[CENTRAL] A Cup of Tea?

Terbuka untuk siapa saja
(Nona Giraile datang ya)
dan tolong jangan terlalu cepat ya alurnya

---

Lokasi: di taman (memang ada ya?)

Sore hari yang hangat, tidak seperti kebanyakan musim dingin yang begitu menusuk sehingga membuat orang bermalas-malasan di dalam kamarnya. Sore ini seperti biasa, rutinitasnya, Orion menggelar (maksudnya menyiapkan) hidangan sore hari, sedikit kue cemilan dan Rosella Tea, teh wangi kesukaannya, Entah dalam rangka apa, namun menyiapkan perangkat seperti ini di atas sebuah meja berserbet putih dengan hiasan bunga yang tertata rapi sudah menjadi kebiasaan dari tugasnya.

Beberapa menit yang lalu, rupanya Disciple yang juga berprofesi sebagai butler ini sudah memanggil Generalnya. Untuk apa? Tentu saja demi bisa mengubah gerak-gerik Generalnya yang terkenal barbar supaya lebih anggun dan manis sebagai seorang Lady. Perlu diketahui, ini hanya keinginannya saja semata, tidak tahu apakah yang bersangkutan senang dimanjakan dengan aturan seperti itu.

Orion menuangkan tehnya ke dalam segelas cangkir kecil.sementara tupainya terus memandangi kue-kue kecil yang tersaji. Oh ya, semua makanan itu tentu dibuat olehnya. Seorang butler tidak hanya menyajikan tapi juga membuat.

"Tidak boleh... makana itu bukan untukmu," ucapnya pada si tupai lalu menaikannya ke atas bahu.

Kini tinggal menunggu para Lady datang. Jika tidak ada juga maka ia bisa menyeret Generalnya untuk datang ke tempat itu dan menjalankan rutinitas anehnya. Walau harus terkena sedikit cabikan dari rambutnya.

"Orioooooooooooooooon!" lolongnya, layaknya gadis rimba yang mencari sesama penghuni hutan. Walau tanpa tangannya, yang membentuk lengkungan di depan mulutnya, suaranya sudah cukup keras untuk didengar sepanjang koridor. Ia mengumpat dalam bahasa Armenia, sebelum menggerutu, "Sungguh, suatu hari akan kutonjok dia..."

Ya, ia sudah mendengar panggilan Orion terhadapnya, namun... entah di mana letak Disciple yang bersangkutan. Giraile hanya berharap lelaki berkacamata itu memiliki alasan yang bagus untuk memanggilnya... seperti latihan. Ia mengepalkan salah satu tangannya; ia rasa, sudah lama sejak ia memberi pelatihan a la Sparta pada Disciple yang satu ini.

Akhirnya, ia mencapai taman, dan benar saja; lelaki yang dicarinya, bersama peliharaan tupainya, berada di sana. Bersama perangkat fetishnya. Giraile mengucek matanya. Yap, ini kenyataan; meja bersorbet putih, hiasan bunga, perangkat teh, dan tentunya, kue-kue... Orion benar-benar menjiwai peran butlernya. Bukannya Giraie tidak suka seakan-akan memiliki pelayan sendiri, tetapi ia juga tidak suka diperlakukan terlalu berlebihan sebagai wanita.

Berjalan ke arah Disciple-nya dengan geram, Giraile yang tersenyum tipis bertanya dengan suara dalam, "Kau... Bisa menjelaskan?"

Ia masih berdiri di sana, maksudnya disciple berkacamata yang sedang sibuk bermain dengan tupainya masih berdiri di samping meja. Dari kejauhan bisa didengarkan lolongan sang general yang begitu nyaring. "Oh itu dia," gumam Orion pelan lalu menaruh kembali Cedalion di pundaknya.

Tidak banyak bereaksi sebagaimana dirinya. Begitupula saat Giraile datang dan langsung melabraknya dengan sunggingan senyum tipis dan suara dalam.

"Tentu saja Nona," membenarkan letak kacamatanya terlebih dahulu. "Secangkir teh dan kue ringan sebagai teman acara ini. Para wanita bukannya menyukai kegiatan ini?" menerkanya sesaat dan tidak membiarkan Giraile untuk menyelanya.

"Sebagai seorang wanita Anda juga harus terbiasa dengan kegiatan semacam ini Nona. Lagipula sepertinya Anda sedang tidak sibuk (ia cukup tahu) dengan kegiatan Anda, jadi tidak ada salahnya untuk duduk di sini dan menikmati secangkir teh hangat dan kue manis yang telah saya sajikan."

Selesai kah? Sepertinya belum. Orion lalu menarik serbet yang terletak di sisi salah satu meja kemudian sedikit menunduk, memersilakan generalnya untuk duduk. "Silakan..." berujar pelan.

Bersiap, seandainya nanti Giraile duduk di situ, maka ia akan menaruh serbet putihnya ke atas pangkuan sang general. Kalau tidak... lihat saja cara apa yang bisa ia lakukan.

Giraile hanya mengerunyit mendengar penjelasan dari Orion yang tidak bisa diprosesnya. Memang, ia sedang memiliki waktu luang pada saat ini, namun hal-hal yang ia rasa sepatutnya dilakukan ketika dirinya berada di markas hanyalah: bermalas-malas, meminum brandi, makan, atau, yang utama, latihan.

Yang jelas, dalam minum dan makan pun ia tidak pernah mempertimbangkan melakukannya dengan set acara minum teh yang lengkap dan elegan macam ini. Orion menunduk, bergaya layaknya butler. "Silakan..."

Wanita itu mendengkus, menyilangkan lengannya. "Ini bukan playtime, Orion!!! Sana, bawa pergi tea party set ini; sudah lama sejak kita latihan bersama, hm~?"

Sebuah penolakan kah? Orion masih memasang senyum datarnya, siapa pula yang mau buru-buru membawa pergi tea party set nan cantik dan yang seperti mahal ini. Susah-susah Orion membelinya di kota sebagai persediaan dengan gaji seadanya dan kini malah ditolak sebelum bahkan sempat dicicipi.

Quote :

"Ini bukan playtime, Orion!!! Sana, bawa pergi tea party set ini; sudah lama sejak kita latihan bersama, hm~?"

"Maafkan saya Nona, tapi saya memang tidak sedang bermain-main," sekali lagi melakukan tundukkan ringan. Membuat gerakan tubuhnya seakan berkata pada Generalnya agar duduk dengan manis di situ dan ia akan melayaninya. Dasar memang dia terlahir dengan jiwa butler sehingga mau melakukan hal seperti itu.

Sebenarnya ia agak memikirkan sedikit perkataan terakhir Giraile mengenai kata 'latihan', mungkin terdengar seperti ancaman, tapi sayangnya tekad Orion untuk mengubah tabiat barbar Generalnya itu sudah mantap. Semua wanita kan terlahir sebagai seorang Lady, betul?

"Anda bisa latihan setelah meminum secangkir teh Nona, dan bukannya tidak masalah jika duduk selama beberapa menit saja daripada Anda menghabiskan waktu untuk minum brandy dengan tata cara yang tidak jelas?" mulai merayu lagi. "Kalau Anda mau, lain kali saya bisa menyiapkan wine atau minuman lainnya. Tentu yang cocok bagi Anda."

Sudah selesaikah Orion, kelakuanmu itu agaknya memaksa. Tapi tetap harus dituruti atau ia akan menyiapkan rangkaian bunga di kamar Generalnya setiap pagi.

"Enak saja! Caraku meminum brandi itu jelas!" Jika meminum brandi tiap selesai makan utama, dan juga melaksanakan beberapa sesi minum-minum hingga pingsan dihitung jelas. Intinya, ia tidak sudi minuman favoritnya dizhalimi (??) seperti itu. Tetapi, ia tahu bahwa Orion juga memiliki caranya sendiri untuk mencurahkan kekeraskepalaannya... seperti sekarang. Tidak ada baiknya juga jika ia menyeret Orion secara paksa, latihan akan lebih efektif jika kedua belah pihak setuju.

"Baiklah, kuturuti keinginanmu. Tetapi, setelah itu kita akan latihan, mengerti?" Ia menghela napas. Ya, lebih baik ia mengalah ketimbang menemukan rangkaian bunga yang aneh-aneh di kamarnya. Ia duduk di atas kursi yang ditawarkan Orion dengan gaya yang lebih kelelakian ketimbang lady-like.

"Kalau Anda mau, lain kali saya bisa menyiapkan wine atau minuman lainnya. Tentu yang cocok bagi Anda."

"Brandi saja," ujarnya singkat. Ia tidak bermasalah dengan alkohol tipe lain, tetapi cinta pertama wanita ini tetap saja anggur hasil distilasi itu. Ia menatap tajam Orion, memintanya cepat menyelesaikan permainan rumah-rumahannya.