[ASIA] Tell Me Where I Do Wrong

Timeline: setelah Battle Royale
Setting: Common Room Asia, jam 9 pagi
Status: OPEN for all

---

Entah sudah ke berapa kalinya Xiao Ling menghenyakkan diri di salah satu kursi di ruang umum sambil memikirkan hal yang sama: salah di mana ia mendidik Disciple tunggalnya, Heidrich Kohler. Ia sendiri sampai sudah capek mengejar, meneriaki, dan menghajar anak itu. Belakangan ini satu-satunya hal yang bisa membuatnya merasa lebih kalem adalah sake plum, tapi ia tidak dianjurkan untuk sering-sering meminumnya. Bisa gagal hati atau apalah itu... intinya, bisa memperpendek nyawanya. Tapi tidak usah minum sake pun umurnya sudah makin memendek setiap harinya melihat kelakuan bocah satu itu.

Terakhir ia dengar Heidrich dan satu bocah lainnya yang tidak bisa ia ingat namanya memasukkan bangkai tikus ke dalam penghangat di salah satu koridor. Entah siapa saja yang tewas dan sekarat dalam kejadian itu, yang jelas hal itu sudah cukup membuat Xiao Ling sakit kepala. Lagi. Mungkin satu-satunya alasan mengapa pembuluh darah di kepalanya belum pecah akibat darah tinggi adalah karena ia rajin 'donor darah' untuk senjatanya.

Menghela nafas panjang, Xiao Ling menyandarkan kepalanya di punggung sofa. "Salah di mana aku mendidiknya?" keluhnya pelan.

oot : ikutan ya heuheu

---

Seperti biasa, pagi yang tidak hangat ini membuat Eun Su agak malas untuk bergerak kesana-kemari. Apalagi gayageum yang dibawanya di punggung itu tidak ringan, rasanya ia ingin berdiam saja di kamar dan menyepi seperti biasa, memikirkan perkembangannya di musim dingin ini, atau malah tidur. Bukankah itu sungguh menggiurkan?

Eun Su menghela nafas perlahan sambil menyusuri lorong menuju common room, tetap saja ia tak boleh menjadi malas. Bisa-bisa nanti fisiknya menjadi tumpul selama musim dingin ini. Tak usah latihan berat-berat tak apa, asalkan sedikit berjalan kaki untuk menghangatkan tubuh. Yang penting menggerakkan tubuh yang agak kaku miliknya itu.

Menolehkan kepala ke kanan dan kiri, mencari tempat duduk yang cukup nyaman di common rom menjadi kegiatannya sekarang. Bukan hanya melemaskan otot sekitar leher, jika tidak cepat nanti bisa-bisa ia tak kebagian tempat untuk istirahat sejenak di tempat itu, dan semuanya menjadi sia-sia.

Dan saat ini matanya terarah ke arah kursi dekat seorang General wanita yang cukup terkenal di markas Asia. Siapa lagi kalau bukan Tek Xiao Ling, guru si Exorcist cilik teman sekamarnya Heidrich Kohler.

”Boleh saya duduk di sini, Xiao Ling-nim?” ucap Eun Su datar sambil melepaskan ikatan gayageumnya dan menaruhnya di lantai. Sepertinya General Xiao Ling ini sedang banyak pikiran? Tadi Eun Su mendengar helaan nafasnya yang cukup berat.

Tanya atau tidak?

””Sepertinya anda sedang ada pikiran,” ujarnya tenang, tanpa nada tertarik atau penasaran yang siapa tahu malah membuat general di depannya itu tersinggung. Kemudian Eun Su duduk di kursi dekat situ dan menyandarkan gayageumnya. Jadi, eh, bagaimana?

"Boleh saya duduk di sini, Xiao Ling-nim?"

Rupanya orang pertama yang 'dikirim untuk menyelamatkannya' adalah Disciple dari koleganya yang juga adalah teman sekamar Disciple-nya sendiri, Eun Su. Kalau melihat pemuda itu dan rekan sesama Disciple-nya, Lian Jie, Xiao Ling tidak habis pikir bagaimana Jeong Hu bisa mengurus 2 Disciple sekaligus. Dirinya sendiri hanya punya 1, dan ia sudah hampir gila mengurusnya. Antara ia yang salah didik atau murid tercintanya itu memang kelewat bandel.

"Sepertinya Anda sedang ada pikiran."

Sebuah pertanyaan, atau pernyataan, yang basa-basi tapi tidak ada salahnya ditanyakan. Tidak perlu dipeloloti pun orang pasti sadar bahwa ia sedang dalam mood yang buruk... SANGAT buruk. Tapi mungkin mengobrol sedikit dengan teman sekamar dari Disciple-nya mungkin tidak buruk juga. Siapa tahu ia bisa dapat sedikit petunjuk tentang bagaimana mendidik muridnya itu dengan benar.

"Hei, Eun Su... Mengenai Heidrich... Selama kalian berdua sekamar, pernah terjadi masalah, tidak? Mungkin, dia mengganggumu atau bagaimana..." tanyanya ragu-ragu. Pertanyaannya entah kenapa malah terdengar seperti tudingan di telinganya sendiri. Seperti ia menuduh bocah berumur 12 tahun itu sudah berbuat aneh-aneh pada teman sekamarnya itu.

Mengacak rambutnya sedikit, ia berusaha memperbaiki pertanyannya. "Paling tidak, pernahkah ia bercerita padamu tentang... yah, mungkin, apa yang ia rasakan? Mungkin tentang aku yang terlalu galak atau mungkin kerinduannya pada ayahnya atau apalah..." tambahnya. Pertanyaannya masih terdengar salah, tapi ia tidak tahu harus mulai dari mana. Daripada membuat lawan bicaranya makin bingung, Xiao Ling memutuskan untuk menutup mulutnya dan mendengarkan saja apapun yang akan dikatakan pemuda berdarah Korea itu.

"Hei, Eun Su... Mengenai Heidrich... Selama kalian berdua sekamar, pernah terjadi masalah, tidak? Mungkin, dia mengganggumu atau bagaimana..."

Oh, tak jauh-jauh ya. Pasti Jendral wanita yang satu ini mengkhawatirkan kondisi murid satu-satunya, Heidrich Kohler. Hmm, dipikir-pikir, malah hubungan antara Heidrich dan Eun Su saat ini sudah cukup baik. Terutama setelah malam penuh tangis beberapa waktu yang lalu. Eun Su merasa dirinya dan Heidrich jadi lebih terbuka setelah menungkapkan masa lalu mereka yang kelam.

"Tidak juga, sejauh ini saya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang terlalu berarti," ucapnya dengan nada datar seperti biasa.

Hm, Eun Su jadi berpikir, apa Jendral Jeong Hu juga pernah bertanya tentang dirinya atau Lian Jie? Yah, mungkin ya, mungkin tidak, mengingat sifat Jendralnya itu yang tidak suka hal-hal "repot". Hm, mungkin nanti Eun Su bertanya langsung saja pada orangnya.

"Apa Heidrich mengacau lagi, kalau boleh saya tahu?" tanyanya dengan sopan pada atasannya itu. Sedikit tersenyum sebagai tambahan bagi sang Jendral wanita. Hmm, Eun Su pernah dengar tentang Heidrich dan beberapa "rekan"-nya membuat keusilan menggunakan bangkai tikus. Untung saja Eun Su tak berada di situasi yang serupa. Membayangkannya saja Eun Su agak mual.

Apa soal kejadian itu?

"Tidak juga, sejauh ini saya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang terlalu berarti."

Mendengar jawaban itu, Xiao Ling tidak tahu harus bersyukur atau malah cemas. Di satu sisi, ia ingin bersyukur karena anak didiknya itu tidak membuat masalah dengan teman sekamarnya. Tapi di sisi yang lain, melihat dari kepribadian Heidrich yang super usil, Xiao Ling malah khawatir ada sesuatu yang terjadi pada anak itu sampai kadar keusilannya berkurang begitu. Rasanya ia tidak tahu lagi, sebenarnya ia lebih senang melihat Heidrich menjadi anak baik atau jadi anak bandel seperti biasa.

"Apa Heidrich mengacau lagi, kalau boleh saya tahu?"

Satu pertanyaan itu membuat Xiao Ling kembali dari lamunan singkatnya. "Anak itu... membuat masalah ataupun tidak, sama-sama membuatku pusing. Kalau dia mengacau, aku pusing bagaimana membuatnya tidak mengacau lagi. Kalau tidak mengacau, aku pusing memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi pada anak itu..." balasnya setengah menggerutu.

"General-mu itu, si tua Jeong Hu itu, sepertinya hidupnya tenteram, ya. Bagaimana sih dia mengurus kamu dan Lian Jie itu?" tanyanya, dengan sebuah senyum tipis yang agak pahit. Mungkin belajar dari pengalaman juga, si Jeong Hu itu. Toh ia sudah cukup berumur, pasti sudah banyak pengalamannya dalam menangani banyak orang.

Mendengar ucapan General Xiao Ling tadi sedikit membuat Eun Su heran dan penasaran. Apa Heidrich kecil begitu membuat General wanita yang cukup disegani ini serba salah? Omona, sungguh sesuatu yang tak terduga dari Heidrich. Memang bocah yang satu itu kerap kali membuat sedikit (atau banyak??) keusilan yang membuat repot seantero markas Black Order cabang Asia.

Eun Su membuka kain yang menyelimuti gayageum miliknya itu dan menaruhnya di paha. Ia pikir ia tahu apa yang harus diucapkannya. Eun Su punya pengalaman unik dengan si bocah, yang bahkan General di hadapannya itu saja belum tentu tahu kejadian di malam itu.

Sedikit melenceng dari pembicaraan tentang Heidrich, Xiao Ling bertanya mengenai cara General Jeong Hu mengajari Eun Su dan Lian jie sekaligus. ”Jeong Hu nim? Kupikir beliau cukup santai dan menyerahkan pada kami apa yang ingin kami lakukan, selama itu belum melewati batas,” jawabnya datar. Ya, Eun Su ingat pengalamannya di luar markas dulu, saat Eun Su dan Jeong Hu akan menuju toko syal dan ada sedikit konflik dengan Lian Jie. Jeong Hu memutuskan untuk membiarkan mereka berdua melakukan apa yang mereka mau, sedangkan dirinya mengawasi dari toko teh.

”Sedikit saran dari saya, mungkin anda sebaiknya lebih terbuka dan lembut untuk menghadapi Heidrich. Saya sudah mencobanya, dan hasilnya kami jadi lebih dekat dari sebelumnya.” Bukankah begitu, Heidrich?

Tangan Eun Su perlahan memetik senar-senar gayageumnya; menghasilkan nada-nada lembut. Eun Su tahu efek dari gayageum yang mengandung Innocence ini. Nada-nadanya yang halus itu dapat sedikit menenangkan hati. Setidaknya begitulah perkiraan Eun Su, berdasarkan pengalaman sebelumnya.

”Jeong Hu nim? Kupikir beliau cukup santai dan menyerahkan pada kami apa yang ingin kami lakukan, selama itu belum melewati batas.”

Bayangan sang General berusia 33 tahun itu sedang minum teh dengan tenang sambil menonton kedua anak didiknya berdebat langsung terlintas di benak Xiao Ling. Tidak tahulah dirinya yang memang terlalu ambil pusing tentang berbagai hal atau Jeong Hu yang terlalu kalem dalam menghadapi segala hal, yang jelas Xiao Ling masih tidak bisa mengerti bagaimana Jeong hu bisa setenang itu. Mungkin kalau aku sudah kepala 3 atau lebih, aku bisa jadi lebih tenang. Lihat saja si Kohler senior itu, kalemnya sama saja...

”Sedikit saran dari saya, mungkin anda sebaiknya lebih terbuka dan lembut untuk menghadapi Heidrich. Saya sudah mencobanya, dan hasilnya kami jadi lebih dekat dari sebelumnya.”

Kali ini, Xiao Ling langsung meninggikan alisnya. "BAH!!" balasnya spontan. "Kamu tahu? Terakhir aku bicara terbuka padanya, aku dikira SALAH MINUM OBAT. Kalau saja waktu itu aku sedang berada dalam mood yang tepat, sudah kuhajar dia!" tambahnya dengan nada yang meninggi. Ia lalu menghela nafas sambil semakin menghenyakkan diri ke sofa.

"Tadi kamu bilang kamu sudah lumayan dekat dengannya 'kan? Yaah, mohon bantuannya untuk menjaganya, ya," tambahnya lagi dengan nada yang cenderung datar.