Black Order Headquarters
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


An Indonesian D.Gray-Man original character (OC) roleplay forum. Set in an alternate 1880s.
 
HomeSearchLatest imagesRegister[CENTRAL] Loneliness I_icon_mini_registerLog in
Time

Selamat datang di Black Order Headquarters! Waktu dunia Black Order HQ saat ini adalah: Februari 1880

[CENTRAL] musim dingin, bersalju dan hawa menusuk

[ASIA] musim dingin, sejuk namun kering

[AMERICA] musim dingin, badai salju di akhir bulan

[AFRICA] musim dingin, sedikit salju di awal bulan

Acara mendatang:

- Valentine Grand Ball

(Kontak staf jika memiliki ide)

Shoutbox

ShoutMix chat widget
Affiliates

ClampFactory Al'loggio

code-geass

tenipuri-indo

Saint-Sanctuary

Neverworld

Aria Academy High School Fighter Role Play Forum

Don't be shy, affiliate with us!
 
Latest topics
» Free Talk
[CENTRAL] Loneliness I_icon_minitimeby Ravel Kohler 21st December 2015, 17:50

» [AMERICA] Unusual Training
[CENTRAL] Loneliness I_icon_minitimeby Keith Warringstate 21st June 2011, 23:10

» English Free Talk
[CENTRAL] Loneliness I_icon_minitimeby Wilhelm U. Smith 19th February 2011, 21:17

» [Central] The History Might Have Recorded Us
[CENTRAL] Loneliness I_icon_minitimeby Fuchsia Scarlet 13th February 2011, 12:21

» [CENTRAL] Looking Around
[CENTRAL] Loneliness I_icon_minitimeby Lumiere A. Etoile 6th February 2011, 20:13


 

 [CENTRAL] Loneliness

Go down 
2 posters
AuthorMessage
Theodora Xena

Theodora Xena


Posts : 15

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Eropa
Umur: 39 tahun

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime10th June 2009, 15:32

Xena hanya berkedip beberapa kali, melihat seorang General cabang central masuk dengan penuh. General yang satu ini, ia dengar, memiliki sikap yang cuek seenak-jidat, tidak pedulian, dan... kurang kooperatif dalam berebagai macam situasi. Pada akhirnya, Xena hanya mendengar hal tersebut dari mulut orang lain. Pada kenyataannya, Xena tidak bisa menaruh pendapat orang lain pada figur yang masih saja berdiri di depan pintu.

Xena tidak pernah melihat Francis bersikap demikian. ...setidaknya tidak ketika ia di depannya.

Wanita berwujud gadis-sembilan-belas-tahun ini menyunggingkan senyum. Rengutan yang ada pada wajahnya segera hilang, sementara dirinya mulai menebak-nebak apa keperluan general satu ini sehingga ia melangkahkan kakinya ke dalam ruangan. Apakah beliau ingin mengambil sebuah Innocence untuk dibawa? Atau justru belia menemukan Innocence?

Quote :
"Ah, maaf Yang Mulia Xena... Apa hamba menggangu??

"Tidak, tidak sama sekali." Xena hanya berkata singkat, agak pelan malah. Jelas, dia sendiri sepertinya belum keluar dari renungannya. Dia juga sebenarnya setengah berharap kalau yang masuk ke dalam ruangan tersebut adalah sang Chief Supervisor.

Tidak bisa bertemu dengan sahabatnya sendiri, denga kemampuan sendiri, dan hanya bisa menunggu orang lain untuk mesuk ke ruangannya--hanya untuk bertemu. Inilah yang ia benci dari innocencenya.

"Masuklah, General Francis. Apa yang membawamu ke ruangan ini?" Xena kemudian bertanya, senyumnya masih terpampang. Di saat seperti ini, yang bisa ia lakukan adalah mem-fokuskan diri pada pekerjaan yang ada dan menyingkirkan pikirannya yang lalu.
Back to top Go down
Francis U. C. Karlsen

Francis U. C. Karlsen


Posts : 96
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: General
Cabang: Eropa
Umur: 27

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime25th September 2009, 21:59

"Tidak, tidak sama sekali."

Suaranya terdengar pelan—bahkan Francis tidak akan bisa mendengarnya kalau saja ia tidak berkonsentrasi, entah apa yang menjadi pikirannya, manik obsidiannya meyakinkan dirinya bahwa sosok 'Tuhan'nya ini entah kenapa merasa terganggu walaupun yang terdengar oleh telinganya adalah jawaban yang bertolak belakang. Sesaat dirinya terombang-ambing atas pilihan untuk terus melanjutkan langkahnya atau tidak, manik obsidiannya berputar—mengobservasi ruangan untuk memakan waktu.

Namun yang ia lakukan adalah, terus melangkah masuk.

"Masuklah, General Francis. Apa yang membawamu ke ruangan ini?"

"Nothing."

Hanya ingin melihat sosokMu saja.

"Hanya ingin meletakkan kembali Innocence yang kubawa." Setengah berbohong, Francis mengeluarkan Innocence berbentuk gelang dari perak dari saku jubahnya, yang memang ia ambil untuk berpatroli—berharap bertemu dengan orang yang cocok dengan innocence ini. Mungkin dari antara General lain, Francis merupakan sosok yang sering keluar-masuk ruangan Innocence dengan alasan berpatroli, padahal nyaris waktunya ia habiskan untuk memperhatikan Xena. Sosok yang amat dikaguminya, merupakan penyelamatnya.

Kalau saja tidak ada dia, mungkin Francis akan mati—dibiarkan sengsara dengan Innocence miliknya yang berjenis parasit, selamanya menyiksanya dengan rasa sakit yang tak tertahankan. Walaupun sekarang ia sudah dapat menahan rasa sakitnya.

Francis kembali melirik sosok sembilan belas tahun itu, menatap senyumannya yang tampak memiliki kesedihan di balik wajah cantik itu—menatapnya dengan pandangan lembut dan kagum, terikat oleh pesonanya yang tidak akan dimengerti orang lain kecuali Francis. Mulutnya sedikit terbuka, seperti hendak menyampaikan sesuatu namun sedikit ragu. Francis kembali membungkam mulutnya, berpikir sebaiknya apa yang harus dibicarakan—sebab ia merasa situasinya sudah mulai tidak nyaman.

"Kurasa—semakin sulit mencari orang yang kompatibel dengan Innocence."

Sebuah topik bodoh.
Back to top Go down
Theodora Xena

Theodora Xena


Posts : 15

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Eropa
Umur: 39 tahun

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime27th September 2009, 10:38

"Hanya ingin meletakkan kembali Innocence yang kubawa."

'Lihat Xena? Bahkan topik pembicaraan paling banter yang bisa kau dapat... pasti menyangkut Innocence'

Ukiran lingkaran yang berada di tanah bersinar, sementara beberapa potongan lantai mulai naik, melayang-layang di udara. Mata kecoklatan milik personanya sempat berkilat kecewa, namun semua itu segera hilang bersama hampir seketika.

Gelang perak yang dibawa oleh jendral tersebut entah mengapa mengingatkannya pada perhiasan yang mungkin bisa ia kenakan selama masa remajanya. Ironis, karena meskipun sudah delapan belas tahun waktu berjalan, wanita ini masih merasa sebagai seorang gadis--seakan waktu tidak mempengaruhi pola pemikirannya sama sekali. Dari beberapa sisi, pernyataan itu benar; di lain pihak, juga salah.

Sebuah potongan lantai yang naik ke udara, mendekati figur Francis yang sudah berada dalam ruangan. "Kau boleh meletakkannya di sana, Jendral. Sisanya, biarlah saya yang urus." Suara Theodora kali menggaung dalam ruangan--mulut sosok gadis ini tidak terkatup, namun matanya sempat menutup. Manik coklat miliknya kembali terlihat, kini pandangannya sedikit datar dan tenang.

"Kurasa—semakin sulit mencari orang yang kompatibel dengan Innocence."

Dahi dari wujud gadis ini mengerut. Pernyataan tersebut memang ada benarnya, bahkan sejak ia belum menjadi seorang Exorcist. Orang yang cocok menjadi akomodator harus menjadi selaras dengan innocence tersebut. Menjadi selaras berarti bersinkronisasi dengan innocence tersebut dalam waktu lama, hingga akhirnya innocence tersebut menilai apakah calon akomodator cocok menggunakannya. Proses ini bisa terjadi dalam waktu lama... atau justru dalam waktu yang sangat cepat.

"Innocence-lah yang memilih akomodatornya, bukan sang akomodator yang memilih." Sempat terbesit dalam bayangannya seorang Jendral berambut pirang dengan sinkronisasinya yang perlahan turun. "Kalaupun ada yang terpilih, keselarasan antara keduanya pun harus dijaga. Jatuhnya sinkronisasi antar akomodator dan innocence-nya bisa mengakibatkan hal yang berbahaya..."

Sorot mata gadis ini melunak. Kalau dipikir-pikir, ia sudah sangat jarang meracau seperti ini--pernyataan yang diberikan oleh exorcist wanita ini tampak off-topic dengan pertanyaan sang jendral. Sebuah potongan lantai kembali naik, kali ini tepat di depan Xena.

"Kalau anda masih memiliki waktu untuk diluangkan, silakan duduk Jendral. Aku ingin mendengar cerita anda." Seulas senyum muncul pada sosok wanita ini. Inisiatif untuk memulai pembicaraan? Lebih baik, daripada ia harus meratapi limitasinya karena tidak bisa berpindah dari ruangan ini.
Back to top Go down
Francis U. C. Karlsen

Francis U. C. Karlsen


Posts : 96
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: General
Cabang: Eropa
Umur: 27

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime28th September 2009, 01:05

Tempat yang penuh mistis—entah kenapa Francis menyenangi tempat ini, mungkin karena keberadaan Xena itu sendiri. Sebagai seorang yang tidak menganut agama apapun—setidaknya, Katolik itu hanya identitas formalnya—Francis bersyukur karena ia sendiri bisa melihat sosok 'Tuhan'nya. Sebuah senyuman tersungging di wajahnya ketika melihat 'keajaiban' yang terjadi—walaupun manik obsidiannya sempat menangkap kilatan yang...mencurigakan. Perasaan negatif, walaupun entah kenapa Francis memilih untuk menganggapnya perasaannya semata.

Seperti tidak mau mengakui bahwa keberadaannya itu bahkan tidak bisa menghilangkan rasa kecewa Xena.

Francis tidak pernah mencari tahu soal Xena, yang ia tahu adalah ia mengaguminya. Ia tidak tahu siapa Xena selain 'Innocence' hidup dengan tugas menjaga seluruh Innocence yang terkumpul selama ini. Entah karena tidak peduli, atau takut, atau ada alasan lain tersendiri, ia tidak pernah bertanya lebih lanjut tentang sosok Xena. Mau bertanya pada siapa? Chief Supervisor yang bahkan tidak diketahui namanya? Yang bahkan ia sendiri tidak bisa mengingat wajahnya? Lagipula Xena juga pasti merasa tidak nyaman apabila diselidiki seperti ini.

Sebuah potongan lantai mendekatinya, seperti dikendalikan oleh Xena—sosok itupun memerintahkan dirinya untuk meletakkan Innocence tersebut di sana. Agak sayang, namun dirinya menurutinya dengan meletakkan gelang perak yang indah tersebut di atas potongan lantai, dengan mata yang melirik Xena dengan suara yang menggaung di dalam ruangan. Sebuah pandangan datar dan tenang—tidak memberikan rasa nyaman pada orang yang melihatnya, sama sekali. Andai saja ia bisa menghilangkan ekspresi itu dan menggantinya dengan senyum tulus.

Hanya sebuah harapan kosong, kan'? Menyedihkan.

...sejak kapan Francis Karlsen berpikiran sentimentil seperti ini?

"Innocence-lah yang—"
"—nya bisa mengakibatkan hal yang berbahaya..."


Francis terdiam sejenak mendengarkan penjelasan singkat dari Xena, membuatnya berpikir ulang. Apabila ia sengaja tidak menjaga sinkronisasi antar dirinya dengan Innocence yang menempel di kulitnya, apakah perlahan-lahan akan menghilang dan melepaskannya dari kesengsaraan?

Pertanyaan itu selalu berputar di benak Francis.

"Kalau anda masih memiliki waktu untuk diluangkan, silakan duduk Jendral. Aku ingin mendengar cerita anda."

Tapi sudah tidak lagi, setidaknya untuk sekarang.

"Aku tidak punya banyak cerita sih—cuma seperti biasa, merasa kecewa karena kurang tantangan. Bagaimanapun juga saat masih sehat—yang diinginkan adalah tantangan, kan?"

Francis bersyukur dirinya memiliki Innocence, sebab ia bisa bertemu dengan Xena—dan juga disciple-disciplenya yang menarik dari berbagai sisi. Francis tidak pernah menyesali kesengsaraan yang didapatnya, malah ia selalu menyunggingkan senyum ketika mengingatnya, seakan-akan mengucapkan terima kasih.
Back to top Go down
Theodora Xena

Theodora Xena


Posts : 15

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Eropa
Umur: 39 tahun

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime28th September 2009, 14:34

"Aku tidak punya banyak cerita sih—cuma seperti biasa, merasa kecewa karena kurang tantangan. Bagaimanapun juga saat masih sehat—yang diinginkan adalah tantangan, kan?"

Bibir sosok gadis ini menyunggingkan sebuah senyum, amused. Ia tahu bahwa sosok yang tengah duduk di depannya sudah melalui berbagai macam hal, mungkin beberapa di antaranya bukan sesuatu yang seharusnya dilalui seorang biasa. Takdir seorang exorcist? Daripada takdir, Xena lebih memilih istilah kewajiban.

"Begitukah?" Nada suara Xena terdengar ringan. "Tantangan akan selalu ada ketika kau memutuskan ke mana kakimu melangkah, bukan?"

'...Tantangan muncul ketika kau memilih.'

Sosok gadis ini menutup matanya lagi. Bodoh, menurutnya. Sudah 18 tahun ia mengabdi pada organisasi ini, seharusnya dia tidak perlu bersedih lagi karena mengorbankan sebuah hal demi membantu dalam perang melawan The Earl. Seharusnya, dalam 18 tahun kewajibannya, Xena sudah belajar mengikhlaskan kehilangannya.

Mata coklat kembali muncul di balik pelupuk, senyum yang ada di wajahnya sedikit bergetar--menangis? bukan. Ada saat di mana ia tidak bisa menerima hal yang menimpanya, salah satunya adalah sekarang, di depan seorang Jendral yang biasa datang menjenguknya, selain sahabatnya Ezekiel Wright.

'Lebih baik ganti topik...?'

"Jendral. Anda tidak memforsir diri anda menggunakan Innocence, bukan?" Sebuah pertanyaan, hanya untuk memastikan kalau beliau memang menjaga diri dengan baik. Hanya sekedar khawatir; mereka dengan tipe innocence parasit cenderung memiliki jangka hidup yang cenderung lebih pendek, karena Innocence mereka cenderung mengambil life force mereka. Mungkin karena itulah... Innocence-nya sendiri tidak mau vessel yang hidup...

...dan akhirnya memilih ruangan tersebut sebagai wadahnya.




OOC: sori rada aneh = =
Back to top Go down
Francis U. C. Karlsen

Francis U. C. Karlsen


Posts : 96
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: General
Cabang: Eropa
Umur: 27

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime7th October 2009, 16:18

Sebuah senyuman terlihat dari sosok Xena—memberikannya sedikit rasa lega, walaupun entah apa senyuman yang muncul itu adalah tulus dari dalam hatinya atau hanya pajangan untuk menenangkan semua orang. Mungkin ada baiknya selalu bersikap jujur, tapi bagi sebagian orang yang merasa tidak mau merepotkan orang lain, mereka akan memilih untuk terus-terusan tersenyum dan berkata 'tidak apa-apa' dan apabila dugaan Francis benar, Xena adalah salah satu orang yang seperti itu.

"Begitukah?"
"Tantangan akan selalu ada ketika kau memutuskan ke mana kakimu melangkah, bukan?"


"Tidak juga. Terkadang 'tantangan' yang terlalu mudah itu tidak bisa dikategorikan sebagai tantangan." Jelas Francis dengan mengembangkan senyumannya—sebuah hal yang agak ajaib melihat Francis bukanlah tipikal orang yang suka bersosialisasi. Mungkin yang dilakukan oleh Francis sama seperti berdoa? Orang yang jarang bersosialisasi akan cenderung mengatakan banyak hal di dalam dirinya, sehingga keabnormalannya yang menganggap Xena sebagai Tuhan membuatnya dapat berbicara dengan gamblang.

Namun baru saja Francis menyelesaikan ucapannya, air wajah Xena kembali tidak bagus. Mungkin memang seseorang serendah dirinya tidak akan bisa membuat sosok Tuhannya ini bergembira. Walaupun sosok dewa ini sama sekali eksis, bukan dalam artian hanyalah sekedar kepercayaan dan iman, namun sosok dewa ini memiliki kehidupan sebelumnya, membuat Francis semakin percaya akan Xena yang telah menyelamatkan dari kesengsarannya.

Ia pikir ia akan mati saat itu.

"Jendral. Anda tidak memforsir diri anda menggunakan Innocence, bukan?"

"Tidak—aku jarang menggunakannya. Biasanya aku hanya menghalau mereka dan membiarkan discipleku yang menghabisi mereka."

...sebab...

"Innocence tipe parasit mengambil life force, kan? Dan aku masih mau hidup lebih lama." Jelasnya, namun tidak ada rasa sedih ataupun getir dalam kalimatnya yang mengandung sebuah unsur kematian. Menikmati hidup, bagaimana caranya—walaupun harus terkurung dalam satu kubah.

"Menikmati hidup itu banyak cara, kan?"

Mungkin kalimat terakhir adalah sebuah hiburan untuk sosok di depannya. Francis memang individualis, namun ia mengerti benar bahwa sendirian terus-menerus akan menggerogoti perasaan dan lama-kelamaan mereka akan rindu dengan keramaian. Kesepian.
Back to top Go down
Theodora Xena

Theodora Xena


Posts : 15

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Eropa
Umur: 39 tahun

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime9th October 2009, 11:29

Tawa renyah. Xena selalu tertawa demikian apabila ada saja orang yang menghadapanya berkata demikian—bahwa ada beberapa hal yang memang tidak pantas untuk dianggap sebagai tantangan. Mereka yang melaksanakan misi dengan baik, mereka yang menunggu kepulangan sahabat karib mereka dari perang, mereka yang hanya bisa bertemu dengan anggota keluarganya dalam sebuah pertemuan singkat—bagi beberapa orang, hal-hal tersebut mungkin adalah tantangan. Bagi orang lain, hal-hal tersebut mungkin sudah merupakan bagian dari siklus kehidupan yang harus dijalani. Beberapa menganggap hal-hal kecil sebagai tantangan, sementara yang lain memandang yang lebih besar.

Perbedaan perspektif. Alangkah hebatnya Tuhan yang telah menciptakan berbagai macam rupa… serta pemikiran.

’Bukankah kau seharusnya bersyukur dengan apa yang kau punya, Xena?’

Senyum lega segera merayapi wajahnya—ingin rasanya menampar diri sendiri karena meratapi apa yang telah ia lepas. Bagaimanapun juga, yang telah pergi memang tidak bisa didapatkan kembali. Daripada merenunginya, lebih baik ia fokus dengan apa yang ia punya, kemudian turut berkontribusi pada gerakan yang kini dipimpin oleh Wright. Ah, pria itu… sudah cukup lama ia tidak melihat batang hidungnya. Kembali terpenjara di balik tumpukan kertas, kah?

Mata coklatnya menelusuri figur pria yang ada di depannya, menunggu jawaban dari sang jendral. Ia mengekspektasi jawaban dari jendral ini, tentang pertanyaannya yang kedua—

"Tidak—aku jarang menggunakannya. Biasanya aku hanya menghalau mereka dan membiarkan discipleku yang menghabisi mereka."

—dan dagu tertopang pada tangan kanan, sementara Theodora hanya manggut-manggut. Kebiasaan lama sepertinya tidak bisa hilang, karena inilah yang ia lakukan selama Samuel Wright, supervisor cabang Eropa terdahulu, mengoceh. Jangan salah, ini bukan berarti ia kebosanan sampai akhirnya tidak mendengarkan. Justru sebaliknya, sosok gadis ini sekaligus memperhatikan figur jenderal ini dari segala arah. Bukankah yang berdiri di depan itu hanyalah proyeksi dari jendral ini?

"Innocence tipe parasit mengambil life force, kan? Dan aku masih mau hidup lebih lama."

Kepalanya pun akhirnya diam, sadar bahwa ia telah menggiring pembicaraan pada sebuah topik yang… cukup sensitif. Xena tahu; ia sendiri sedikit heran ketika dirinya tidak menemukan adanya hint-hint nada sedih pada suara Francis. Tidak ada, seakan Jendral tersebut sudah menerima fakta itu secara lapang.

Dengan satu gerakan afirmatif, Xena hanya menganggukkan kepala. Fakta tidak bisa disangkal.

"Menikmati hidup itu banyak cara, kan?"

Sorot mata sosok gadis berumur 19 tahun ini terpaku pada figur Francis, diikuti dengan sorot penglihatannya dari sekujur ruangan—siapa bilang mata dari exorcist wanita ini hanya sepasang? Ruangan ini adalah Theodora Xena sendiri. Tak ada yang bisa keluar dari ruangan tersebut tanpa sepengetahuannya. Sementara itu, mengenai pernyataan Francis sendiri…

“Ya, menikmati hidup banyak caranya.” Sosok gadis ini hanya menerbitkan senyum tipis. “Bagimu, mungkin dengan menggoda gadis-gadis lain yang ada di markas ini—” terbersit dalam benaknya laporan-laporan pengaduan beberapa gadis yang sampai ke tangan Ezekiel; Xena kebetulan saja kecipratan beberapa informasi berkaitan dengan Jendral yang ada di depannya. “—bagiku, mungkin dengan bertukar pikiran seperti ini…”

Sorot mata mengeras, terpaku sekali lagi pada jendral yang ada di depannya. “…kemudian mencari cara agar kalian… bisa menikmati hidup lebih lama.”

Mau berubah menjadi apapun, ia masihlah seorang saintis. Saintis bertugas mencari ilmu, kemudian menerapkannya dalam lapangan. Bila ia bisa menemukan cara untuk memperpanjang waktu bagi para exorcist tipe parasit, ia akan menerapkannya. Setidaknya dengan demikian, ia tidak hanya berdiam diri menjaga innocence yang ada di dalam ruangan.
Back to top Go down
Francis U. C. Karlsen

Francis U. C. Karlsen


Posts : 96
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: General
Cabang: Eropa
Umur: 27

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime10th October 2009, 14:41

Akhirnya Xena tertawa—bukan tawa terpaksa yang biasanya diutarakan ketika hendak meyakinkan orang lain bahwa diri baik-baik saja walaupun yang sebenarnya terjadi jelas kebalikannya. Hal itu membuat Francis kembali mengembangkan senyumnya—seperti telah berhasil mengalahkan Akuma tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Sebuah achievement. Mungkin bagi Francis, bisa membuat Xena senang merupakan salah satu tantangan juga.

Begitu manis, bukankah seperti itu?

Xena memperhatikan setiap jawaban yang keluar dari mulutnya, kata demi kata yang keluar didengarkannya sambil bertopang dagu. Di mtanya Xena seperti anak muda yang antusias ketika mendengarkan sang guru mengajarkan sesuatu. Lucu dan—manis. Francis senang melihatnya, ketika wajah Xena tidak lagi dihiasi dengan gurat-gurat kesedihan dan kesepian.

“Ya, menikmati hidup banyak caranya.”

Francis balas menganggukan kepalanya ketika Xena mulai mengeluarkan pendapatnya. Seperti obrolan serius—cocok dengan tipikal seperti Xena, maafkan Francis yang bukan tipikal pria konyol dengan segala jenis kelakar yang siap mengundang tawa tiap orang. Semua ucapannya tidak dibuat-buat, kecuali ketika ia sedang menggoda gadis-gadis yang mungkin hanya ada satu dari dua puluh gadis yang terjebak, langsung keluar dari kepalanya tanpa disaring dulu.

Tapi siapa yang tahu—kalau itu merupakan sisi positif dari sang General? Tidak pernah memperhalus kalimat ketika menemukan titik lemah dari disciplenya dan siap mengkritik orang lain tanpa perasaan. Begitulah seorang Francis.

“Bagimu, mungkin dengan menggoda gadis-gadis lain yang ada di markas ini—”

Dari sekian banyak orang yang mengomentari Francis seperti itu, hanya komentar dari Xena yang mengundang senyum paksa dari wajah Francis—sama halnya ketika ketahuan melanggar peraturan yang tidak begitu berat—malu. Tangannya tiba-tiba bergerak menuju bagian belakang kepalanya—mengacak-ngacak rambut berwarna hitam pekat, sewarna dengan matanya. Hanya di depan Xena ia menunjukkan sosoknya yang seperti 'ini', bak anak kecil.

Sesuatu yang hilang terengut darinya.

“—bagiku, mungkin dengan bertukar pikiran seperti ini…”
“…kemudian mencari cara agar kalian… bisa menikmati hidup lebih lama.”


DEG!

Francis adalah pria yang mementingkan bentuk tubuh wanita—sudah jelas dengan korban-korban tangannya yang tidak bisa diam, bahkan bisa dengan tanpa dosa menyentuh bagian privat wanita. Semua orang sudah tahu bahwa Francis bukan pria baik-baik yang dapat dijadikan seorang suami, mungkin ini penyebabnya sampai sekarang ia belum menemukan pasangan hidupnya, dan semua orang juga tahu Francis menggunakan mata untuk menyukai wanita—bukan hati.

Tapi kenapa untuk Xena, degup jantungnya bertambah cepat? Walaupun ia tahu faktanya bahwa Xena tidaklah lagi berbentuk seorang wanita pada umumnya, bahkan sosok yang dilihat di depannya adalah hasil dari proyektor. Bagaikan hantu, tak berbentuk—bisa dibuat seperti apapun wujudnya, sesuai dengan keinginan. Xena mungkin adalah orang yang tidak mungkin dijadikan target. Tapi perasaan apa itu?

Rasa kagum?

Atau cinta? Entahlah.
Back to top Go down
Theodora Xena

Theodora Xena


Posts : 15

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Eropa
Umur: 39 tahun

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime12th October 2009, 17:55

Gestur yang nampak dari pria tersebut terkesan gugup dan canggung. Refleksi sebuah persona yang memang tengah menampilkan kebenaran? Baginya, Francis Karlsen hanyalah salah seorang jendral yang memiliki kecenderungan usil. Pun dibandingkan dengan seorang jendral berambut pirang yang belakangan ini berkunjung padanya ataupun satu-satunya jendral wanita yang paling bar-bar semarkas Eropa, Francis... bisa dikatakan cukup anteng di depannya.

Wujud gadis ini terkekeh. Anteng--satu kata yang tidak mungkin dikatakan wanita lain dalam markas ini. Bila melihat bagaimana keluhan-keluhan atas kelakuan Jendral yang satu ini, satu kata tersebut tidak mungkin--dan tidak akan pernah--merepresentasikan dirinya.

Di depannya, Francis terdiam. Tubuhnya seakan menegang--Xena sadar, dan tatapannya melunak. Apakah ia mengatakan hal yang salah? Sesuatu yang seharusnya tidak boleh diungkit?

Ia masih bisa merasa--dan mengerti--meskipun setelah beberapa belas tahun kehilangan tubuhnya.

"Anda tidak apa, Jendral?"

Suaara tersebut tidak keluar dari seluruh ruangan. Untuk pertama kali dalam beberapa lama, suara gadis ini seakan keluar dari persona yang tengah berdiri di depan Francis.
Back to top Go down
Francis U. C. Karlsen

Francis U. C. Karlsen


Posts : 96
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: General
Cabang: Eropa
Umur: 27

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime12th October 2009, 20:20

Mungkin perbedaan itulah yang membuatnya seperti ini—ketika seseroang tidak menatapnya dengan pandangan jijik ataupun kesal, serta mengharapkan asng General musnah saja dari peradaban. Namun bohong besar kalau Francis mengakui bahwa sebenarnya ia sakit hati—entah kenapa ia malah menikmati tatapan mereka, seperti berhasil mengintimidasi mereka dalam satu hal tertentu. Lucu saja melihatnya, walaupun mungkin tidak akan ada yang mengetahui perasaan apa yang dirasakan Francis.

Xena terkekeh—wujudnya, entah bagaimana dengan isi hatinya, namun tidak terlihat kesedihan di wajahnya untuk sementara...selama guratan itu tidak terdeteksi oleh Francis, ia tidak akan bermuram dan merasa telah dikalahkan tantangan terberatnya. Tidak bisa disentuh, itulah sebabnya Francis merasa tantangannya cukup besar—sedingin apapun manusia, mereka masih menikmati sentuhan hangat dari sesamanya, sehingga mengembangkan senyum jelaslah lebih mudah.

Tapi untuk Xena?

Bahkan menyentuh kulitnya saja Francis tidak bisa.

"Anda tidak apa, Jendral?"

Kenapa kau begitu peduli?

"Tidak apa-apa kok." Jawabnya, melirik ke arah Xena yang...suaranya terdengar berbeda. Sejak ia pertama kali datang dan berinteraksi dengannya, yang seakan-akan bicara adalah ruangan tersebut—Francis sudah terbiasa, sungguh, ia tidak keberatan atau merasa tidak nyaman terhadap ciri khas Xena yang ditemuinya entah berapa tahun yang lalu, sudah cukup lama semenjak manik obsidiannya terpukau akan sosok Xena—lebih dari sepuluh tahun.

Sekarang sekana-akan ia berbicara dengan sosok hidup Xena—hanya ada satu sumber suara tersebut. Untung saja sosok Xena tidak menyejajarkan dirinya dengan Francis, atau ia dengan tidak pedulinya akan menggapai tangan untuk mencoba menyentuh Xena. Ya—entah kenapa ia ingin bisa menyentuhnya, seperti tidak percaya bahwa dia bisa memilih seorang wanita berdasarkan hatinya—menyangkal kenyataan bahwa Xena memiliki posisi penting pada perasaannya.

Tuhan.

Pertama kalinya Francis menyebut nama itu.

Perasaan apa ini?
Back to top Go down
Theodora Xena

Theodora Xena


Posts : 15

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Eropa
Umur: 39 tahun

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime22nd October 2009, 20:19

Bohong.

Sebuah kebohongan--Xena dapat mengetahui perbedaan nada suara yang dilontarkan oleh pria ini. Jangan salah, ia tidak hanya ruangan yang hanya bisa melihat figur Jendral tak beretika ini. Setiap partikel udara yang ada di dalam ruangan itu, semuanya adalah bagian dari Xena. Ini adalah daerahnya--satu daerah yang tidak akan ia lepas semudah dirinya mengikhlaskan raganya pada Guardian. Di setiap getaran partikel putih-kehijauan, Xena tahun bahwa Francis menahan.

Menahan apa? Pertanyaan yang bagus.

"Audiensi ini dianggap selesai... kalau memang tidak ada hal lain yang bisa dibicarakan--kau tahu itu."

Yang jelas, semuanya akan selesai di sini bila kau diam sekarang.


Matanya kali ini kosong, mulai menunjukkan enigma tersendiri. Berpikir--satu kata yang mungkin tepat mendeskripsikan apa yang tengah dilakukan Xena. Kata-kata yang telah ia ucapkan dapat berarti memancing Francis untuk mengutarakan apa yang ada di pikirannya, atau malah menyuruhnya keluar dari ruangan sesegera mungkin.
Back to top Go down
Francis U. C. Karlsen

Francis U. C. Karlsen


Posts : 96
Poin RP : 20

Biodata
Posisi: General
Cabang: Eropa
Umur: 27

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime28th October 2009, 21:34

"Audiensi ini dianggap selesai... kalau memang tidak ada hal lain yang bisa dibicarakan--kau tahu itu."

"Tunggu—"

Apa yang harus Francis katakan? Ia tidak ingin keluar dari tempat ini sekarang, ia masih ingin menghabiskan waktu bersama Xena—satu-satunya hal yang dapat ia lakukan untuk membuat dirinya diingat oleh sosok penjaga itu. Menyentuhnya tidak mungkin, terlebih Xena sudah menjadi sosok seperti ini bahkan sebelum Francis datang ke Black Order—Xena tidak memiliki memori yang berarti bersama Francis dan akan sangat sulit dibuat sekarang.

Mengingat keadaan mereka berdua yang benar-benar berbeda, walaupun keduanya manusia—Innocence Xena menggerogoti tubuhnya—mereka tetap tidak bisa bersatu, bagaimanapun juga Francis mengekspresikan cintanya, tentu saja Xena tidak akan menerimanya. Menyakitkan, seorang playboy dan juga pemangsa wanita malah dibuat panik oleh perasaan cintanya yang tidak akan berbalas, hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Francis sebelumnya.

'Pikir Francis, PIKIR! Keluarkan sebuah kata-kata untuk menahan kakimu di sini.'

Francis berusaha mensugesti dirinya sendiri, manik obsidiannya bergerak liar untuk mencari ide yang sekiranya akan datang memenuhi otaknya—melupakan fakta bahwa Xena bisa saja memperhatikannya dari partikel-partikel ruangan yang ada di sini. Nafasnya mulai tidak beraturan, baru kali ini Francis dibuat panik oleh seorang wanita—Theodora Xena, sosok wanita yang bisa memenjarakan hati Francis yang bahkan mengaku tidak pernah jatuh cinta secara emosional.

Namun ia terpaksa mengingkari kata-katanya, sebab ia memang jatuh cinta, walaupun seringkali diberi alasan bahwa ia hanya kagum, tetap saja perasaan penuh emosi ini tidak akan bisa Jose acuhkan.

"Ehm."

Francis mengulur waktunya.

"Agak personal—apa ada orang yang memenuhi pikiran anda?"

Semoga saja ia tidak diusir.
Back to top Go down
Theodora Xena

Theodora Xena


Posts : 15

Biodata
Posisi: Exorcist
Cabang: Eropa
Umur: 39 tahun

[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime4th November 2009, 22:33

"Tunggu—"

Pandangan kosong yang sempat mendominasi penglihatan figur wanita ini mendadak berisi kembali, dipenuhi dengan beberapa pertanyaan. Dari segala waktu yang ada, saat ini memang saat terakhir ketika seseorang berhak mengutarakan secara sempurna apa yang ada di pikirannya. Hipotesis psikologis ini dipegang sang exorcist wanita dari awal ia berhadapan dengan seorang Ezekiel Wright; sejak ia menjadi teman baiknya dulu.

Ah, kalau mengingat masa lalu yang tidak mungkin digapai lagi... menyedihkan bukan?

Kepala segera mendongak. Meskipun sang wanita memiliki kemampuan untuk melihat sang jendral dari segala sisi, wanita ini hanya bisa melihat bagaimana liar pergerakan manik hitam milik sang jendral dari sisi figur bayangannya. Kepanikan--rasa adrenalin mungkin tidak membuat rasa panik tersebut terpancar dari sang jendral. Mungkin, rasa panik itu muncul karena suatu hal yang lain.

"Agak personal—

Alis mata dari figur wanita ini naik sebelah. Personal? Sejak kapan ia menjadi pribadi yang personal? Tubuh saja sudah tak punya; sekarang pun, ia tidak hidup. Dia dan innocencenya hanya meminjam ruangan tersebut sebagai wajah. Di satu sisi, ia punya personalitas--anak dari identitas yang sudah menjaganya tetap waras selama dua dekade.

Pertanyaan yang bagus, menurut sang wanita; setidaknya, dengan kata-kata pengawal tersebut, Theodora Xena akan selalu teringat bahwa dahulu kala pun... ia juga manusia.

"—apa ada orang yang memenuhi pikiran anda?"

Manik kecoklatan bersembunyi di belakang pelupuk mata. Tebayang sebuah bayangan seorang pria yang telah lama menjadi sahabatnya, melaewati suka dan duka. Di satu sisi, ia teringat akan pengakuan cintanya--sesuatu yang tidak mungkin ia kabulkan pada pria tersebut, meskipun ia menunggu selamanya. Bagi dunia, Theodora Xena sudah tiada--toh ia sudah tidak berjasad, bukan? Ia hanyalah hantu akibat perbuatan nyata Guardian.

Mengkomplain-kah dirinya? Seharusnya ia belajar untuk ikhlas.

"Ada, jendral." Bibir kecil tersebut segera menggaris. Perlahan, bibir itu membentuk senyum tipis--senyum sedih yang ia tampilkan di awal pertemuan mereka berdua. "Namun kami takkan bersama--karena bagi dunia..."

...aku telah tiada.


"...fisiologisku memang sudah membatasi, bukan?"

Senyum sedih tersebut segera digantikan dengan sebuah ekspresi kosong. Mata coklat kembali bersembunyi di belakang pelupuk mata, sementara balok-balok lantai yang melayang-layang di udara segera kembali ke tempat asalnya, "Sebaiknya anda melapor pada Chief Supervisor segera, jendral--mengenai pengembalian innocence yang anda bawa kepada saya, bukan?"
Back to top Go down
Sponsored content





[CENTRAL] Loneliness Empty
PostSubject: Re: [CENTRAL] Loneliness   [CENTRAL] Loneliness I_icon_minitime

Back to top Go down
 
[CENTRAL] Loneliness
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» [CENTRAL] Gunslinger
» [CENTRAL] A Cup of Tea?
» [CENTRAL] Looking Around
» [Central] Bored
» [CENTRAL] Coincidental

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Black Order Headquarters :: Black Order Archives :: Incomplete Tales-
Jump to:  
Create a forum on Forumotion | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Forumotion.com