[America] Morning Grace

OOC: Actually no idea =w=a
yah tret seadanya untuk Arthem yang ganteng :p
temanya: [b]Lari Pagi di Pagi Bersalju[/s] yang merasa karakternya rada sinting untuk melakukan hal ini silakan gabung *plak*

setting: di taman? atau adakah track lari?

---

Pagi hari, berawan... dengan embun yang membeku menjadi butiran salju setelah semalaman benda putih ini turun membumbung dari langit yang selalu nampak sendu. Jadi, sendu kah hari itu? Sepertinya tidak dengan tuan satu ini. Senyuman lebar penuh artinya menghiasi wajahnya, entah dengan artian apa lagi kali ini yang pasti selalu ada maksud di setiap gerakan wajah itu.

"Fuh~" merenggangkan kedua tangannya yang berbalut glove hitam, dengan seragam super santainya, sepatu boots andalannya dan... oke innocence yang tersampir begitu saja di sabuknya, tuan ini siap untuk melakukan aktivitas pagi harinya.

LARI PAGI

Eh? Mungkin orang akan terkejut dengan kegiatan super sinting di musim dingin seperti ini. Tapi kenapa tidak? Apa yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Arthem Seravine, si pria dengan kelakuan diluar batasan manusia normal ini.

"Uah... oke selesai," selesai melakukan peregangan. Ini saatnya mengintari trek lari sebagai awal dari pemanasan. Oh benar, idenya cukup brilian. Setidaknya lebih baik menghangatkan diri dengan berlari daripada harus duduk diam di depan perapian.

Mungkin ini gila, tapi ini cukup menyenangkan.

Akhirnya mengambil satu langkah dan langkah berikutnya untuk berlari santai. Mengayunkan kedua tangannya ke depan dan belakang. Sesekali melambaikan tangan pada orang-orang yang ada dan berkata, "Ayo lari sama-sama, kalian akan membeku kalau diam seperti itu terus!!"

Dan kebanyakan orang hanya menggeleng dan berpikir bahwa pria ini sudah gila rupanya?

Dingin! Aneh, padahal sampai kemarin Estrella tidak merasakan sensasi tidak nyaman dari perubahan cuaca tersebut, tapi kenapa sekarang rasanya benar-benar dingin? Estrella tidak suka ini.

Daripada membeku di kamar atau di laboratorium kakaknya, pagi ini ia memutuskan untuk jalan-jalan keluar, menghangatkan badan. Atau mungkin, berolahraga? Ya, sepertinya ide itu tidak buruk juga. Dengan itu, ia berjalan ringan menuju taman (yang sekaligus digunakan sebagai training ground) di markas Black Order Cabang Amerika.

Gadis Meksiko ini datang dengan seragam Exorcistnya yang biasa, dengan sedikit perubahan; celana panjang putih dan syal krem rajutan sendiri yang dilingkarkan pada lehernya. Lumayan untuk mengurangi efek dingin. Namun tetap saja, badan harus digerakkan untuk mengusir rasa dingin ini! Begitu ia sampai, rupanya ada beberapa orang yang berinisiatif sama dengannya, namun sedikit di antara mereka yang rela menggerakan tubuh di pagi yang dingin ini, sebagian besar hanya menghangatkan diri di balik mantel masing-masing.

"Ayo lari sama-sama, kalian akan membeku kalau diam seperti itu terus!!"

Wuah, ajakan yang bersemangat! Dari siapa? Estrella merasa tertarik untuk mencari tahu, kemudian mendekati pria berambut hitam itu yang diyakininya seorang Exorcist juga. "Hei, mau lari sama-sama?" tanyanya dengan senyuman lebar.

Arthem kira, semua warga Amerika (khususnya) lebih senang duduk di atas kursi goyang sambil menikmati kehangatan perapian di ruangan mereka masing-masing. Atau berselimut di balik mantel sambil menyantap sup hangat demi menyambut pagi yang begitu lembab ini.

Namun ternyata pikirannya berubah setelah ada seorang gadis (rupanya) yang mendekat dan dengan semangatnya mengajak Arthem untuk lari sama-sama.

Terdiam sejenak. Bukannya terpesona, benar. Arthem hanya sedikit menyunggingkan senyum seperti meremehkan begitu melihat semangat nona ini. Seorang gadis yang sepertinya masih berusia belasan tahun, dengan atribut menarik, pasti memiliki jiwa muda yang terus membara hingga memutuskan untuk lari pagi di pagi sedingin ini.

"Oh... kukira nona Amerika lebih suka bangun dipagi hari," gumamnya pelan, berniat menyindir walau tidak juga sebenarnya. "Tapi aku suka semangatmu ehm nona..." terhenti pada kata-katanya. Benar juga, Arthem baru satu tahun berada di sana dan sibuk sendiri dengan pekerjaannya hingga terkadang lupa dengan urusan sosialisasi.

Ia lalu menjulurkan tangannya, membuka telapaknya lebar di hadapan nona berambut pirang pucat ini. "Arthem Seravine, siapa namamu nona yang bersemangat untuk lari pagi? ...Sedang tidak diet kan?" bertanya lagi setelah mengenalkan dirinya. Ah, ia hanya bercanda walau terkadang kalimatnya agak berlebihan.

"Arthem Seravine, siapa namamu nona yang bersemangat untuk lari pagi? ...Sedang tidak diet kan?"

Pemuda yang baru dikenalnya itu mengulurkan tangan, Estrella menyambut dan menjabat tangannya, "Estrella Rovers, salam kenal." ia tersenyum, kemudian melanjutkan kalimatnya sehubungan dengan pertanyaan Arthem, yang dirasakannya kurang sopan. "Enak saja, aku tidak butuh diet kok," ia melipat kedua tangannya di dadanya, mengeluarkan ekspresi sedikit cemberut. Memangnya ia terlihat gemuk?

"Kamu baru di sini? Rasa-rasanya aku jarang melihatmu..." tanyanya, sambil memperhatikan sosok Arthem baik-baik. Ya, pria di depannya ini memang agak asing untuknya. "Lalu, mau lari berapa keliling?" tanyanya lagi, kali ini dengan senyuman bersemangat. Rupanya ia sudah tidak sabar untuk menghangatkan tubuhnya di pagi yang dingin ini.

Ia tersenyum geli, maksudnya Arthem agak tersenyum karena geli melihat kelakuan nona satu ini. Sudah lama juga ia tidak iseng pada rekan sesama exorcistnya karena terlalu banyak mengambil tugas di luar daripada berkeliling tidak jelas di sekitar markas.

"Oke nona Estrericchi, kalau memasang wajah cemberut begitu justru kau terlihat lebih chubby," tidak menenangkan, justru malah kembali menyulut emosi. Inilah dia si tuan yang tidak pernah tertebak apa maunya. Dan baginya yang seperti ini hanya candaan di pagi yang dingin.

... "Oh, aku sudah lama kok di cabang Amerika ini. Tapi karena seringnya mengambil misi di luar jadi jarang bertemu dengan penghuni markas di sini." Berkata sambil menaruh senyum khasnya, dengan sedikit menyipitkan mata.

Dan rupanya nona Estrericchi ini sudah tidak sabar untuk berlari, menghangatkan tubuh atau membakar lemak? Apapun itu, Arthem menyukai semangat paginya... oke itu bagus untuk memulai hari yang baru. "Berapa keliling ya... kira-kira Estrericchi kuatnya berapa keliling? Satu, dua?" bertanya lagi seakan menantangnya. Oh ya... gaya bicaranya memang selalu menuai suatu masalah.

"Oke nona Estrericchi, kalau memasang wajah cemberut begitu justru kau terlihat lebih chubby,"

"Estrericchi?" Estrella mengangkat sebelah alisnya. Apa itu nama panggilan untuknya? "Uum, jangan panggil aku chubby!" ia mencubit lengan Arthem, walau itu hanya cubitan main-main. Sudah dipanggil dengan nickname yang aneh, dibilang chubby lagi. Estrella kan sudah menjaga berat badannya agar tetap proporsional? Atau memang ia kelebihan sedikit lemak di pipinya? Uuuhm~

"Oh, aku sudah lama kok di cabang Amerika ini. Tapi karena seringnya mengambil misi di luar jadi jarang bertemu dengan penghuni markas di sini."

Oke, cukup ngambeknya. Kapan ia akan bisa berteman dengan baik dengan Arthem bila ia cemberut terus? Estrella mengembalikan raut wajahnya ke normal, mendengarkan pernyataan Arthem. "Ohh, kalau kamu ada waktu ,cari aku saja, nanti aku kenalkan ke teman-teman yang lain." ujarnya sambil tersenyum ramah.

Cukup dengan basa-basinya, kini mereka kembali ke topik utama pagi itu.

"Berapa keliling ya... kira-kira Estrericchi kuatnya berapa keliling? Satu, dua?"

"Tiga!" Estrella mengacungkan ketiga jarinya dengan bersemangat, "Mau lima juga boleh!" ucapnya yakin, sambil memasang senyum percaya diri. Ya, dengan semangat seperti itu rasanya tidak mustahil untuk melakukannya. Setidaknya, menurut Estrella sendiri.

"Uum, jangan panggil aku chubby!"

Oke... sebutan chubby memang pantas membuat seorang gadis muda mencubitnya. Maaf saja, bukannya Arthem genit suka menggoda wanita, tapi ia memang selalu mengutarakan kata-kata menyebalkan yang mendongkrak emosi pada siapa saja.

"Ah oke... hanya bercanda, Estrericchi tetap manis kok walau terlihat chubby," ucapnya lagi, selalu... bernada jahil.

Sunggingan senyum itu lantas kembali dari gadis di depannya dengan sebaris kalimat yang terkesan ramah, "Ohh, kalau kamu ada waktu ,cari aku saja, nanti aku kenalkan ke teman-teman yang lain."

Merasa lucu dengan kata-kata itu, apa Estrella menganggapnya kuper, walau sebenarnya kan tidak juga. Arthem hanya tersenyum geli, "Wah... Estrericchi selain manis baik juga. Kalau begitu nanti kenalkan aku pada teman-temanmu juga," ucapnya sembari menepuk-nepuk kepala Estrella pelan. Balasan cubitan yang tadi.

... Jadi satu dua?

Tiga!

Jawaban yang cukup semangat, hebat juga nona yang satu ini. Bisa sampai 5 putaran bahkan. "Oke... tiga saja, aku tidak mau sampai kalah loh darimu," mengucap seraya memersiapkan diri. Kemudian teringat sesuatu, "Dan jangan pakai kekuatan gelang kakimu," sebuah peringatan sembari menunjuk kaki Estrella di mana innocence mininya bersemayam di situ. Oh... yang punya pasti tahu apa maksudnya kan.

"Ah oke... hanya bercanda, Estrericchi tetap manis kok walau terlihat chubby,"

Iih, Arthem ini, berniat memuji tidak sih? Walau ia sempat dibuat keki dengan pria yang baru ditemuinya ini, akhirnya Estrella tersenyum geli juga menanggapi kelakuannya. Sepertinya Arthem adalah orang yang cukup supel, eh?

"Wah... Estrericchi selain manis baik juga. Kalau begitu nanti kenalkan aku pada teman-temanmu juga,"

Gadis ini mengangguk cepat, "Ya, ada banyak rekan-rekan yang baik di sini. Kadang-kadang kami berjalan-jalan ke kota juga, lho. Nanti Arthem ikut ya!" ujarnya ceria. Ya, dalang di balik semua acara jalan-jalan alias wisata kuliner itu tentu saja dirinya sendiri, mengajak teman-temannya yang sedang senggang untuk menemaninya ke kota.

Kembali ke masalah lari pagi.

"Oke... tiga saja, aku tidak mau sampai kalah loh darimu. Dan jangan pakai kekuatan gelang kakimu,"

Estrella berkedip, "Wah, rupanya Arthem tahu banyak juga ya," ia tersenyum simpul pada pemuda itu, kemudian mengambil kuda-kuda untuk berlari, "Tapi aku pasti bisa lebih cepat darimu!" ujarnya percaya diri, sambil melemparkan senyuman jahil pada Arthem.

Jadi... Mulai atau tidak?

... "Oke, lain kali kita jalan-jalan di waktu senggang," mengucapnya atas ajakan itu kemudian tersenyum lagi. Oh ya, andai ia punya waktu untuk jalan-jalan, karena rupanya segala misi atau apapun sejenis itu agak menyibukkan dirinya.

Well, oke selesai... saatnya memulai olahraga mereka. "Tahu banyak dengan banyak tahu itu berbeda," berucap yang aneh-aneh lagi. Jelas apa yang dimaksudnya, masih mengantuk. Sambil memersiapkan diri untuk lari, Arthem melemparkan senyum jahil pada Estrella, tidak mau kalah.

"Oh ya, coba kita buktikan," meratakan alisnya di atas mata. Mencari pandangan yang bisa mengarahkannya menuju jalan yang lebih cepat. Oke, di sana dan... "MULAI!" segera melesat lari.

Tidak ada yang bilang kan kalau instruksi berasal darinya?