin
Heidrich menyadarinya.

”Dengarkan aku, nasi sudah menjadi bubur, dosa sudah tercatat, kesedihan sudah tercipta. Renungilah apa yang sudah kau lakukan, seberapa besarnya dosa itu. Masa lalu tak akan
pernah bisa diubah, namun masa depan masih belum tercipta,”
ujarnya tenang. Eun Su menghembuskan nafas perlahan. ”Kita lupakan saja masa lalu, dan melakukan yang terbaik untuk hari ini dan nanti. Bagaimana?” tanyanya sambil menghapus air mata yang sekali lagi menetes di pipinya.

”Mungkin saja dengan begitu, Tuhan akan memaafkan kita...” Eun Su melonggarkan rangkulannya dan menggenggam tangan Heidrich.

Oot :
Woah, lama-lama si Eun Su alih fungsi jadi Priest ini *plak*
Back to top Go down
Sponsored content





[ASIA] Stained Memories Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Stained Memories   [ASIA] Stained Memories I_icon_minitime

Back to top Go down
 
[ASIA] Stained Memories
Back to top 
Page 1 of 2Go to page : 1, 2  Next
 Similar topics
-
» [ASIA] Tai Chi Master?
» [ASIA] Why Are We Here?
» [ASIA] The Musician
» [ASIA] We Met Tonight
» [ASIA] Just Walking Around

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Black Order Headquarters :: Black Order Archives :: Bookman's Records-
Jump to:  
Create a forum on Forumotion | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Forumotion.com