Black Order Headquarters
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


An Indonesian D.Gray-Man original character (OC) roleplay forum. Set in an alternate 1880s.
 
HomeSearchLatest imagesRegister[ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_mini_registerLog in
Time

Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880

[CENTRAL] musim dingin, bersalju dan hawa menusuk

[ASIA] musim dingin, sejuk namun kering

[AMERICA] musim dingin, badai salju di akhir bulan

[AFRICA] musim dingin, sedikit salju di awal bulan

Acara mendatang:

- Valentine Grand Ball

(Kontak staf jika memiliki ide)

Shoutbox

ShoutMix chat widget
Affiliates

ClampFactory Al'loggio

code-geass

tenipuri-indo

Saint-Sanctuary

Neverworld

Aria Academy High School Fighter Role Play Forum

Don't be shy, affiliate with us!
 
Latest topics
» Free Talk
[ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitimeby Ravel Kohler 21st December 2015, 17:50

» [AMERICA] Unusual Training
[ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitimeby Keith Warringstate 21st June 2011, 23:10

» English Free Talk
[ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitimeby Wilhelm U. Smith 19th February 2011, 21:17

» [Central] The History Might Have Recorded Us
[ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitimeby Fuchsia Scarlet 13th February 2011, 12:21

» [CENTRAL] Looking Around
[ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitimeby Lumiere A. Etoile 6th February 2011, 20:13


 

 [ASIA] Mak Nyusss Tenan!

Go down 
2 posters
AuthorMessage
Lilith Odilia van Ersteed

Lilith Odilia van Ersteed


Posts : 25

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Asia
Umur: 17

[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime9th October 2009, 18:10

Kafetaria cabang Asia
Siang hari - ~Closed just for Aurelio & Lilith~






Seorang gadis Belanda berambut coklat tua yang digelung ke dua sisi kepalanya tersenyum lembut sambil mengaduk-aduk sebuah panci besar. Kuah yang berada di dalam panci itu menggelegak panas, Lilith Odilia van Ersteed, seorang gadis belia berumur 17 tahun mengetuk-ngetukkan jemarinya ke pipinya yang bersemu merah walaupun dia tidak sedang gugup atau terkena serangan malu mendadak.

"Hmm.. apa ya? Santan sudah.. cabai, daging, umm..." Lilith bergumam pelan pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

Ya, hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi gadis itu. Akhirnya setelah beberapa bulan berkerja di organisasi yang identik dengan warna hitam dan salib itu dia diberi kepercayaan untuk menyusun menu sendiri, ya tidak benar-benar sendiri tentunya bagaimanapun juga staff-staff lain masih tetap membuat menu reguler. Ah tapi begini saja dia sudah cukup senang kok. Apalagi dia boleh membuat masakan favoritnya, masakan khas Hindia-Belanda yang dia rindukan. Memang walaupun Lilith adalah seorang Belanda tulen dia begitu menyukai makanan khas orang pribumi --atau yang mereka panggil dengan inderland-- dan begitu lihai mengolah bahan makanan dari kepulauan rempah-rempah itu. Sebut saja masakan apapun dari sana, rendang, soto ayam, opor atau sambal balado Lilith bisa mengolah masakan masakan tersebut dengan cepat dan sedap, seperti sihir saja.

Namun rahasia terbesar dari masakannya yang selalu sempurna adalah cinta kasih yang dia berikan setiap saat gadis bermata biru gelap itu mengolah mereka. Ya, Lilith percaya bahwa masakan apapun yang dimasak dengan hati penuh cinta serta tulus terasa lebih enak daripada masakan-masakan restoran mewah yang cepat dan dingin.

"Sudah selesai kah? Ini menu terakhir kan?"

Lilith terkesiap sambil menoleh ke staff lain yang berada di belakangnya, celemeknya yang berenda bergoyang pelan mengikuti gerakan empunya yang bertubuh mungil. Gadis yang rona wajahnya mudah memerah ini mengangguk pelan dan staff barusan langsung mematikan api, mengangkat panci itu ke kafetaria.

Bagaimana dengan Lilith? Tidak, Nona manis itu tidak ikut ke kafetaria. Lilith terlalu malu untuk menunjukkan dirinya ke luar dapur --dan kamarnya sendiri. Gadis Belanda itu menghembuskan nafas dengan lembut kemudian mengatupkan kedua telapak tangannya --yang masih memegang irus-- dan berdoa pelan. Berharap bahwa seseorang akan senang dengan menu masakan yang dia siapkan.






gila sacchii emang ini judul ide sy sndiri tapi saya GA TEGAA ngetiknyaaaa =)) =)) =))
Back to top Go down
Aurelio M. Hehanussa

Aurelio M. Hehanussa


Posts : 28
Pemilik : S.E.H.

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Asia
Umur: 27

[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime10th October 2009, 14:48

Tap, tap, tap! Sepasang kaki itu melangkah dengan jarak yang cukup lebar, menggambarkan ketidaksabaran pemiliknya untuk mencapai suatu tempat. Aurelio Mahubessy Hehanussa mengelus perutnya yang sudah beberapa kali bernyanyi meminta pasokan nutrisi, sementara di wajahnya terpasang ekspresi geram. Lapar membuatnya geram. Dan ia tidak suka APAPUN yang membuatnya geram. Maka, untuk menyingkirkan rasa lapar tersebut, pria Hindia-Belanda ini melesat ke kafetaria.

Sampai di depan pintu masuk kafetaria, Aurelio tidak menggunakan tangannya untuk membuka pintu--yang cukup besar itu--, melainkan satu kakinya. Lewat sebuah tendangan mantap layaknya pemain sepak bola handal, pintu itu sukses terbuka dengan lebar. Ia berdecak, kalau tadi yang ditendangnya bola sungguhan, ia yakin bisa mencetak hattrick atau bahkan quattrick dengan kualitas tendangan seperti itu.

Oke, kita tidak akan bicara soal sepak bola di sini. Tendangan kasar tadi seolah-oleh mengatakan 'Hei, ini aku Pangeran Hitu Lama yang datang!' pada seluruh penghuni kafetaria. Sebagian dari mereka terkejut, sebagian lagi kesal karena merasa terganggu, dan sebagian lagi tidak peduli. Padahal titel itu sudah tercabut darinya sejak lama, dan sikap serta ekspresinya tidak mencerminkan titel pangeran sama sekali. Ya, pria ini hanya ingin berbuat sesuka hatinya.

Semua orang sudah tahu, kalau Aurelio memasang tampang seperti itu, artinya ia benar-benar sedang tidak ingin diganggu. Tampang yang bisa membuat anak-anak kabur ketakutan. Bahh, tidak ada anak kecil juga saat ini. Kalau ada yang berani mengusiknya, siapapun itu, Aurelio akan menghadiahkannya gamparan gratis.

Jadi, berjalanlah ia ke counter makanan, mata hitamnya tertuju pada papan yang menginformasikan menu hari ini. Ah, paling-paling menunya itu-itu lagi. Kalau tidak masakan Cina yang dominan, para juru masak itu pasti menambahkan beberapa jenis masakan Eropa. Aurelio sih, boro-boro ingin mencicipi, melihat masakan ala Barat saja sudah membuatnya kehilangan selera. Tapi cercaan bisunya itu segera lenyap karena matanya menangkap sesuatu, yang, menurutnya luar biasa.

Tidak salahkah kedua matanya ini? Ketika ia sedang tidak mengharapkan hal yang muluk-muluk, jenis-jenis kuliner yang sangat familiar dengan lidahnya justru tercantum di sana. Rendang, ikan kadondong, soto ayam, nasi rawon, nasi goreng, sambal goreng ati ampela, sayur asem... Bahkan tahu gejrot saja ada! Wauuuw!

Ada apa ini? Seorang juru masak asal Hindia-Belanda telah tiba di Black Order cabang Asia kah? Atau, atau... Bahh, itu bisa belakangan! Yang penting sekarag urusan perut dulu! Ia menyabet antrian terdepan dengan menyingkirkan staf-siapalah-itu yang sedang mengantri paling depan. Hei, dia ini Exorcist, jabatan yang lebih tinggi, bukan?

Dihentakkan satu tangannya ke atas meja, apalagi kalau bukan untuk mengalihkan perhatian petugas di sana, "Aku ingin makan semua hidangan khas negaraku! Nggak pake lama, cepetaaan!" titahnya galak, mengindikasikan bahwa ia tak akan segan menghajar siapapun yang menyangkal permintaannya. "Oh ya, suruh salah satu dari kalian mengantarkannya ke mejaku, mengerti?!" ia tersenyum lebar, namun senyuman itu lebih mengarah ke senyuman sinis. Petugas penerima pesanan di sana hanya mengangguk cepat dengan ekspresi ketakutan, sementara rekan-rekannya kalang kabut menyiapkan pesanan 'wah' dari Aurelio.

Sekarang ia bergerak menuju counter minuman, dilihatnya lagi papan menu di sana. Oh, sungguh, Tuhan murah hati sekali hari ini ya? Ada es campur, jus alpokat, es dawet (cendol), cocopucino (bajigur)... Heh heh heh, mood Aurelio benar-benar tercerahkan hari ini. "Hei, cepat kau siapkan jus alpokat dan es dawet untukku! Jangan lupa sirup coklat untuk jus-nya!" ia bertitah lagi. Untung saja menyiapkan minuman tidak selama menyiapkan makanan, lewat gerakan cepat dan tangkas sang petugas, Aurelio mendapatkan apa yang ia mau dalam kurun waktu kurang dari satu menit.

Senyumnya makin melebar ketika melihat dua gelas berisi cairan berwarna hijau tua dengan aksen coklat di salah satunya menghiasi nampannya. Bagus. Dengan langkah ringan ia berjalan menuju meja kosong yang ukurannya cukup besar; mana mau ia makan dengan meja yang sempit? Diletakkannya nampan itu di atas meja, dan dipindahkannya kedua gelas minuman itu di sana. Setelah merasa enak dengan kursi yang didudukinya, ia melempar pandangannya menuju counter makanan, mana nih, pesanannya?

Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja dengan tidak sabar, untung ia tidak perlu berteriak-teriak lagi karena sang pengantar makanan spesial telah muncul dan menghampirinya. Pengantar yang membawa nampan besar itu tampak kerepotan, beberapa piring harus disusun bertumpuk supaya semuanya muat dalam satu nampan. Senyum Aurelio menjadi miring, meledek sang pengantar makanan dengan tatapan merendahkan. Ya sudahlah, ia tak ada niat untuk mengomel setelah mendapat 'hadiah tak terduga' hari ini. Setelah semua makanan itu tersaji di atas mejanya, Aurelio tampak mengevaluasi semuanya satu persatu.

Masalahnya tinggal satu; cita rasa.

Pernah beberapa kali ia mencoba makanan khas negaranya itu di sini, tapi rasanya? Bleh, tidak mewakilkan negaranya sama sekali. Hambar. Yang ada ia memarahi seisi dapur karena dianggap sebagai penghinaan atas kuliner negaranya. Untuk kali ini, ia harap hasilnya akan berbeda.

Diambilnya alat makan di atas meja--sendok, bukan sumpit--, dan ia mulai mencicipi Ikan Kadondong, makanan khas daerah asalnya, Maluku. Satu gigitan cukup untuk membuat Aurelio sumringah; ini benar-benar cita rasa yang ia rindukan! Tidak cukup dengan bukti itu, ia mencicipi semua makanannya satu persatu, dan sebuah kalimat--entah dari mana asalnya--terlontar dari mulutnya, "Mak nyusss!" sebagai penggambaran bagaimana enaknya makanan-makanan yang baru dilahapnya. Bumbu-bumbu yang dipakai sungguh terasa dan menyerap... Tekstur makanannyapun mantap!

"Mak nyusss tenan!" serunya sekali lagi, kali ini dengan ekspresi wajah yang cerah, secerah cahaya yang dapat dikeluarkan kerisnya. Ia melahap kesemua makanan di hadapannya dengan penuh semangat, seakan tidak ada esok hari. Di sela-sela makan siangnya, ia akan menggumamkan istilah 'mak nyusss' sampai beberapa kali; dari mana ia mendapatkan istilah itu? Alah, peduli amat. Setiap orang bebas mengekspresikan kebahagiannya bukan? Hal yang sama berlaku untuk Aurelio, walau ia lebih sering meminta jatah kebebasan yang berlebihan.

Setelah melenyapkan semua makanan di hadapannya--ya, semua masuk ke perutnya--, Aurelio menghembuskan napas lega. Ia menyeruput jus alpokatnya sampai habis, dan kembali meletakkannya di atas meja. "Ahh... Benar-benar..." ia bersandar pada kursi, menengadahkan kepalanya, dan menepuk perutnya yang telah terisi penuh. "... Mak nyuss tenan..." lanjutnya sambil tersenyum lebar. Baiklah, nampaknya ia mesti berterima kasih pada juru masak secara khusus hari ini; menambah kenalan yang berguna, eh? Dapat menyenangkan seorang Aurelio Mahubessy Hehanussa, Pangeran Hitu Lama, itu perbuatan yang hebat, sekaligus terpuji!

Setelah merasa cukup mengistirahatkan perutnya selama beberapa menit, pria berusia 27 tahun ini beranjak dari kursinya, dan dengan langkah yang lebih santai berjalan menuju dapur kafetaria. Ekspresi yang tampak di wajah Aurelio kali ini jauh berbeda dengan yang ditampakkannya waktu pertama datang. Walau, ekspresinya berubah menjadi lebih baik begitu, masih belum ada yang berani mendekatinya. Dibukanya pintu dapur --tidak, tidak dengan kaki kali ini--, dan dari mulutnya ia langsung berseru, "Oooii! Siapa juru masak hari ini?! Ayo, cepat jawab!" minus nada mengancam atau mengintimidasi, seruannya tetap saja mengagetkan para penghuni dapur yang sedang bekerja, bukan?

Pandangannya menyapu ruangan itu, tidak banyak yang sedang berada di sana; kebanyakan matanya sipit-sipit. Ada juga 1-2 orang asing, ya sudahlah, Aurelio akan memberikan toleransi yang besar khusus untuk hari ini. Hei, suasana hatinya sedang baik karena seseorang mampu merepresentasikan cita rasa kuliner asal negaranya dengan baik! Ingat? Bila juru masaknya lelaki, akan dijadikan teman. Bila perempuan... Aurelio akan mengajaknya kencan.



Istilah 'Mak Nyusss Tenan!" dipelopori oleh Aurelio dan tetap populer hingga Abad 21. *digebukkin rame-rame*
Back to top Go down
Lilith Odilia van Ersteed

Lilith Odilia van Ersteed


Posts : 25

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Asia
Umur: 17

[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime11th October 2009, 06:59

Hmm.. makan siang sudah mulai? Gimana ya... ada yang suka masakanku nggak... T_T

Lilith membatin dalam hati, cemas. Maklumlah ini kali pertama dia menyiapkan masakan untuk banyak perut. Sebelumnya Lilith hanya diperbolehkan menghidangkan makanan inlander itu pada orang-orang yang dekat dengannya --termasuk salah satunya seorang section leader di cabang Amerika-- dan ayahnya yang baik hati itu entah kenapa juga tidak senang melihat putrinya sangat lihai memasak masakan-masakan Hindia-Belanda. Gadis berusia 17 tahun itu menarik-narik ujung apronnya yang berenda indah, gelisah.

Quote :
"Oooii! Siapa juru masak hari ini?! Ayo, cepat jawab!"

Kyaaa!

Lilith terkejut, dia segera menoleh ke asal suara. Seorang pria yang bisa dia kenali sebagai exorcist dari seragam hitam-hitamnya menanyakan siapa yang memasak hidangan-hidangan hari ini.

Uh Oh, tolong ingat kalau Lilith Odilia van Ersteed memiliki hati yang sangat lembut dan sensitif. Mendengar seseorang berteriak mengancam seperti itu sudah cukup untuk membuatnya menggigit jari. Tubuh mungilnya menyeruak dari kerumunan staff lain yang secara reflek melirik pada Lilith begitu pria exorcist itu berteriak ke dapur. Lilith semakin gugup, Ia mengangkat nampan perak yang sedari tadi ia pegang, menutupi separuh wajahnya yang hendak menangis.

"Ma-masakanku tidak enak ya...?"

Bibir gadis itu merengut, matanya --yang mengintip dari celah antara nampan-- berkaca-kaca siap menangis jika saja pria berkulit coklat di depannya itu mendamprat dirinya.

Bagus Lilith, ini hari pertama kamu memasak dan sudah membuat seorang exorcist kalap... berdoalah selagi kau bisa, Nak.

Ingat ya, hati-hati saja kalau sampai gadis berparas manis ini menitikkan air mata, sepupunya yang sama-sama berkerja di Black Order akan langsung menghajar siapapun itu dan mungkin saja ayahnya ikut menjerit dari kubur dan tak akan kembali ke liangnya sampai mahluk kurang ajar tersebut berlutut meminta maaf pada putrinya tersayang.
Back to top Go down
Aurelio M. Hehanussa

Aurelio M. Hehanussa


Posts : 28
Pemilik : S.E.H.

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Asia
Umur: 27

[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime12th October 2009, 20:06

Tak ada yang menjawab seruannya selama beberapa detik. Aurelio nyaris saja menggebrak pintu dapur bila tak ada satupun dari mereka yang memberinya jawaban. Kalaupun sang juru masak sedang tidak ada di sana, mereka tinggal bilang saja kan? Untungnya niat itu tidak jadi ia jalankan, karena seseorang--seorang gadis, lebih tepatnya--menjawab dengan suara pelan.

"Ma-masakanku tidak enak ya...?"

Pria Hindia-Belanda ini mengerjapkan matanya pelan, memerhatikan baik-baik sosok mungil di balik nampan perak tersebut. Ups, ternyata orang asing. Namun tampaknya seorang gadis yang manis, eh? "Ohh..." ia mulai dengan nada antusias, "Nona yang memasak? Sungguh hal ini di luar dugaan..." lanjutnya, ya, karena yang terbayang di benak Aurelio adalah bapak-bapak tua berkumis atau ibu-ibu yang sudah punya banyak anak, bukan seorang gadis manis. Ia berdehem pelan.

Memasang senyum ramah--hal yang jarang dilakukannya--, Aurelio berjalan mendekati Lilith tanpa ada maksud jelek sama sekali. Walau, beberapa orang yang berada di dapur itu buru-buru memberi jalan pada sang Exorcist, takut hal yang buruk akan menimpa mereka. Ya, reputasi seorang Aurelio Mahubessy Hehanussa di ruang dapur memang tidak bagus."Nona, perlu kau ketahui bahwa makanan yang kau masak sungguh lezat, rasanya sudah lamaaaa sekali aku tidak makan senikmat itu, kau tahu?" ujarnya dengan mata berkilat-kilat, bersemangat.

"Terutama, kau berhasil menciptakan cita rasa yang sesuai dengan lidah orang Hindia-Belanda asli sepertiku, aku sangat berterima kasih! Rasanya seperti aku kembali ke tanah kelahiranku sendiri!" lanjutnya dengan menggebu-gebu, mengelaborasi lebih dalam. Sepanjang sejarah, selama 14 tahun Aurelio berada di Black Order Cabang Asia, baru kali ini ia memuji seseorang dengan tulus, tanpa maksud sarkastik atau menyindir. "Tentu kau bukan juru masak sembarangan... Dari mana kau belajar semua itu? Ah, boleh aku tahu namamu?" ia bertanya dengan penuh antusias, senyum ramahnya semakin mengembang di wajahnya. Sesungguhnya, ia juga ingin menanyakan kenapa Lilith bersembunyi di balik nampan; ah, mungkin masih kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba ini.

Pastinya, para penghuni dapur yang lain akan merasa luar biasa heran dengan perilaku Aurelio yang kelewat tidak biasa ini. Tidak, ia tidak salah makan atau salah minum obat, kok.
Back to top Go down
Lilith Odilia van Ersteed

Lilith Odilia van Ersteed


Posts : 25

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Asia
Umur: 17

[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime13th October 2009, 02:09

Quote :
"Nona yang memasak? Sungguh hal ini di luar dugaan..."

Lilith masih mengintip exorcist asing itu dari celah nampannya, ketakutan kalau-kalau pria itu akan memarahinya gara-gara memasak makanan yang seperti barusan. Namun, tanpa disangka oleh gadis mungil itu pria yang tadi terlihat begitu garang sekarang memasang senyuman ramah, ekspresinya-pun melunak. Kelopak mata Lilith mengerjap-ngerjap tanda tak percaya.

Quote :
"Nona, perlu kau ketahui bahwa makanan yang kau masak sungguh lezat, rasanya sudah lamaaaa sekali aku tidak makan senikmat itu, kau tahu?" 

Mendengar kalimat itu ekspresi gadis ini langsung berubah, tanpa dia sadari ia sedikit menurunkan nampan yang menghalangi pandangan langsung Aurelio ke wajahnya. Senyuman sumringah terulas di paras Lilith, rona mukanya berseri-seri. Mendengar masakannya dipuji seperti itu tentu saja ia merasa sangat senang.

Quote :
"Terutama, kau berhasil menciptakan cita rasa yang sesuai dengan lidah orang Hindia-Belanda asli sepertiku, aku sangat berterima kasih! Rasanya seperti aku kembali ke tanah kelahiranku sendiri!"
Oh, ternyata pria itu tak juga berhenti memujinya. Pria yang tampaknya jauh lebih tua dari dirinya sendiri itu terlihat sangat menyukai hidangan-hidangan yang dimasak Lilith. Semburat-semburta merah muda bermunculan kembali mendengar pujian-pujian Aurelio. Tanpa terasa dia menghapus air mata yang hampir saja turun dari pinggir pelupuk matanya. Bukan, Lilith bukannya menangis karena ketakutan kok. Dia hanya terlalu senang sampai-sampai air matanya terlepas sendiri. Dan tanpa sadar nampan perak yang sedari tadi menutupi wajahnya mulai turun, wajah gadis Belanda itu akhirnya menyembul dengan sempurna laiknya bulan purnama.

“Sungguhkah...?” kalimat itu terucap secara lirih dan spontan pada Aurelio yang berjalan mendekatinya. Mau tak mau Lilith mundur beberapa langkah, tetapi pandangan matanya yang sayu masih tertuju pada Aurelio.

Quote :
"Tentu kau bukan juru masak sembarangan... Dari mana kau belajar semua itu? Ah, boleh aku tahu namamu?"

“Li-Lilith.... Lilith Odilia Pinot nama saya Tuan...” suara gadis berusia 17 tahun itu sedikit bergetar. Maklumlah dia memang mudah gugup sendiri. Lilith menarik nafas dalam, mencoba mengembalikan pacuan jantungnya yang sedari tadi berantakan tidak karuan. “dulu saya pernah tinggal di Batavia...” ucapnya pelan pada Aurelio. Matanya yang selalu bersinar sendu merunduk ke lantai dapur, sementara tangannya kembali meremas-remas ujung apronnya sendiri.
Back to top Go down
Aurelio M. Hehanussa

Aurelio M. Hehanussa


Posts : 28
Pemilik : S.E.H.

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Asia
Umur: 27

[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime7th November 2009, 00:24

Akhirnya, perlahan-lahan gadis di hadapannya menurunkan nampan peraknya, menunjukkan keseluruhan wajahnya yang tadi tertutup sebagian. Manis. Sungguh manis. Aurelio sampai tidak sadar dengan kemunculan garis-garis kemerahan yang mulai merayap di wajahnya.

“Sungguhkah...?”

Aurelio berdeham pelan, "Perlukah aku mengulanginya lagi, nona? Bagiku, masakanmu adalah nomor satu." ia berujar yakin, sebuah senyuman mantap semerta-merta terpasang di wajahnya. Tidakkah berlebihan seorang Aurelio memuji seperti itu? Tidak, kok. Karena rupanya ia benar-benar sudah terpikat oleh cita rasa masakan Lilith. Atau ia mulai terpikat oleh sang juru masak sendiri? Untuk yang satu itu, Aurelio belum akan mengakui.

“Li-Lilith.... Lilith Odilia nama saya Tuan... dulu saya pernah tinggal di Batavia...”

"Lilith? Oh, nama yang bagus!" reaksi antusias ketika gadis itu dengan takut-takut menyebutkan namanya. "Batavia ya? Pantas saja kalau begitu. Aku berasal dari Maluku, tapi aku pindah ke Bandung... Sebelum akhirnya ke sini." jelasnya singkat, mata hitamnya berputar ke arah lain begitu mengingat sesosok berambut putih yang selalu sukses membuatnya kesal. Bah, sudahlah. Bukan saatnya bernostalgia sekarang.

Sesuai janji yang ditetapkannya dalam hati; bila juru masaknya perempuan, akan diajak kencan. Dan Aurelio betul-betul bersyukur dengan fakta bahwa yang akan diajaknya kencan adalah gadis semanis ini. Kalau tidak, mungkin ia sudah membatalkan janji yang telah ia buat sendiri, ya. "Nona... Lilith," ia mulai, memanggil nama depan gadis itu, senyum ramahnya kembali terpasang agar Lilith tidak merasa gugup. "Sebagai rasa terima kasih, aku ingin mengajakmu makan malam di kota. Segala sesuatunya aku yang akan siapkan, tidak usah khawatir. Aku akan menjemputmu jam 3 sore di depan gerbang markas, bagaimana?" Yak, Aurelio telah menjabarkan ajakan kencannya dengan jelas. "Oke?" akhirnya, dengan tatapan dan senyuman yang lebih intens, seakan tidak rela menerima penolakan dari sang gadis yang diajak.

Ia tersenyum puas melihat Lilith--yang di matanya--tidak menunjukkan adanya reaksi penolakan. Entah Aurelio yang salah mengartikan ekspresi dan bahasa tubuh Lilith, yang jelas, ia sedang luar biasa senang. "Baiklah, sampai ketemu jam 3 nanti!" dengan itu, ia beranjak keluar dari dapur, melambaikan sebelah tangannya, dan mulai berpikir apa-apa saja yang harus dipersiapkannya untuk acara sore ini...

Aurelio Mahubessy Hehanussa, 27 tahun, bersemangat menyambut musim seminya yang pertama di markas Black Order Cabang Asia.



[OOC: Saya percepat ya, nanti ceritanya Lilith nunggu di depan gerbang aja langsung ' 'b]
Back to top Go down
Lilith Odilia van Ersteed

Lilith Odilia van Ersteed


Posts : 25

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Asia
Umur: 17

[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime13th November 2009, 10:52

Ahh untunglah tampaknya exorcist di depannya ini tidak merasa marah ataupun tersinggung dengan masakan Hindia-Belanda buah karya chef Lilith Odilia van Ersteed. Ups, rasa-rasanya tadi ia lupa menyebutkan achternaam ya? Tapi rasa-rasanya tidak terlalu perlu kan menyebutkan itu.

"Sebagai rasa terima kasih, aku ingin mengajakmu makan malam di kota. Segala sesuatunya aku yang akan siapkan, tidak usah khawatir. Aku akan menjemputmu jam 3 sore di depan gerbang markas, bagaimana?"

Huwaa~

Iris biru gelap Lilith melebar saat mendengar ajakan kencan dari Aurelio. Sontak jemarinya terkumpul di depan bibir mungilnya, terkejut dan warna paras gadis berusia 17 tahun itupun menunjukkan rasa tidak percaya.

'Baru kali ini ada yang mengajak Lilith kencan....'


"Oke?"

Suara tenor Aurelio membangunkan Lilith dari lamunannya, ia kembali menatap sosok Exorcist dengan balutan kain batik –ya ia tahu kok itu batik – di pinggang dengan malu-malu. Kencan ya... apa Lilith harus menerima ajakan itu atau tidak ya... tapi entah kenapa Lilith tak ingin menolak ajakan Aurelio, pria yang pertama kali memuji masakannya sedemikian rupa.

Jadi biarkan gadis mungil itu mengucapkan rasa terimakasihnya pada Aurelio Hehanussa.

"Baiklah, sampai ketemu jam 3 nanti!"

Lilith mengangguk pelan saat Aurelio mengibaskan telapak tangannya dan berjalan ke luar dapur dengan riang. Untunglah lelaki asal Maluku itu tidak menoleh untuk melihat pada Lilith sekali lagi karena yang bersangkutan terduduk lemas di lantai dapur Asia yang mengkilat bersih dengan wajah yang semerah sambal ulek super pedas khas Hindia Belanda.


[fast forward>>>]


Dengan balutan gaun berwarna salem indah –dan jujur tak pernah ia pakai lagi di Black Order sebelum kencan ini – serta gelungan rambut rapi yang dihiasi aksesoris berbentuk bunga, Lilith Odilia van Ersteed menunggu kedatangan teman kencannya di depan gerbang. Kecemasan tampak jelas di paras mungilnya.

Ia harap pria itu tak melupakan janjinya...






Spoiler:
Back to top Go down
Sponsored content





[ASIA] Mak Nyusss Tenan! Empty
PostSubject: Re: [ASIA] Mak Nyusss Tenan!   [ASIA] Mak Nyusss Tenan! I_icon_minitime

Back to top Go down
 
[ASIA] Mak Nyusss Tenan!
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» [ASIA] Why Are We Here?
» [ASIA] Tell Me Where I Do Wrong
» [ASIA]Drag Him Out!
» [ASIA] Just Walking Around
» [ASIA] Tai Chi Master?

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Black Order Headquarters :: Black Order Archives :: Incomplete Tales-
Jump to:  
Create a forum | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Forumotion.com