[AMERICA]Thievery

Lokasi: Sekitar gudang penyimpanan makanan
Timeline: Bebas dari RP lain
Status: Open-for-All

Mata coklat milk gadis berkebangsaan Inggris ini menatap pintu kayu besar yang ada di hadapannya. Di balik pintu tersebut, terdapat salah satu faktor penting yang tetap membuat mereka semua--staff Black Order, baik itu aktif ataupun pasif--tetap bekerja dengan tenang, tanpa harus khawatir akan apa yang perlu mereka makan di keesokan hari.

Gudang makanan.

Evangeline Reginald menatap sesaat pintu yang ada di depannya sebelum menarik kunci dari tas kecil--sebuah tas yang memang isinya berkaitan dengan pernak-pernik bagian logistik. Tas tersebut sudah ada di tangannya sejak pindah ke markas cabang amerika, dan selalu menjadi teman setianya sejak ia memulai tugas di sana.

Tangan kanannya tengah memegang beberapa data laporan, bersama dengan sebuah pensil. Tangan kirinya--kinin memegang kunci--memasukkannya ke lubang kunci dan memutarna berlawanan arah dengan jarum jam dua kali. Bunyi 'klik' pelan mendekam dalam pikirannya.. menyediakan informasi bahwa pintu di depannya sudah dapat dibuka.

Gadis ini segera mendorong pintu tersebut, hingga udara yang berada di belakangnya berpindah tempat. Sementara itu, gadis ini--

--menjatuhkan data laporan yang ia bawa, tangan kanannya mencabut pecut yang tergantung di sisi kiri.

"APA-APAAN INI!"

Satu pecutan, mengenai tembok gudang makanan yang kosong melompong. Gudang tersebut baru diisi dua hari yang lalu--penuh dengan makanan dan janji. Ia yang men-supervisi pemindahan makanan. Sekarang, ketika gadis ini menyaksikan sulap paling mengerikan yang pernah ada, Evangeline hanya ingin mencambuk siapa yang telah melakukan pencurian makanan ini.

---

OOT: rada webe. Kalau bingung, tanya saya saja. Kurang deskrip? memang saya sedang webe jadinya.. ya gini.

Kelihatan bgt webenya.. orz.. dilempar

---

Oke Chrysalis vi Scheziel buat apa kau melangkahkan kakimu sampai ke bagian logistik? Apa otakmu yang pintar itu mengalami amnesia sehingga kau lupa kalau dirimu adalah Section Leader Diplomasi dan Komunikasi bukannya bagian manajemen?

Sebuah helaan nafas berat terdengar dari bibirnya, wanita berusia 25 tahun ini menggeleng pelan seraya melangkahkan kakinya memutari bagian yang satu itu. Ia tidak lupa kok kalau tanggung-jawabnya bukanlah tentang suplai pangan atau kerapian markas, kedua kaki panjangnya menyusuri bangunan markas hanya untuk menemui Section Leader satunya, tak ada alasan khusus. Hanya ingin berbincang-bincang santai; kunjungan sosial.

Namun belum sampai ia ke ruangan yang dimaksud kedua daun telinga Belandanya telah menangkap suara pecutan serta umpatan kasar. Alis wanita ini mengerut, secara reflek wajahnya menoleh ke sumber suara.

Pecutan? Apa aku tidak salah dengar?

Chrysalis menghentikan langkahnya. Wanita yang memiliki keunggulan berbahasa itu berpikir sejenak, mencoba mengartikan suara pecutan yang barusan dia dengar. Sejauh yang dia tahu walaupun Black Order adalah organisasi yang bisa dibilang sedikit militer ia tidak pernah mendengar akan penggunaan benda-benda semacam pecut apalagi suara barusan terdengar dari suatu bagian yang seharusnya jauh dari urusan fisik macam itu.

Ah oke pasti ada sesuatu yang tidak beres...

Dan benar saja, Chrysalis –yang baru saja memasuki pintu gudang logistik – langsung merasakan kejanggalan. Manik emeraldnya menangkap sosok gadis berpecut yang jelas-jelas sedang emosi dan tampaknya tidak menyadari keberadaan sang Section Leader itu. Boot tebalnya menimbulkan bunyi yang sedikit bergema di gudang kosong itu, ia berdecak pelan.

“Denn Gott willen ...” ia berhenti sebentar, menatap sang gadis Inggris itu dengan sorot heran. Bibirnya terbuka kecil, kalimat tanya terlepas perlahan darisana.

“Aku tak tau kalau persediaan makanan kita sudah habis, Miss?”

Dokumen yang ini sudah selesai, lalu apalagi selanjutnya eh?

Menghela nafas.

Ah sudahlah, selebihnya nanti saja. Tumben juga huh? Biasanya Reanne pasti akan menyelesaikan semuanya tepat waktu dan sempurna kan? Ya, tentu saja, dia tidak ingin kalah dari sang Hilliard palsu, oleh karena itu juga ia berusaha keras seperti ini. Sombong? Terserah apa kata kalian, bukankah asalkan pekerjaan selesai semua sudah tidak ada masalah lagi? Jadi, biarpun Reanne ingin dinasihati atau apapun yang tidak penting dan hanya membuang-buang waktunya itu ia bisa memberikan alasan yang masuk akal dengan segala ketelitiannya bekerja.

Nah sekarang, mungkin sekadar berjalan-jalan sekaligus menyelidiki bagian lain, salah satu tugas staf bagiannya bukanlah hal yang buruk. Sekadar mencuci mata, walau Reanne juga tahu tidak ada yang bisa menarik perhatiannya di Cabang Eropa dulu maupun di Cabang Amerika Utara-Selatan ini. Tapi apa boleh buat, lebih baik daripada terus berkutat dengan tumpukan dokumen dan buku-buku tebal yang bisa melahap daya penglihatan matanya dalam sekejap menjadi minus.

Melangkahkan kakinya dengan gema khas, bunyi yang berasal dari sepatu boot kulit hitamnya. Gaun semi formal berunsurkan royal fuchsia, ungu miliknya dengan bagian tangan yang, bukan berenda tentu saja karena Reanne sendiri kurang menyukai bagian feminim tersebut, namun lebih tampak seperti kain ungu lembut tipis pendek nampak bergerak halus seiring dengan pergerakan tubuh sang empunya.

Sebentar lagi langkah kakinya mulai mempersempit jarak menuju bagian gudang makanan. Perlukah dicek? Ah, tidak usah, masih banyak staf lain dengan bagian sama sepertinya yang akan nanti mengeceknya. Walau begitu, langkahnya terhenti ketika mendengar bunyi pecutan dari dalam ruangan tersebut. Ada apa ini? Tidak sopan sekali menggunakan alat kasar seperti itu, tapi dapat ditebak siapakah orang yang memperdengarkan bunyi yang tidak mengenakkan seperti itu.

"Ada masalah apa nona Reginald hingga kau harus mengeluarkan alat pecutmu seperti itu?"

Dengan kedua tangan terjalin di depan dada mendekap berkas-berkas yang tersisa, Reanne mengangkap dua sosok, seorang Evangeline Reginald yang membuatnya menghentikan langkahnya dan yang seorang lagi, section leader bagian diplomasi dan komunikasi, nona Chrysalis vi Scheziel tercinta.

Section leader huh? Mengingatkannya akan seseorang dan hal tersebut membuatnya muak, tidak bermaksud beramah tamah. Memangnya jika pangkat seseorang lebih tinggi kita harus pintar-pintar menggunakan bibir kita untuk mengucapkan pujian-pujian palsu agar membuat sang petinggi senang sehingga akhirnya nanti akan memberi kita balasan akan sesuatu?

Munafik.

Dan Reanne masih mempunyai harga diri yang tinggi untuk tidak melakukan hal sedemikian rendahnya.

---

OOT: A-ano, saya boleh join tidak? Ma-maaf jika perkataan saya terlalu kasar *takut-takut*

“Aku tak tau kalau persediaan makanan kita sudah habis, Miss?”

Mata coklat menyipit, sementara dahi mengerut. Kepala berambut coklat itu segera menoleh ke arah siapapun yang telah menanyakan hal tersebut. Mungkin, kalau figur tersebut merupakan atasannya yang memiliki hak pertanggungjawaban atas laporan logistik, gadis ini mungkin akan merinding di tempat--hey, apa yang mau ia laporkan kalau ternyata pasokan pangan untuk satu minggu hilang begitu saja?

Mimpi buruk yang pasti.

"Bekas sisa makanan, lebih tepatnya... Miss Scheziel." Evangeline menyahut dengan nada dongkol yang ia tutupi. Hei, begini-begini ia tahu kapan harus meledak dan melampiaskan kemarahannya pada orang yang tepat. Yah, sang Section Leader belum melakukan sesuatu yang membuatnya kesal, bukan? Hal buruk kalau ia harus melampiaskan kesialannya di hari itu dengan suara pecutan. Heck, ia sendiri sepertinya mengganggu ketentraman sekitar bukan?

...As if she care?

Mata segera melirik keberadaan kertas-kertas bungkusan makanan, beberapa bolong karena robekan atau justru karena gigitan. Evangeline menggigit bibir--ini pasti perbuatan tikus, literally. Mengapa ia berpikir demikian? Lubang sebesar anak kucing dapat terlihat di pojok ruangan.

....

Baiklah, mungkin bukan tikus yang sudah mencuri makanan mereka selama seminggu; lubang tersebut terlalu besar untuk menjadi lubang tikus.

Tangan kanan masih memegang pecut gagang, sementara tangan kiri memegang ujungnya.

"Ada masalah apa nona Reginald hingga kau harus mengeluarkan alat pecutmu seperti itu?"

Kepalan tangan kanan menguat pada gagang pecut, sementara muka Evangeline memerah karena murka. "See for yourself, miss." ujarnya dengan nada kesal, sementara tangan kiri mulai menarik-narik badan cambuk.

Bagaimana dengan nasib arsip yang tadi ada di tangannya? Katakan saja kalau kaertas-kertas tersebut sudah menjadi berkas berserakan di lantai.

"Bekas sisa makanan, lebih tepatnya... Miss Scheziel."

Alis mata milik Miss Scheziel berjengit sebelah, jelas-jelas keheranan dengan informasi yang baru disampaikan oleh sang staff manajemen. Ia hanya mendengung pelan seraya manik emeraldnya tertuju pada sebuah lubang besar... yang rasanya terlalu besar untuk disebut lubang tikus –dan tikus pun tak mungkin melakukannya dengan serapi ini. Kecuali tikus tersebut memiliki keturunan gigantisme, mengalami mutasi gen atau merupakan obyek percobaan yang lolos dari laboratorium riset. Dan seingatnya ia sendiri pernah menjadi korban kecelakaan cairan berwarna biru yang diproduksi oleh seorang wanita Kanada.

Sementara Regina berasyik masyuk dengan pecut legendarisnya itu atas inisiatif sendiri Chrysalis melangkahkan kedua kakinya –melewati tumpukan kertas di lantai – yang panjang itu ke lubang yang dimaksud dan berjongkok di depannya. Seraya mengamati, “Lubang ini cukup besar untuk dilewati tubuh seukuran manusia dewasa... dengan merayap tentu saja.” ujar sang Section Leader, matanya menyipit.

Apapun yang terhubung dari dan ke lubang itu tak dapat terlihat, terlalu gelap.seolah-olah tersambung ke dimensi lainnya. Chrys menghela nafas, “Sayangnya ini bukan tanggung jawabku.” Ia menoleh ke satff manajemen tadi dan temannya yang barusan menyusul, “Mungkin kalian sudah berpikir siapa atau apa yang mampu melakukan hal ini?” tanyanya sekali lagi, masih dengan sorot mata yang tertuju pada mereka dan berjongkok di depan lubang janggal tersebut.

Gary mengusap peluh yang bercucuran di dahinya, lalu menarik lepas jaket yang berhiaskan noda-noda keabu-abuan yang berbau hangus hampir di semua sisinya. Tidak, dia tidak habis bersih-bersih, karena itu merupakan tugas kekasihnya, Laura, bukan tugas seorang Finder sepertinya. Lalu apa yang baru saja dilakukannya? Oh, bukan sesuatu yang penting. Dia hanya menyelamatkan seekor kucing yang terjatuh ke dalam tungku kremasi di sebelah gudang, dan kali ini, Gary melakukannya tanpa pamrih! Bahkan dia memberikan susu botol yang dibawanya kepada kucing itu - meskipun akhirnya dia yang menenggak habis susu itu ketika kucing itu berniat menghabiskan susunya sendirian.

Dan sekarang Gary berharap dia bisa mendapatkan sebotol susu lagi dari kafetaria. Dia tidak akan mencuri, tetapi meminta baik-baik kepada staf internal yang mengurusi bagian dapur. Oleh karena itulah sekarang Gary tengah melangkahkan kakinya dengan ringan ke arah dapur. Dia sengaja memakai kaus yang agak ketat untuk memamerkan six-pack-nya, yang sudah terbentuk dengan jelas. Memang tidak sekekar Exorcist-exorcist yang berdomisili di Markas Cabang Amerika Utara-Selatan, tetapi jika dibandingkan dengan para Section Leaders, jelas ukurannya setara dengan Section Leader divisi Riset yang kabarnya baru diangkat belakangan ini.

Tetapi alih-alih mendengar kata sambutan yang ramah dari staf dapur, pria janggut tipis itu malah mendengar suara pecutan yang sangat akrab dengannya. Dan Gary tahu benar siapa yang berani mengayunkan cambuk di Markas Cabang Amerika Utara-Selatan. Ya, orang idiot pun tahu kalau hanya ada satu orang yang berani berbuat seperti itu, meskipun dia hanyalah seorang staf biasa. Siapa lagi kalau bukan Evangeline Reginald yang darinya Gary mendapatkan julukan "Gary si Licin?" Tetapi bukannya merenggut, Gary malah tersenyum bangga mengingat julukannya itu. Bahkan katanya seorang Estrella Rovers yang diakuinya sebagai "gadis tercepat se-Amerika" itu juga tidak bisa lolos dari cambuk Evangeline - eh, atau itu hanya imajinasi Gary saja, ya?

Ya, tidak apa-apa, tetapi sebuah ide bodoh muncul di dalam benaknya untuk mengadu ketangkasannya dengan ketangkasan Estrella. Umur mereka memang berbeda jauh, tetapi untuk Gary tidak peduli. yang penting dia ingin melihat apa yang akan terjadi apabila dua perempuan berinisial "E" itu berseteru dalam sebuah masalah. Tetapi jangan harapkan ide itu akan terwujud, mengingat kemampuan menyusun spekulasi Finder berambut sandy blond itu sangat buruk.

Terdorong rasa penasaran murni, pria berusia 26 tahun itu berjalan menyebrangi kafetaria menuju ke gudang makanan tempat suara pecut tadi berasal. Di gudang makanan, dia menemukan tiga orang wanita yang lebih muda, dan Gary langsung mengenali Evangeline, yang kelihatannya sedang kesal - jelas terlihat dari cambuk yang sudah terurai di dekatnya; siap terayun menyabet siapa saja yang bermasalah dengannya. Kedua wanita lainnya adalah seorang staf Manajemen juga yang kalau tidak salah merupakan adik Section Leader divisi Riset dan seorang Section Leader dari divisi entah apa.

Sang Section Leader tengah berjongkok membelakangi sesuatu yang sepertinya merupakan pusat perhatian ketiga wanita itu. Apapun itu, Gary tidak tahu, dan dengan hati-hati dia melangkah masuk ke gudang makanan. Tanpa sengaja, dia menginjak secarik kertas yang bertebaran di lantai hingga robek. Serta merta ekspresi Finder berjanggut tipis itu menegang, dan dengan hati-hati dia menatap Evangeline dan kedua wanita lainnya.

"Hei, Evangeline, adik Section Leader Hilliard, dan Section Leader..." Ah, benar-benar saat yang tidak tepat untuk melupakan divisi yang dipimpin Section Leader itu. Bahkan dia juga menggunakan majas klimaks dalam menyapa ketiga orang itu - di mana lawannya, antiklimaks, tentu akan lebih baik. "Ada apa, ya?" tambah Gary cepat-cepat sambil menggeser kertas yang robek itu ke belakang kakinya dengan hati-hati.

Tentunya dia tidak ingin menambah kesal staf Manajemen bermata coklat susu itu, kan?

Ternyata.

Mengerlingkan manik sepianya pada tempat dimana sumber perkara terjadi. Jelas terlihat tempat penyimpanan makanan berupa kotak raksasa dimana semua yang diperlukan untuk memenuhi kondisi nutrisi seluruh staff cabang Amerika Utara-Selatan itu tampak hancur berantakan. Jadi ini penyebab utamanya? Seorang Reanne Hilliard macam dirinya tak mengerti mengapa hanya untuk masalah seperti ini wanita yang terkenal dengan alat pecutnya itu sampai harus tak mempedulikan kembali berkas-berkas yang mungkin tadi masih tersusun rapi di atas jalinan kedua tangannya, sekarang nampak berserakan sangat tak beraturan di permukaan lantai.

Masalah yang besar tentu saja, tapi ia hanya perlu sedikit waktu untuk kembali menguasai pribadinya pada apa yang sedang terjadi. Bagus, mengapa kejadian seperti ini justru harus menimpa bagian manajemen tempatnya bekerja? Sungguh merepotkan, padahal masih banyak dokumen-dokumen yang harus diselesaikannya dalam jumlah menumpuk di kamarnya. Ya, ia sedang dalam perjalanan menuju kamarnya tadi kan? Dan sekarang? Semua hilang total dengan kejadian yang membuatnya harus tetap berdiri disini, menyelidiki alasan di balik persediaan makanan itu dapat tak utuh seperti keadaan semula.

Ia hanya terdiam. Tak perlu menghabiskan suaranya percuma hanya untuk melontarkan kata-kata tak perlu kan? Ia hanya perlu mendengar, ya ia pendengar yang baik kau tahu. Kembali sebuah dugaan muncul dari sang nona Section Leader bagian komunikasi dan diplomasi mengenai perihal bahwa lubang yang tercipta memiliki ukuran cukup besar untuk ditembus seorang manusia, dewasa, bukan anak kecil hebatnya. Hoo, menarik juga. Berarti dengan begini jelas pencuri yang mengambil makanan mempunyai nyali besar untuk dapat tersiksa dalam pecutan sang nona Reginald eh?

Dan ia bukan orang yang sok tahu untuk menjawab dugaan siapa yang melakukan hal ini.

Terkecuali jika memang sang nona Section Leader sendiri juga mempunyai praduga di balik semua masalah ini. Ia ingin sekali tak turut ikut campur dalam hal ini, sempat berpikir untuk pergi meninggalkan semua masalah yang membuat beban hal yang harus diurusnya bertambah. Tapi ia bukan seorang yang tak bertanggungjawab. Ia masih sibuk mengamati apa yang ada di sekitarnya, berusaha menemukan apapun yang bisa menguatkan siapa pelaku yang sebenarnya ketika seorang pria yang dikenal dengan nama Gary Stewart, salah satu Finder cabang Amerika ini menanyakan kembali pertanyaan yang sudah dilontarkan olehnya tadi.

Interupsi.

Apa yang tadi ia katakan untuk menyapa semua yang ada disitu? Ah ya, dia menyebutkan nama nona Reginald, nona Scheziel yang sepertinya tak terlalu diketahui dengan kelanjutan kalimat yang tiba-tiba terputus, dan? Dan namanya yang disebutkan dengan sebuah patokan seorang pria yang membuatnya muak. Mengapa harus dia yang diingat sementara Reanne hanya menyandang gelar 'adik Section Leader Hilliard'? Oh ya, mungkin karena jabatan yang dimilikinya lebih tinggi? Tak adil. Asal kau tahu Reanne duluanlah yang menyandang nama bangsawan Ayahandanya itu.

"Reanne atau Hilliard cukup Tuan Stewart, tak usah memanggilku dengan sebutan seperti itu"

Nampak sekali gurat kesal di wajahnya. Dianggap tidak sopan mengingat umur pria itu jauh lebih senior darinya? Ia tidak peduli. Yang pasti ia tidak perlu menjawab pertanyaan yang datang dari pria itu jika ia masih mempunyai kedua mata untuk dapat melihat hal yang terjadi di ruangan ini. Padahal ia sendiri menanyakan hal dengan inti masalah yang sama pada nona Reginald tadi kan? Terserah. Ia tak mau dibantah, dan merasa tindakan yang sudah dilakukannya adalah benar.

Raul Santa Cruz tidak memiliki ekspektasi akan masalah yang akan terjadi dalam menjalankan tugasnya sebagai staf keamanan, terutama karena ia mendapatkan tugas yang cukup ringan kali ini--patroli di dalam markas. Ia sama sekali tidak mengekspektasikan bunyi pecutan yang identitas sumbernya tidak terlalu sulit ditebak.

"Evangeline," gumamnya pelan. Siapa lagi? Raul yang terpanggil oleh bunyi nyaring itu pun berlari ke arah gudang penyimpanan makanan, dan menemukan kerumunan orang--salah satu bagiannya, Evangeline Reginald yang terlihat cukup gusar, sesuai dugaan. Menengok isi--or lack thereof--ruang persediaan makanan, Raul dapat kurang-lebih menerka penyebabnya.

"Nona Chrysalis," tegurnya pelan. Ia menganggukkan kepalanya ke dua orang lainnya, Gary dan Reanne--tidak mengetahui nama sang gadis bagian manajemen, dan mengetahui reputasi Si Licin. Raul memang sering berpatroli di dalam markas, tetapi ia tidak gemar berinteraksi dengan orang yang dilewatinya. Lagipula, tampaknya Reanne sendiri baru mengomentari sapaan yang dilontarkan Gary.

Ia menyisir helaian rambut hitamnya ke belakang, menghampiri Evangeline. Dirinya bagian keamanan, sudah jadi tanggung jawabnya untuk menangani masalah macam ini--minimal, itu yang diberitahukan hati nuraninya. "Ada apa ini?" Raul sudah tahu masalahnya berhubungan dengan persediaan makanan, tetapi, penyebabnya?

Memastikan kertas yang berisi tulisan data entah apa milik siapa yang sekarang sudah robek itu tersembunyi di belakang kakinya, Gary melangkah maju dengan hati-hati. Mata hazel-nya yang sedari tadi terpancang pada cambuk Evangeline yang terurai, siap terayun kapan saja ke segala arah apabila wanita itu murka, segera berpindah ketika adik Kepala Divisi Hilliard merespon sapaan Gary barusan.

"Reanne atau Hilliard cukup Tuan Stewart, tak usah memanggilku dengan sebutan seperti itu."

Entah apa yang menyebabkan Reanne - nama yang baru muncul di dalam benak Gary sekarang sebagai cara menyapa adik Kepala Divisi Hilliard yang baru - berkata seperti itu, Gary hanya bisa mengerutkan kening. Bukankah tadi Gary sudah memanggilnya dengan nama keluarganya, "Hilliard"? Jadi apa yang salah dengan sapaannya barusan? Rasanya tidak ada. Oleh karena itulah Finder itu hanya tersenyum kecil - masih ragu mengeluarkan senyum khasnya, takut-takut staf Manajemen yang lain akan segera berprasangka buruk dan mengayunkan benda panjang di tangannya - kepada adik Kepala Divisi Hilliard, yang juga terlihat sangat kesal.

"Wow, sepertinya masalah ini sangat membebani pikiran anda, ya, adik Kepala - ups, maksudku, staf internal Hilliard? Anda memang benar-benar peduli kepada pekerjaan anda," ujar Gary sambil memerhatikan apakah kata-katanya akan mengurangi ketegangan yang tersurat pada mimik adik Kepala Divisi Hilliard.

Dan selagi Gary masih menatap adik kepala Divisi Hilliard lekat-lekat, terdengar sebuah suara yang menyapa si Kepala Divisi yang ternyata bernama Chrysalis itu. Nama yang aneh, menurut Gary, tetapi memang banyak orang asing yang datang ke Markas Cabang Amerika Utara-Selatan entah mengapa. Mungkinkah untuk melihat secara langsung reputasi "Gary si Licin"? Rasanya tidak, karena mereka sudah bergabung sebelum Gary.

Kembali ke gudang makanan yang isinya semakin tidak jelas karena kertas-kertas yang berserakan di mana-mana, sebuah ide cemerlang untuk melunakkan hati si staf internal bermata coklat susu - yang mungkin akan berspekulasi kalau Gary lah dalang dari semua kekacauan ini, apalagi kalau Evangeline cukup cermat untuk menyadari betapa kotornya jaket yang sekarang tengah dibawa Gary - muncul di dalam benak Gary. Sekarang, senyum khasnya kembali muncul di wajah si Finder ketika pria tertua di ruangan itu membungkuk dan mulai memunguti kertas-kertas yang berserakan di lantai, tentu saja dengan meletakkan kertas yang tadi tidak sengaja dirobeknya di urutan paling bawah. Semoga saja dia tidak dianggap sedang menyuap si staf Manajemen yang terkenal arogan itu.