Black Order Headquarters
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


An Indonesian D.Gray-Man original character (OC) roleplay forum. Set in an alternate 1880s.
 
HomeSearchLatest imagesRegister[AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_mini_registerLog in
Time

Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880

[CENTRAL] musim dingin, bersalju dan hawa menusuk

[ASIA] musim dingin, sejuk namun kering

[AMERICA] musim dingin, badai salju di akhir bulan

[AFRICA] musim dingin, sedikit salju di awal bulan

Acara mendatang:

- Valentine Grand Ball

(Kontak staf jika memiliki ide)

Shoutbox

ShoutMix chat widget
Affiliates

ClampFactory Al'loggio

code-geass

tenipuri-indo

Saint-Sanctuary

Neverworld

Aria Academy High School Fighter Role Play Forum

Don't be shy, affiliate with us!
 
Latest topics
» Free Talk
[AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitimeby Ravel Kohler 21st December 2015, 17:50

» [AMERICA] Unusual Training
[AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitimeby Keith Warringstate 21st June 2011, 23:10

» English Free Talk
[AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitimeby Wilhelm U. Smith 19th February 2011, 21:17

» [Central] The History Might Have Recorded Us
[AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitimeby Fuchsia Scarlet 13th February 2011, 12:21

» [CENTRAL] Looking Around
[AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitimeby Lumiere A. Etoile 6th February 2011, 20:13


 

 [AFRICA] Of Tea and Twilight

Go down 
3 posters
AuthorMessage
Vanya Muller

Vanya Muller


Posts : 58
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Finder
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 23 tahun

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime11th November 2009, 19:45

Timeline: 9 Januari 1880
Lokasi: Ruang Santai
Waktu: Sekitar pukul lima sore
Status: Open-for-All



Vanya Muller sudah tiga tahun berada jauh dari ayahnya. Baginya, wkatu tersebut seakan bergulir seperti bola salju pada bidang landai--perlahan lambat, namun akhirnya makin cepat. Rasa rindunya yang tadi hanya secercah sudah makin bertambah seiring dengan tiap-tiap detik yang ia habiskan untuk bertugas di cabang yang cukup jauh dari tanah Eropa. Ah, bagaimana kabar ayahnya sekarang? Apa beliau baik-baik saja?

Gadis ini menatap dalam-dalam jendela. Tetesan air memenuhi permukaan kaca dan membiaskan puluhan warna yang terlukis pada langit sore. Buyar; satu kata yang mampu mendeskripsikan hilangnya antusiasme dalam menikmati sore hari yang cerah.

Gadis berambut hitam ini butuh teh. Sekarang juga.

Tahu jelas bahwa tidak akan ada yang akan menuangkan teh pada cangkirnya (seumur hidup ia tidak memiliki butler, mengapa harus berharap sekarang?), Vanya segera bangkit dari kursi rotan tempatnya duduk. Di sudut ruangan, terdapat sebuah teko sedang dari tanah liat berisi teh berkualitas dari Hindia-Belanda. Bagaimana barang nikmat itu bisa sampai ke Afrika? Ia berterima kasih pada pamannya yang memiliki sense bagus dalam pemilihan teh; yang bersangkutan juga mengirimkan beberapa untuknya.

Tangannya segera menuang isi teko ke dalam cangkir. Gula yang ada di samping teko ia biarkan; bagaimanapun juga, ia lebih suka teh tanpa gula. Aromanya lebih terasa. Tinggal beberapa langkah lagi sebelum Vanya bisa kembali duduk di kursi rotan nyaman tempat ia duduk tadi, sebelum--

--kakinya slip dan menumpahkan isi cangkir pada lantai.

"Aaah!"

Satu jeritan; rok hitamnya sekarang basah karena teh (lebih tepatnya teh yang sempat memercik dari lantai) sementara lantai kini basah seketika. Ia tidak ingin memanggil seseorang untuk membersihkan masalah ini; kalau memang ia salah, maka ia jugalah yang akan membetulkannya.

....

Pertanyaannya, dengan apakah dia akan mengelap tumppahan teh ini?


Last edited by Vanya Muller on 18th January 2010, 19:04; edited 1 time in total (Reason for editing : Mengganti Timeline, sekarang lebih spesifik.)
Back to top Go down
Ciel Michaelis

Ciel Michaelis


Posts : 54
Pemilik : Cairy

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 24 tahun (tapi terlihat lebih muda)

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime14th November 2009, 17:38

Ikutan iseng *plok*
timeline Ciel: setelah Lost Way



... "Hatsyu!"

Bersinnya tidak berhenti, padahal seingatnya tadi Felo sudah memberikannya obat herbal apalah itu untuk pereda flu. "Ehm," berjalan terus membopong beberapa tumpuk kertas, buku, seperti biasa sok sibuk sendiri. Akhirnya bisa bernafas lega setelah pekerjaan lab selesai, atau katakanlah lari dari Loreley dengan segala antusiasmenya dalam penelitian.

"Huff..." merasa lelah sesaat. Jika dipikir-pikir memang pemuda bertampang manis yang tempo hari dengan suksesnya menipu beberapa orang (termasuk atasannya) ini jarang sekali beristirahat. Entah ia yang sok sibuk atau memang karena pekerjaan yang tidak ada beresnya. Yang pasti waktu luang kali ini harus ia manfaatkan, setidaknya untuk diam sesaat, mengatupkan mata dan melupakan tugas ini-itu.

Penat juga.

Langkah kakinya masuk ke sebuah ruangan yang bernama ruang santai, atau... ehm, apalah namanya yang pasti kelihatannya semua orang yang berada di tempat itu pasti sedang bersantai. Pilihannya datang ke tempat ini karena jika kembali ke kamarnya mungkin ia akan tertangkap oleh beberapa orang yang tahu bahwa dirinya lebih suka mengurung diri. Jadi kali ini Ciel memilih tempat umum sebagai sarang istirahatnya.

Melangkah masuk dan... ehm, "Aaah!"

Menemukan pemandangan itu di sana. Mata abunya hanya membesar sedikit dari kondisi biasanya, seakan memberikan ekspresi terkejut yang sama sekali tidak diperlihatkannya. Oh ya, seorang gadis yang baru saja menumpahkan secangkir teh ke rok hitamnya dan tumpahan lain di lantai.

... Berpikir sejenak. Haruskah ia berbalik dan pura-pura tidak tahu atas kondisi itu? Atau berbaik hati membantunya? Ehm, pilihan sulit bagi orang yang tidak terbiasa bergaul seperti Ciel. Ia bahkan takut jika nanti apa yang dilakukannya malah menimbulkan perkara baru.

Akhirnya berniat untuk berbalik saja, memang lebih baik mengurung diri di kamarnya saja. Namun, terlintas hal lain, teringat bahwa ia menyakui sebuah sapu tangan. Uhm, apa dengan ini ia harus membantu.

Dahinya berkerut, ragu, menatap lama gadis tersebut. Ah... lakukanlah sesuatu daripada mematung di sana.

Akhirnya, setelah berpikir agak panjang ia melangkah maju. Oh, sebuah terobosan selama 5 tahun membatu menjadi boneka saja. "An... Anda memerlukan ini?" menyodorkan sapu tangannya pada nona tersebut. Maaf sekali ia agak kesulitan membantu karena satu tangannya dipakai untuk menopang buku-kertas dan peralatan penelitian macam itu hingga hanya bantuan perkakas saja yang bisa ia tawarkan.
Back to top Go down
Vanya Muller

Vanya Muller


Posts : 58
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Finder
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 23 tahun

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime15th November 2009, 21:19

Sial dirinya.

Gadis berambut hitam ini mengantisipasi teh yang tumpah tersebut untuk masuk ke dalam mulutnya, kemudian membuat dahaganya hilang sementara dirinya mengagumi karya seni rupa Tuhan akan langit sore, dengan puluhan warna yang merekan di sana-sini. Namun apa yang terjadi? Rencananya batal--bersama dengan tumpahan teh yang tidak mungkin ia cicip lagi. Belum lagi, rok hitamnya yang sekarang rusak. Kurang apalagi kesialannya?

Kalau sampai ada yang melihat, mungkin wajahnya dapat berubah menjadi pucat pasi. Baginya, keteledoran merupakan hal yang terlalu memalukan baginya sendiri--bukankah ibunya sudah dari dulu mengajarkannya agar lebih berhati-hati? Jadi, sudah seharusnya ia membersihkan apa yang menjadi kesalahannya. Kendala pertama: bagaimana ia melakukannya?

Sampai akhirnya, gadis ini bisa merasakan keberadaan seseorang dalam ruangan.

"An... Anda memerlukan ini?"

Kepala segera berpaling, sementara muka mulai memerah. Vanya sempat penasaran; sejak kapan pemuda tersebut berdiri di sana? Cukup lamakah, sebelum ia melakukan kesalahan bodoh itu, mungkin? Ah, ingin rasanya seseorang menguburnya hidup-hidup karena tidak lebih berhati-hati.

Vanya perlahan meraih sapu tangan yang diberikan oleh staf tersebut. Tiga tahun ia berada di markas; pernah melihat wajah dari pemuda ini? Ya. Michaelis, kalau tidak salah?

"T-Terima kasih, um tuan... Michaelis? Benarkah?" Gadis bertanya. Memang, nama-nama orang bisa berseliweran di lingkar gosip para wanita markas Afrika. Jangan heran bila nama-nama dari staf Afrika pernah disebut di lingkar gosip tersebut.

Vanya segera mengelap tumpahan teh yang ada di lantai dengan sapu tangan Ciel. Dirinya kurang sopan? Ayolah, memangnya ada barang apa lagi yang bisa dipakai untuk membersihkan masalah ini?

Lantai pun bersih dari cairan kecoklatan, sementara Vanya yang tadi sempat berlutut untuk membersihkan sisa keteledorannya kini berdiri. Ingin mengembalikan sapu tangan tersebut pada pemiliknya, namun ia sadar bahwa hal tersebut terkesan tidak sopan. Hei, jelas-jelas sapu tangan tersebut tidak dalam konsidi 'prima' lagi.

Menghapus keteledoran dengan rasa berhutang?

"Ah... Kalau boleh, sapu tangannya akan saya kembalikan besok. Bagaimanapun juga, ini... sudah kotor." Gadis ini berkata agak pelan, masih merasa malu karena orang lain melihat keteledorannya. Meskipun hal yang ia lakukan memang terlihat wajar di mata orang normal (setidaknya cangkir tersebut tidak melanyang-layang di udara, bukan?), bagi Vanya Muller, ini adalah sebuah setback. Mata birunya sesekali menghadap mata abu-abu milik sang pemuda, sebelum mata biru tersebut kabur dari lokasi yang seharusnya ia lihat; satu hal penting yang perlu dilihat dalam berkomunikasi: tatapan mata.
Back to top Go down
Ciel Michaelis

Ciel Michaelis


Posts : 54
Pemilik : Cairy

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 24 tahun (tapi terlihat lebih muda)

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime16th November 2009, 00:15

Ragu akan dirinya, uh... sedikit kehilangan percaya diri atau memang selalu berlaku begitu di kala sendiri tanpa dukungan. Mengulurkan tangan berisi sapu tangan miliknya yang masih bersih belum dipakai untuk mengelap ingus pada sosok di sana yang jelas lebih membutuhkan itu.

Maukah dia bersinggungan dengannya memang?

Ciel ingin segera lari dari situasi itu. Seharusnya memang ia pura-pura tidak tahu saja kemudian pergi ke tempat di mana tidak ada manusia atau apalah yang bisa membuatnya jatuh kehilangan kendali. Misalnya seperti kejadian tempo hari yang membuatnya benar-benar merasa lebih baik memang tidak bersinggungan dengan sosok 'manusia' yang membuat keberadaannya menjadi serba salah.

'Uhm...'

..."T-Terima kasih, um tuan... Michaelis? Benarkah?"

Akhirnya nona yang bersangkutan menjawab tawarannya, mengambil kain putih itu dan menyinggungnya. Bertanya soal nama. Eh! Baru tahu ia kalau namanya cukup dikenal di tempat itu. Agaknya sedikit sunggingan senyum tipis melambai di wajah keruhnya, merasa eksistensinya mulai diakui di tempat ini. Tidak apalah kalaupun itu berkesan buruk, atau tidak memiliki kespesialan lainnya.

"I... iya, itu nama saya." Menjawabnya singkat, merapatkan kembali pegangan kedua tangannya pada buku-kertas yang berada di pelukannya seperti biasa. Sedikit menyesal tidak dapat membantu nona ini dan hanya diam di sana.

"Ah... Kalau boleh, sapu tangannya akan saya kembalikan besok. Bagaimanapun juga, ini... sudah kotor."

Dan bersih semuanya, setidaknya kecuali noda kotor tak terlihat di bagian rok hitam nona tersebut. Ciel tidak memberikan perhatiannya ke daerah itu, karena jelas ia memang tidak melihatnya secara pasti. Tidak juga memikirkan detail mengapa ada tumpahan teh di sana-sini. Tidak berusaha ingin tahu, hanya menyimpulkan keadaan dengan menolongnya saja.

"Ah, tidak usah..." mengambil kembali lap yang sudah kotor itu dari tangan sang nona finder. Barang itu hanya lap tangan biasa, tidak perlu membuatnya serba spesial dengan cara membersihkannya. "Biar saya saja," menjadikan diri sendiri sebagai korban. Biarlah, dengan begini jelas bahwa tujuannya baik, hanya untuk membantu.
Back to top Go down
Saif ad Din ar Rasyid

Saif ad Din ar Rasyid


Posts : 30

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 27

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime17th November 2009, 17:50

Saif ad-Din ar-Rasyid, seorang pria berkulit gelap terbakar matahari dengan ikatan keffiyeh di kepalanya menyandarkan punggungnya yang lebar pada dinding common room. Kedua lengannya bersedekap dan matanya yang tajam itu menyapu seisi ruangan. Tak ada alasan khusus memang, dia hanya terlalu kurang kerjaan di sore ini. Rasanya semua hal yang harus ia lakukan sudah selesai dengan sempurna, dan ia juga tak usah mengkhawatirkan asupan gizi yang akan masuk ke lambung Rashad, para staff disini sudah tahu rumput apa yang disukai mahluk berkulit hitam bak beludru itu, kudanya.

Pria Bedouin itu memejamkan matanya sambil menarik nafas dengan tenang. Baru saja ia kira ia bisa kembali dengan tenang ke kamarnya sampai ia mendengar bunyi sesuatu yang jatuh dan pecah yang serta-merta membuat refleks untuk menoleh pada sumber suara.

Seorang gadis berambut hitam, yang ia tahu sebagai Finder, tampaknya menjatuhkan cangkir tehnya. Saif yang memang memiliki kesadaran tinggi untuk membantu yang lemah segera menjauhkan punggungnya yang merekat dari dinding, dengan tujuan apa lagi selain untuk menolong Finder yang cukup ia tahu itu membereskan beberapa pecahan tajam di sana-sini namun tampaknya pria berkebangsaan Arab Saudi itu keduluan. Seorang pria—yang sepintas mirip dengan wanita—menawarkan kain sapu tangan pada gadis itu.

Ah tampaknya masalah selesai kan?

Tapi kewajiban moral seorang Saif tidak berhenti sampai disana.

Ia melangkahkan sepasang kakinya ke gadis itu, sedikit membungkukkan badan untuk melihat tumpahan sambil berkata dengan suara tenornya yang dalam.

“Kau tak apa-apa, Nona?”
Back to top Go down
Vanya Muller

Vanya Muller


Posts : 58
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Finder
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 23 tahun

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime18th November 2009, 22:17

"I... iya, itu nama saya."

Gadis berambut hitam ini bersyukur. Hal ini bisa dilihat bagaimana gadis ini menghela napas lega. Setidaknya, tiga tahun dirinya berada di markas Afrika, kemampuanny mengasosiasikan nama seseorang dengan fitur wajahnya atau kebiasaan unik dari orang itu. Vanya Muller melakukan itu semua agar ia bisa menghafal nama para anggota, staf, dan Exorcist yang tinggal di sana. Maaf saja, memorinya tidak sependek Leon von Königswalde--

Mata biru yang tadi tampak kalem seakan bergemuruh. Kembali lagi nama dari pria tersebut muncul pada benaknya. Sebelum siapapun dapat menyadari perubahan ekspresi wajah dari Vanya, gadis ini menutup mulutnya dengan tangan kiri. Sementara itu, pikiran wanita ini kembali memutar kejadian paling menegrikan yang pernah terjadi dalam hidupnya. Bila ia masih selemah dulu, mungkin gadis ini akan berlutut kaku dengan air mata menghiasi manik biru laut. Namun, Vanya bukanlah dirinya yang dulu--ia tidak akan menangis ketika teringat wajah dari cintanya.

Ya, ia tidak akan menangis. Setidaknya, Ravel Kohler--pamannya sendiri--tahu akan hal tersebut. Valentia sudah lama berjudi pada kepercayaan pamannya itu; ia tidak akan tumbang hanya karena satu nama tersebut--sebuah janji yang mungkin tidak pernah sampai ke telinga jendral berambut pirang trsebut.

Gadis bermata biru ini menelan ludah, sementara matanya mencoba untuk kembali ke cahayanya yang dulu. Tangan kirinya menjauhi mulut, menampilkan sebuah senyum yang mungkin terlihat sedikit dipaksa. Bodoh, namun inilah yang paling bisa ia lakukan untuk situasi seperti ini.

"Ah, syukurlah." Senyum yang sama masih terukir pada wajah berkulit putih agak pucat. "Kukira aku salah melafalkan nama anda. Baguslah kalau kali ini saya--"

'And he disappeared, with nothing left to give.
Back to nothingness.'


"--pun tidak salah." Di saat yang sama, gadis ini menggigit bibir bawah. Pikirannya seakan memanggil memori terburuk yang pernah ia alami. Terkutuklah pikirannya, jika tiap hari ia selelu dihantui oleh kejadian tersebut. Bahkan, setelah semua yang terjadi, mungkin sebuah keajaiban bagaimana gadis ini tetap menyimpan sikapnya yang ceria dan penuh rasa positif tersebut.

"Ah, tidak usah... Biar saya saja."

"Ta-tapi--" Bahkan sebelum gadis ini dapat membalas pernyataan Michaelis, pemuda tersebut sudah keburu merampas sapu tangan tersebut dari tangannya. Mata biru menatap tangan kanan bersarung tangan hitam, kini kosong. Kepalanya kembali terarah ke pemuda berambut abu-abu itu, lagi. Sepertinya, pemuda ini juga bersikeras dengan anggapannya. Apa kuasa Vanya untuk menolak?

Tangan kanan yang kosong menyibak poni rambut ke sisi kanan--sebuah kebiasaan yang muncul secara random. Satu kali tarikan napas dalam dapat diidentifikasi dari pemudi berambut hitam tersebut, sehingga satu helaan napas panjang keluar secara perlahan dari mulutnya. Sekarang apa, sebuah pernyataan terima kasih?

Mata birunya sempat melihat bagaimana matahari merah mulai turun dalam waktu cepat. Sebentar lagi malam; tentunya, sang gadis tidak mau mengganggu waktu dari pemuda ini, bukan? Maka, mulut gadis ini pun membuka. Senyum yang kelihatan terpaksa perlahan hilang dari figur wanita ini, mungkin karena apa yang ia lihat memang cukup membantunya.

"Kalau begitu, terima kasih... Herr Michaelis." Gadis ini mengangguk sopan (bukan membungkuk; itu adalah kerjaan orang asia bukan?). Rok basah bersentuhan dengan kulit kaki. Kening gadis ini mengerut--roknya pun juga basah? Dengan cepat, gadis berambut hitam ini segera mengalihkan pandangannya pada rok bagian bawah dengan wajah sama sekali tidak puas. Rok hitam kesayangan bisa kotor seperti ini, dan ia tidak menyadarinya? Hebat; memangnya untuk apa ia menjadi seorang Finder? Dirinya segera berjongkok untuk melihat lebih dekat hasil kesalahannya. Ingin rasanya ia mengutuk dunia, karena telah melakukan hal ini padanya.

“Kau tak apa-apa, Nona?”

Satu suara, dan gadis ini pun berpaling dari rok hitam kesayangannya pada Saif; satu-satunya Exorcist Timur Tengah yang ia tahu dalam rentan waktu tiga tahun ini. Ingat, Vanya Muller sudah cukup lama tinggal di markas Afrika untuk tahu siapa-adalah-siapa. Senyum kembali tersungging; sebuah senyum ramah.

Syukurlah, pikiran akan cintanya yang telah tiada sudah dapat dikesampingkan terlebih dahulu, bukan?

"Tidak apa-apa, kecuali rok saya..." Mata biru sempate tekunci pada mata Saif, kemudian berpling lagi ke arah rok hitam miliknya. "Bertambahlah tugas cucianku malam ini..."

...sejak kapan cuci-mencuci menjadi kewajiban Vanya? Ia bukan bagian dari staf manajemen, bukan?
Back to top Go down
Ciel Michaelis

Ciel Michaelis


Posts : 54
Pemilik : Cairy

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 24 tahun (tapi terlihat lebih muda)

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime21st November 2009, 23:13

Namanya, he... sejak kapan ia yakin bahwa itu adalah namanya. Ciel termenung lagi, tidak terfokus pada gerak-gerik nona finder di hadapannya, hanya memikirkan soal tindakan daruratnya tadi. Bisa juga ia berpikir bahwa nama asing itu adalah namanya? Benar miliknya? Berpikir dalam benaknya, rasanya bukan juga.

"Kukira aku salah melafalkan nama anda. Baguslah kalau kali ini saya--"

Kilapan kalimat penuh syukur atas sebuah pelafalan nama. Ciel hanya mengangkat wajah, memerhatikan ekspresi bingung yang juga ditunjukkan lawan bicaranya. Ia sendiri bingung, benar itu namanya atau bukan? Untuk saat ini itu namanya, tapi mungkin di saat yang lain bukan itu? Atau memang itu? Perang aneh berkecamuk di otaknya. Pemuda bertampang manis ini lantas menggeleng-geleng sendiri, berusaha menampik obrolan aneh di kepalanya.

Tidak... tidak...

... "Kalau begitu, terima kasih... Herr Michaelis." Nona di hadapannya, sang korban tumpahan teh menganggukkan kepala pelan, Ciel menyambutnya dengan anggukkan yang sama. Namun tetap tidak enak dengan panggilan itu, nama depannya atau belakangnya, semua terkesan asing. Bahkan sama sekali tidak memiliki kesan.

Tidak ada kata yang kemudian keluar dari mulut kecilnya. Tetap rapat di sana, mengalihkan perhatian dengan memerhatikan gerak-gerik si nona finder yang mulai nampaknya tidak nyaman dengan keadaan roknya. Uh, ia bisa membantu apa kalau soal yang ini, mencucikan roknya? Itu bukan tugas seorang research staff kan? Lagipula Ciel tidak bisa mencuci.

"Uh..." bergumam pelan. Merasa tidak enak berdiri saja tanpa melakukan apapun. Ia hanya bisa melantunkan kepasrahan, dan sedikit pengharapan semoga ada yang bisa membantu sang nona.

“Kau tak apa-apa, Nona?”

Satu suara yang juga tidak Ciel sadari. Tiba-tiba saja seorang tuan exorcist datang mendekati tempat itu, di sana tempat nona finder memerlukan bantuan. Seorang exorcist? Seseorang berpangkat tinggi... maksudnya yang memiliki pekerjaan seperti layaknya pahlawan hadir di situ uh?

Spontan Ciel mengambil langkah mundur, menjauhi dua orang yang ada. Entah mengapa sejak peristiwa kesalahpahaman yang lalu, atau mungkin masalah sebelumnya, ia tidak suka lagi berada di kerumunan orang. Apalagi jika nantinya malah menimbulkan kesalahpahaman yang sama akibat perkataan atau sikapnya.

Diam di sana... dan berpikir, sebenarnya untuk apa ia ke tempat ini?
Back to top Go down
Saif ad Din ar Rasyid

Saif ad Din ar Rasyid


Posts : 30

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 27

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime20th December 2009, 13:31

"Bertambahlah tugas cucianku malam ini..."

Geli mendengar pernyataan sang gadis muda pria berkulit gelap itu tertawa kecil. Manik obsidiannya menyinarkan sorot ramah dan hangat yang memang biasa ada pada diri seorang Saif ad Din ar Rasyid. “Anda finder kan Nona? Bukankah biasanya staff manajemen yang mengurusi pakaian-pakaian kotor?” tanyanya pelan sambil memperhatikan noda gelap di rok gadis itu. “Dan noda air teh cukup mudah dibersihkan, saya rasa Anda tidak usah khawatir.”

Menoleh pada seorang lainnya yang mirip perempuan di dekat gadis finder itu, kalau tidak salah anak itu adalah rekan kerjanya si Lorelei kan? Iya Lorelei yang entah kenapa selalu mengerutkan dahinya ketika melihat sosok tegap yang bersangkutan. Ya mengerutkan dahi sambil menyemburkan tatapan tidak bersahabat dengan alasan yang tak ia mengerti.

Yah Saif hanya menggeleng kepala pelan, heran.

“Ah Michaelis ya?” menyapa pria berambut abu tersebut dengan sebuah senyuman. “Uhm, tumben Anda tidak bersama Poisson...” hanya sedikit ingin tahu. Kalau Saif tidak salah ingat sang pria Prancis yang ia kenal selalu memperlakukan Michaelis dengan sedikit berbeda.

Dan lagi-lagi dengan alasan yang abstrak.
Back to top Go down
Ciel Michaelis

Ciel Michaelis


Posts : 54
Pemilik : Cairy

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 24 tahun (tapi terlihat lebih muda)

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime10th January 2010, 21:24

rep duluan ya saya



Mengerutkan dahi... berpikir apa lebih baik ia pergi saja dari sana? Secepat mungkin ia harus mengambil keputusan atau tetap diam seperti patung begitu. Susah juga kalau memiliki sifat yang tidak biasa bergaul dengan manusia seperti pemuda satu ini.

"Uh..." hanya mendengarkan nasihat yang diucapkan oleh tuan exorcist pada sang korban. Mengangguk-angguk pelan tanda setuju, ini soal kasus mencuci. Ciel tidak pernah mencuci karena cuciannya dilimpahkan pada Felo... oh, bukan maksudnya pada staff menejemen yang memang bekerja soal itu. Ia tidak perlu pusing, dan sebaiknya nona ini juga tidak perlu pusing. Kan?

Melamun lagi, kebanyakan melamun daripada berpikir jika bisa dibilang begitu. Sampai satu suara mengagetkannya karena memanggil nama itu lagi.

“Ah Michaelis ya?”

"Ah ya?" segera berpaling spontan. Untung tidak terkaget sampai menjatuhkan buku-bukunya. Walau sebenarnya merasa kaget juga dengan degupan di jantung yang cukup kencang dari biasanya.

“Uhm, tumben Anda tidak bersama Poisson...”

... Berpikir sejenak, mencerna pertanyaan. Poisson maksudnya Lorelei? "A... ah itu! Itu dia sedang ada di... di sana, di laboratorium ya... yah," sedikit kebingungan dalam menjawab. Tergiang pertanyaan dengan kata 'tumben' itu membuatnya berpikir, memangnya mereka seperti itu. "Ehm... ya, kami sedang beristirahat," memberikan alasan lain. Sebuah alasan yang bukan kebenaran karena sebenarnya Ciel sendiri sedang lari dari rekan kerjanya itu kan.

"A! Ah! Jadi bagaimana dengan rok Anda Nona?" melirik nona Finder itu lagi, mengalihkan pembicaraannya. Semoga ia tidak bertanya lagi.
Back to top Go down
Vanya Muller

Vanya Muller


Posts : 58
Pemilik : masamune11

Biodata
Posisi: Finder
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 23 tahun

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime18th January 2010, 19:10

“Anda finder kan Nona? Bukankah biasanya staff manajemen yang mengurusi pakaian-pakaian kotor?”

Ada beberapa saat ketika Vanya dapat melakukan sesuatu yang konyol. Ada juga masanya ketika gadis muda ini dapat mengatakan sesuatu yang aneh, namun logis. Saat seperti ini--ketika seseorang bertanya tentang hal kecil seputar dirinya ini--adalah saat ketika Vanya Muller tersenyum kecil; setidaknya, ia memiliki alasan bagus untuk menjawab pertanyaan Exorcist tersebut.

"Ah... Rok ini hadiah dari seorang teman." Vanya menjawab ramah. "Kalau bisa, aku ingin tangan ini saja yang mencucinya--mengerti maksudku, kan?"

Tentu saja, kenalan yang ia maksud ini tidak jauh dari bayangan seorang pemuda berambut pirang yang sudah lama menyebrang ke dunia sana, hilang dari peradaban manusia. Mata biru tersebut mencoba menghindarkan kontak mata denagn satu-satunya Exorcist di ruangan dengan cara berpaling pada noda teh. Tangannya meraba noda tersebut; syukurlah rok yang diberikan pemuda itu berwarna hitam, bukan?

“Dan noda air teh cukup mudah dibersihkan, saya rasa Anda tidak usah khawatir.”

Mendengar komentar dari pria tersebut, Vanya Muller hanya bisa menganggukkan kepala meskipun dirinya masih menunduk. Mata biru memang terfokus pada roknya--semuanya ia lakukan dengan sengaja, sungguh. Bukan maksudnya juga untuk bersikap tidak sopan, namun apa yang ia lakukan sebenarnya... lebih ke arah termenung.

Siapa yang memberikan rok ini? Mendiang pacarnya... atau pemuda Finder yang menjadi rekannya sekarang?

"Um, itu..." Vanya akhirnya memutuskan untuk mendongak, hanya menemukan dua figur yang ada di dalam jarak pandangnya tengah berbincang... mengenai Lorelei? Jadi Michaelis sering terlihat bersama dengan wanita itu? Kepalanya berpaling, dari Ciel kemudian Saif, kemudian Ciel lagi... dan berhenti.

"A! Ah! Jadi bagaimana dengan rok Anda Nona?"

Tangannya yang masih sempat menyentuh rok hitam miliknya kini lepas kontak, kemudian menyibak poni yang mulai mengganggu penglihatannya. Senyum kembali tersungging. "Yah, tidak apa-apa, lah. Setidaknya, rok ini tidak terbuat dari kertas. Masih bisa dicuci."

Mata birunya kembali menyorot jendela basah karena hujan, melihat pemandangan yang selalu ia lewati sebelum berangkat menjalani misi. Nuansa kota tua ala Dinasti Byzantium dibiaskan dalam warna kabur, sehubungan dengan titik-titik air yang bertanggungjawab akan perusak suasana. Belum lagi, dengan udara yang dingin...

...ah, mungkin dua pria ini tertarik untuk minum teh? Teko teh miliknya belum habis isinya bukan?

"Apa Tuan sekalian tertarik dengan teh Darjeeling? Langsung dari tanah India. Saya akan sangat senang bila Tuan bisa memberikan pendapat anda akan... teh dari negeri jauh di timur." Vanya Muller pun cekatan berjalan menuju tempat teko tehnya, memeriksa isinya, dan menuangkannya pada gelas yang sudah kosong karena kecelakaan kecil tadi.

Teh menjadi obat pelupa terbaik, bagi dirinya yang mudah teringat dengan fakta masa lalu.
Back to top Go down
Saif ad Din ar Rasyid

Saif ad Din ar Rasyid


Posts : 30

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 27

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime23rd January 2010, 13:49

"A... ah itu! Itu dia sedang ada di... di sana, di laboratorium ya... yah... ya, kami sedang beristirahat,"

Jadi seperti biasa pria aneh bin ajaib itu mengurung diri seharian di laboratorium. Yah memang di mana lagi Lorelei akan berada selain di laboratorium. Dan, hei, kenapa juga Saif tertarik mengetahui perihal ilmuwan satu itu... memang sudah jarang ia menemukan sosok berambut coklat itu. Anggap saja ia tertarik mengetahui apakah pria berkewarganegaraan Prancis tersebut masih hidup.

And now thats pretty rude...

"Oh.. saya harap istirahat Anda menyenangkan." sekali lagi tersenyum pada lelaki berambut keabuan di depannya dan kemudian kembali melirik pada gadis finder dengan bawahannya yang basah. Iris biru Vanya memang tak menatap obsidian Saif ad Din ar Rasyid secara langsung namun suara lembut terlepas daripadanya.

"Ah... Rok ini hadiah dari seorang teman." gadis itu menjawab ramah. "Kalau bisa, aku ingin tangan ini saja yang mencucinya--mengerti maksudku, kan?"

Kali ini. sebuah senyuman tipis lah yangi terulas di wajah maskulin Saif saat ia mengetahui alasan keengganan Vanya untuk mmebiarkan rok itu dicuci oleh orang lain. Sebuah pemberian dari seseorang... informasi Vanya barusan hanya membuatnya teringat pada almarhumah adiknya--yang terbunuh dalam wujud Akuma--serta kerabat-kerabat sebangsa, atau lebih tepatnya lagi sesuku, Saif yang sudah lama tak ia jumpai. Waktu dunianya masih sebatas ke mana hamparan pasir yang tanpa batas itu terhampar pun ia tak terlalu sering bertemu mereka apalagi masa-masa sekarang ini.

Jadi boleh dikata kalau Saif sedang mengalami home sick.

Tapi ia adalah pria yang tangguh dan ia tak akan larut meratapi kesendiriannya. Tak akan, karena ia memang tumbuh secara solitaire... hha, mana sudi Saif mengotori reputasi para Bedouin yang terkenal akan kejantanan dan harga dirinya dengan berkeluh kesah cengeng seperti anak gadis.

"Saya mengerti, Nona Muller."

Sebuah alunan napas ringan terhela saat pria berusia 27 tahun itu menutup matanya sekilas, masih dengan gurat bibir tipis yang sama. Di senja seperti ini suara tetes hujan hanya membuat siapa pun sendu. Sorot beriris gelap itu bergesar perlahan ke arah jendela common room, hanya untuk mendapatkan hamparan karpet kelabu pada atap bumi, ia tak dapat menjumpai lembayung.

"Apa Tuan sekalian tertarik dengan teh Darjeeling? Langsung dari tanah India. Saya akan sangat senang bila Tuan bisa memberikan pendapat anda akan... teh dari negeri jauh di timur.

Sekali lagi suara Vanya menarik perhatian Saif, tawaran yang manis kan? Mungkin saja senja ini akan terasa lebih baik dengan secangkir teh India hangat bersama teman mengobrol.

Suara tenor Saif terlepas dari sela bibirnya ke pada gadis berambut hitam itu, "Tentu saja Nona... tentu saja."
Back to top Go down
Ciel Michaelis

Ciel Michaelis


Posts : 54
Pemilik : Cairy

Biodata
Posisi: Section Staff
Cabang: Afrika - Timur Tengah
Umur: 24 tahun (tapi terlihat lebih muda)

[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime23rd January 2010, 21:02

Yah begitulah, hanya melongo ketika nona Finder menjawab pertanyaannya. Iya juga, itu rok bukan kertas, masih bisa dicuci, mengapa Ciel harus menampakan ekspresi serba khawatir seakan ini adalah akhir dari dunia.

... Peluh, keringat dingin bercucuran. Khawatir, ia salah bergaul lagi. Oh dunia memang sulit dimengerti, mengapa manusia adalah makhluk yang paling ingin ia hindari di dunia ini. Mengeratkan buku-buku di pelukannya, selanjutnya hanya melamun biasa.

Mengenai pembicaraan sebelumnya, "Oh.. saya harap istirahat Anda menyenangkan."[i] Menyenangkan ya? Ya... yah, bisa saja menjadi menyenangkan, namun idak ada yang membuat istirahatnya menyenangkan. Apalah itu, sebuah fenomena bahagia yang lama hilang dari pikirannya, dan tidak pernah terpikir lagi untuk mendapatkan hal tersebut.

"Terima kasih," setidaknya tuan Exorcist tidak lagi menanyakan soal ini-itu, hal yang tidak bisa dijawabnya.

...

Jadi, bagaimana sekarang? Waktu istirahat masih ada. Ciel ingin melakukan sesuatu, seperti membaca buku atau... apa?

[i]"Apa Tuan sekalian tertarik dengan teh Darjeeling? Langsung dari tanah India. Saya akan sangat senang bila Tuan bisa memberikan pendapat anda akan... teh dari negeri jauh di timur."


"Darje..." mengerutkan dahi sembari mengulang nama yang tadi nona Finder itu sebutkan. Rasanya nama itu terdengar asing, apalagi dengan nama tanah yang disebutkannya tadi. "Uh..." bagaimana ia harus menjawab? Sebenarnya Ciel tidak bisa mengatakan tidak tapi tidak begitu tertarik untuk mengatakan ya. Lagipula ia jarang minum teh, apalagi teh yang berasal dari luar negeri. Bagaimana kalau nanti rasanya aneh?

"Tentu saja Nona... tentu saja." tuan Exorcist sudah meng-iya-kan. Jadi... apa ia harus turut melakukan hal tersebut?

Diam sejenak. Sebelumnya pernah ditawarkan hal serupa oleh kepala bagiannya, yah walau hal itu karena sebuah kesalahpahaman. Namun yang terjadi di sini bukan karena kesalahpahaman kan? "Uhm... ya... yah, boleh." Akhirnya turut meng-iya-kan. Semoga itu bukan keputusan yang salah.
Back to top Go down
Sponsored content





[AFRICA] Of Tea and Twilight Empty
PostSubject: Re: [AFRICA] Of Tea and Twilight   [AFRICA] Of Tea and Twilight I_icon_minitime

Back to top Go down
 
[AFRICA] Of Tea and Twilight
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» [AFRICA] D-Day
» [AFRICA] The Date
» [AFRICA] No Regret
» [AFRICA] Truly Troublesome
» [AFRICA] Bug's Problem

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Black Order Headquarters :: Black Order Archives :: Incomplete Tales-
Jump to:  
Free forum | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Forumotion.com