[AMERICA] Pencarian Teman Sekamar

Topik ini diperuntukkan untuk pencarian teman sekamar. Boleh membuat roleplay di mana karakter bertemu dengan (calon) teman sekamar dengan tidak sengaja, atau karakter boleh mendatangi kantor Management, bagian logistik, untuk mendapatkan teman sekamar secara acak.

Yaampun, ga ada yang bother nyari teman sekamar *ditonjok*

Oke, biar saya yang mulai *digantung*

---

"EH?!" Wilhelm berteriak kaget, mengabaikan pandangan aneh orang-orang di sekitarnya. Di depan mukanya terpasang pengumuman dari Supervisor Markas Black Order Cabang Amerika Utara - Selatan, Lupus Corwin, mengenai perubahan distribusi ruangan pribadi. Nampaknya menurut pengumuman tersebut dia harus memiliki seorang teman sekamar.

Sebenarnya Wilhelm tidak terlalu keberatan dengan peraturan itu, hanya saja ia agak kaget dengan pengumuman yang datangnya agak tiba-tiba itu. Masalahnya selama tahun-tahunnya di Black order, dia sudah terbiasa dengan memiliki satu kamar untuk dirinya sendiri, dan sekarang dia harus mencari seseorang yang mau sekamar dengannya? Akan sulit mencari orang yang mau berteman dengan orang biasa saja sepertinya.

Selain itu, berbagi ruangan dengan seseorang juga berarti munculnya kemungkinan-kemungkinan akan kejadian seperti terkunci di luar kamar (meskipun ia bisa dengan mudah membuka kebanyakan jenis kunci, apalagi dengan Innocence-nya), invasi privasinya (tidak berarti dia sering melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dan dilihat orang lain), dan hal lain. Wilhelm menghela nafasnya panjang.

Namun setelah beberapa saat berpikir, dia memutuskan untuk menerima peraturan itu dengan senang hati, hal ini berarti akan ada kemungkinan dia akan bertemu dengan seseorang yang bisa menjadi teman dekatnya, sesuatu yang belum dia miliki selama bergabung dengan Black Order. Pikiran Wilhelm pun mulai bekerja, membayangkan akan seperti apa teman sekamarnya nanti.

Apakah dia akan sekamar dengan seorang pemuda dengan kepribadian yang mencolok, mungkin hal itu bagus, karena berarti sedikit-banyak kepribadiannya yang biasa-biasa saja akan terpengaruh. Atau mungkin dia akan sekamar dengan seorang gadis cantik? Begitu banyak kemungkinan yang terbuka di depan Wilhelm.

Sementara ia terpaku di depan papan pengumuman, bengong membayangkan kehidupannya setelah memiliki teman sekamar, seseorang menghampirinya...

@Wil: sama Arthem mau? nggakakandigerayangikok*plak*

---

Melangkah ringan setelah seharian menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran saja atau berjalan-jalan mengganggu siapa saja yang bisa diganggu. Serupa dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan, yah... kalau tidak ada panggilan ada akuma di sini dan di sana sih buat apa ia capek-capek menguras tenaga. Maksudnya yah minim pekerjaan sebagai seorang Exorcist adalah Arthem.

Kaki melangkah, suara sepatu berdetap agak keras di lantai yang bisu. Diam begitu melihat keramaian, atau kesunyian. Papan pengumuman yang sudah dibacanya beberapa hari yang lalu tapi belum ada ide untuk itu. "Hm..." menaikan alis sebelah, merasa tidak harus memikirkannya. Sharing room bukan ide buruk, bukan juga ide bagus. Istilahnya biasa saja, toh tempat itu hanya akan dipakai untuk tidur kan?

Niat langkahnya kembali bergerak, namun cepat berbelok begitu melihat seorang Exorcist muda dengan rambut berantakan yang nampak terbengong di depan papan sana. Bingungkah ia? Tidak ada ide juga?

Langkah jahil atau iseng saja kali ini? Mendekati pemuda tersebut seakan mereka teman lama, "Hai Wilycchi~ sedang mencari teman sekamar kah?" menyapa dengan akrab sembari menangkupkan lengan di pundak si pemuda yang dipanggilnya dengan nama begitu.

"Mau sekamar denganku?" menyunggingkan senyum.

Maksud? Pasti ada maksudnya, kapan Arthem tidak punya maksud?

Jeahahaha, si unik dan si biasa sekamar? LOL

---

*deg*

Lamunan Wilhelm terputus oleh tangan yang menyentuh bahunya. Kaget, Wilhelm spontan bergerak mundur secara cepat, melihat siapa yang melingkarkan tangannya di bahunya secara akrab seperti itu. Pandangannya terfokus ke orang di depannya, yang ternyata adalah Arthem. Yah, setelah berpikir, siapa lagi sih yang berani sok akrab seperti itu di markas Cabang Amerika Utara - Selatan ini?

Quote :

"Hai Wilycchi~ sedang mencari teman sekamar kah?"
"Mau sekamar denganku?"

'Eh? Now that's out of nowhere,' pikir Wilhelm ketika ia mendengar proposal yang diajukan orang di depannya. Untuk apa dia, Arthem Seravine, mau menjadi teman sekamarnya? Lagipula, ia tidak begitu dekat dengan Arthem sendiri. Dan nama panggilan macam apa 'Wilycchi' itu? Bahasa apa sih yang dia pelajari. Meskipun Wilhelm mengakui bahwa hal itulah yang membuat Arthem unik. Hal yang tidak dimiliknya.

Prospek menjadi teman sekamar Arthem sendiri tidak begitu buruk, meskipun agak aneh, Arthem memiliki kepribadian yang menonjol dan tidak biasa, yang mungkin bisa dipelajari Wilhelm. Dan mungkin dia bisa tertular sedikit dari kepribadiannya itu. Tapi Wilhelm sendiri masih skeptis dengan alasan Arthem ingin menjadi teman sekamarnya.

"Eh, anu. Bukannya saya tidak mau, tapi...what's the catch?" Tidak ada salahnya mengecek.

---

Huahaha gw setuju, tapi mari roleplay dulu sebentar :3

Bengongan dari si pemuda, oh... itu reaksi yang biasa karena belum pernah ada orang yang berjingkrak-jingkrak ketika disapa dengan gaya seperti itu olehnya. Arthem hanya tertawa dalam hati, berpikir mungkin semua orang sama saja kacaunya.

"Eh, anu. Bukannya saya tidak mau, tapi...what's the catch?"

Menaikan satu alisnya, memindahkan letak tangan menjadi saling berangkulan dengan satu tangan memegang-megang dagu agar nampak sedang berpikir. "Hm... iya juga kenapa ya?" bertanya pada diri sendiri, kemudian mencuri pandang pada si pemuda yang dipanggilnya dengan nama Wilycchi itu.

... Agak lama berpikir, oh bukan. Agak lama membuat orang lain sengaja menunggu. Tentu Arthem tidak punya alasan khusus, buat apa? Toh tidak ada yang spesial untuknya, hanya karena faktor 'ingin' saja. Seandainya ada kakek tua yang terbengong di depan papan pengumuman untuk mencari kamar maka akan ia tawarkan juga. Sayangnya ini bukan kakek-kakek, tapi rekan sepekerjaannya, yang jauh lebih muda dan nampak jauh lebih hijau.

"Sebenarnya karena..." berlagak serius. "Karena kupikir mungkin menyenangkan ya~. Kalau ada teman sekamar kan nanti bisa mudah mencari bantuan jika kau memerlukan sesuatu, atau ada yang bisa diajak mengobrol jika kau tidak bisa tidur," memaparkan panjang lebar. Lalu berhenti untuk tersenyum lagi, "Ya kan?" bukan maksudnya untuk memanfaatkan loh.

---

Boleh *smirking*
Arthem bukan unik, tapi autis *plak*

Mungkin agak sedikit tidak sopan menanyakannya langsung seperti itu, hanya saja benar-benar skeptis akan alasan orang seperti Arthem, ingin menjadi teman sekamar orang yang biasa saja sepertinya. Dilihatnya Arthem menaikkan alisnya dan melipat tangannya, sepertinya sedang berpikir.

'Ah, apa aku baru saja membuatnya tersinggung? There goes my chance at getting a roommate,' Wil yang memang kurang percaya diri berpikir dengan pesimis, lalu memutuskan akan menolaknya secara halus, dengan alasan Arthem bisa mencari orang yang lebih baik daripada dia. Karena dia memang orang yang kurang cocok untuk Arthem yang serbabisa, kan?

Untungnya, sebelum Wil sempat berkata apa-apa lagi, Arthem sudah menjawabnya, entah kenapa dengan nada yang agak serius:

Quote :

"Sebenarnya karena..."

'Kenapa begitu serius?' Wilhelm benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Exorcist di depannya ini. Mungkin dia memiliki suatu alasan tertentu, yang membuatnya tidak bisa sekamar dengan orang selain Wil. Itu atau...Arthem tertarik padanya. Pikiran Wil selanjutnya terlalu mengerikan untuk dijabarkan. Tapi tiba-tiba, dengan nada cerianya Arthem lanjut berbicara:

Quote :

"Karena kupikir mungkin menyenangkan ya~. Kalau ada teman sekamar kan nanti bisa mudah mencari bantuan jika kau memerlukan sesuatu, atau ada yang bisa diajak mengobrol jika kau tidak bisa tidur,"
"Ya kan?"

Pemuda di depannya itu memamerkan senyum khasnya, yang menurut Wil agak mengesalkan, namun benar-benar menyenangkan untuk dilihat. Mungkin orang ini benar-benar tidak bermaksud apa-apa, lagipula ia terlihat baik, kan?

"Ah...begitu. Maaf kalau sebelumnya sepertinya agak kurang sopan, entah kenapa jarang ada orang yang tertarik menjadi teman sekamarku," Wil berkata pada Arthem. "Kalau begitu...i'm looking forward to it," lanjutnya sambil mengulurkan tangannya.

From now on, things wouldn't be as ordinary...

---

Gatau mau diapain lagi, WB LOL. Daftarin gih, hahahaha..

Entah kenapa, kok penuh dengan hint-ing ke arah yang gabener? *slapped*